
Malam Nishfu Sya’ban (Malam ke lima belas Sya’ban) adalah malam yang sangat mulia di mana nafahat, maghfirah, dan rahmat Allah ﷻ turun dengan sangat deras. Oleh sebab Nabi ﷺ menganjurkan untuk memperbanyak amal di dalamnya, Beliau ﷺ bersabda:
ِإذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا
Jika tiba Malam Nishfu Sya’ban maka hidupkanlah malamnya (dengan ibadah) dan berpuasalah di siang harinya.(HR Ibnu Majah)
Umat Islam semenjak dahulu menjadikan malam ini sebagai malam mulia. Al-Fakihi dalam Akhbaru Makkah mengatakan tentang amalan para penduduk Mekah dahulu di Malam Nishfu Sya’ban:
“Penduduk Mekah dahulu sampai zaman ini, jika tiba Malam Nishfu Sya’ban maka semua orang, lelaki maupun wanita, keluar menuju Masjidil Haram. Lalu mereka melakukan shalat sunah, thawaf, dan menghidupkan malam itu sampai pagi dengan membaca Al-Qur’an di Masjidil Haram sampai menghatamkan keseluruhannya. Lalu mereka melakukan shalat sunah, di antara mereka ada yang shalat sampai 100 rakaat dengan membaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas sepuluh kali setiap rakaatnya. Lalu mereka mengambil air Zamzam di malam itu dan meminumnya, mandi dengan airnya, dan menyimpannya untuk yang sakit dengan harapan mendapatkan keberkahan dari malam ini.”
Para ulama menyebutkan beberapa amalan yang dianjurkan di malam yang mulia ini, di antaranya adalah:
- Menghidupkan Malam Nishfu Sya’ban Dengan Ibadah
Hidupkanlah malam Nishfu Sya’ban dengan berbagai ibadah baik berupa shalat sunah, dzikir, shalawat, doa, taubat, bacaan Al-Qur’an dan lainnya. Ini berdasarkan hadits Nabi ﷺ di atas. Terdapat ganjaran yang besar dalam menghidupkan malam ini. Sahabat Muadz bin Jabal meriwayatkan sabda Nabi ﷺ:
مَنْ أَحْيَا اللَّيَالِيَ الْخَمْسَ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ : لَيْلَةَ التَّرْوِيَّة، وَلَيْلَةَ عَرَفَةَ، وَلَيْلَةَ النَّحْرِ، وَلَيْلَةَ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
Siapa yang menghidupkan lima malam, maka ia berhak untuk masuk ke dalam surga. Lima malam itu adalah : Malam Tarwiyah (8 Dzulhijah), Malam Arafah (9 Dzulhijjah), Malam Idul Adha, Malam Idul Fitri, dan Malam Nishfu Sya’ban. (HR Al-Ashfihani)
Faidah: Minimal menghidupkan malam adalah dengan melakukan Shalat Isya dan Shubuh secara berjamaah. Derajat pertengahan adalah dengan menghabiskan kebanyakan waktu malam dengan ibadah, dan beristirahat di waktu sisanya. Dan derajat tertinggi adalah dengan menghabiskan seluruh waktu malam untuk ibadah.
- Berpuasa
Dianjurkan pula melakukan puasa di siang harinya berdasarkan hadits Nabi ﷺ :
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Jika tiba Malam Nishfu Sya’ban maka hidupkanlah malamnya (dengan ibadah) dan berpuasalah di siang harinya. Karena di malam itu (rahmat) Allah turun sampai langit dunia sampai datangnya waktu Maghrib. Allah menyeru, “Adakah yang meminta ampun kepada-Ku, sehingga Aku akan mengampuninya? Adakah yang meminta rizki kepada-Ku, sehingga aku akan memberikanya? Adakah yang tertimpa ujian sehingga aku akan menghalaunya?” Serta seruan-seruan lainnya sampai terbit fajar. (HR Ibnu Majah)
- Berdoa
Malam Nisfu Syakban adalah salah satu dari lima malam yang tidak ditolak doa di dalamnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدُّعَاء؛ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَب، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِن شَعْبَان، وَلَيْلَةُ الْجُمْعَة، وَلَيْلَةُ الْفِطْر، وَلَيْلَةُ النَّحْر
Ada lima malam yang tidak akan ditolak doa yang dipanjatkan di dalamnya: Malam pertama Bulan Rajab, Malam Nisfu Syakban, Malam Jumat, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha. (HR Ibnu Asakir)
Maka perbanyaklah berdoa di dalamnya untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, umat Islam terkait urusan dunia ataupun akhirat.
- Yasin dan Doa Nishfu Sya’ban
Untuk menghidupkan malam ini dengan doa dan ibadah, para salaf yang saleh membuat satu amalan di malam ini yaitu membaca surat Yasin sebanyak 3 kali, dengan niat:
Pertama, panjang umur dalam ketaatan kepada Allah ﷻ dan kesehatan.
نَوَيْنَا قِرَاءَةَ سُورَةِ يٰسٓ بِنِيَّةِ طُوْلِ الْعُمْرِ مَعَ التَّوْفِيقِ لِلطَّاعَةِ وَمَعَ الصِحَّة وَالْعَافِيَة، اَلْفَاتِحَة
Kedua, agar dijauhkan dari segala malapetaka dan penyakit serta mendapatkan kelapangan rizqi.
نَوَيْنَا قِرَاءَةَ سُورَةِ يٰسٓ بِنِيَّةِ الْعِصْمَةِ مِنَ الْآفَاتِ وَالْعَاهَاتِ وَالْبَلِيَّاتِ، وَبِنِيَّةِ سَعَةِ الْأَرْزَاق، اَلْفَاتِحَة
Ketiga, niat husnul khatimah dan kaya hati (tidak mengharap bantuan manusia).
نَوَيْنَا قِرَاءَةَ سُورَةِ يٰسٓ بِنِيَّةِ غِنَى الْقَلْبِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَة، اَلْفَاتِحَة
Setiap selesai membaca surat Yasin dilanjutkan membaca do`a berikut :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِين، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْه، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ والْإِنْعَامِ، لَا إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْن، وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْن، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِيْن. اَللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ، أشْقِيَاءَ، أَوْ مَحْرُوْمِينَ،أَوْ مَطْرُودِينَ، أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيْنَا فِي الرِّزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتَنَا، وَحِرْمَانَنَا، وَطَرْدَنَا، وَتَقْتِيْرَ أَرْزَاقِناَ، وَأَثْبِتْنَا عِنْدَكَ سَعِيْدِينَ، مَرْزُوْقينَ، مُوَفَّقِينَ لِلْخَيْرَاتِ. فَإِنَّكَ قُلْتَ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَل، عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَل: ﴿ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ﴾
(إِلٰهَنَا 3 x) بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَم، فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّم، الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَم، اِكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَا نَعْلَم، وَمَا لاَ نَعْلَم، وَاغْفِرْ لَنَا مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَم، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِين.
- Menghindari Pencegah Dari Ampunan Allah ﷻ
Pada malam Nishfu Sya’ban Allah ﷻ mengampuni seluruh umat Islam kecuali beberapa golongan saja. Oleh sebab itu penting untuk menghindari sifat-sifat yang dapat menyebabkan kita terhalang dari ampunan Allah ﷻ. Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Sesungguhnya Allah ﷻ bertajali di malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang memendam kebencian. (HR Ibnu Majah)
Di dalam riwayat-riwayat lain disebutkan golongan-golongan lain yang terhalang dari ampunan Allah ﷻ di malam ini yaitu: Tukang sihir, dukun/peramal, pecandu minuman keras/narkoba, orang yang durhaka kepada orang tua, pemungut pungutan liar, pembunuh, pemutus tali silaturahim, yang mengisbal pakaian (bagi lelaki) melebihi mata kaki karena sombong, pezina, pengadu domba, pembuat patung, yang curang dalam berdagang, ahli bidah, rafidhoh sebab ia menyimpan kebencian pada para sahabat Nabi ﷺ. Siapa yang memiliki satu di antaranya maka ia tidak akan mendapatkan ampunan di Malam Nishfu Sya’ban ini, kecuali jika ia bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah ﷻ.(*)