
Bulan Ramadhan adalah bulan berburu amal kebaikan. Maka kita harus memiliki semangat ekstra dalam beramal di bulan ini. Apa sajakan yang harus kita perhatikan di bulan ini. Berikut sebagian dari perbuatan yang menunjukkan bahwa kita benar-benar semangat menjalani Ramadhan:
Berpuasa Dari Kelalaian
Selain menahan lapar dan haus, kita juga harus berusaha keras menjaga puasa dari setiap hal yang dapat merusak atau mengurangi pahala puasa. Dalam hadits, Nabi ﷺ bersabda:
ليس الصيام من الأكل والشرب إنما الصيام من اللغو والرفث ، فإن سابك أحد ، وجهل عليك فقل : إني صائم
Puasa bukan hanya tidak makan dan minum, akan tetapi puasa adalah menahan diri dari perbuatan sia sia dan ucapan kotor. Jika ada seorang mencacimu atau membodohimu, maka katakanlah “Aku sedang berpuasa.” (HR al-Hakim)
Dalam hadits lain Nabi ﷺ bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ , وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ
Betapa banyak orang yang berpuasa namun hasil dari puasanya hanyalah lapar dan haus saja. Betapa banyak pula orang yang shalat namun hasil dari shalatnya hanya begadang saja. (HR Thabrani)
Jaga Shalat Berjamaah
Di Bulan Ramadhan kita harus ekstra semangat untuk menunaikan shalat lima waktu secara berjamaah. Itu termasuk sunah, dan tanda iman serta tanda seorang yang mendapatkan petunjuk. Ingat sabda Nabi ﷺ:
مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يُجِبْ فَلَا صَلَاةَ لَهُ
Siapa yang mendengar adzan tapi ia tidak menyambutnya, maka tidak ada shalat (yang sempurna) baginya. (HR Turmudzi)
Kalau kita tertinggal shalat jamaah, segera cari orang yang bisa diajak shalat berjamaah walau di rumah. Shalat jamaah di bulan Ramadhan dilipat-gandakan sampai 70 kali dari shalat jamaah di bulan lain. Padahal shalat jamaah di bulan lain sudah berlipat 27 kali lebih baik dari Shalat sendirian. Maka renungkan betapa ruginya orang yang tidak shalat berjamaah di Bulan Ramadhan.
Datang Ke Masjid Sebelum Shalat
Sebelum shalat di mulai, kita harusnya sudah standby di Masjid agar bisa melakukan shalat Tahiyatul Masjid, shalat Qabliyah, dan membaca sebagian Al-Quran, dzikir dan wirid. Niatkan juga itikaf di sana. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ
Salah seorang dari kalian terhitung sedang shalat selama ia menunggu shalat. (HR Bukhari)
Duduk di masjid walau beberapa menit saja termasuk tiga hal yang disebutkan oleh Baginda Nabi ﷺ sebagai hal yang dapat menghapus kesalahan-kesalahan dan meninggikan derajat kita di sisi Allah.
Jangan Sampai Ketinggalan Takbiratul Ihram Imam
Jangan sampai ketinggalan takbiratul Ihram Imam pada Shalat Jamaah. Takbiratul Ihram itu adalah inti dari shalat jamaah. Banyak anjuran keras untuk menjaga agar jangan sampai tertinggal takbir. Bahkan dikatakan bahwa siapa yang selalu menjaga takbir bersama imam selama empat puluh hari maka akan dicatat sebagai orang yang terbebas dari api neraka dan dari sifat munafik. Dalam hadits disebutkan:
مَنْ صَلَّى لِلهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ
Siapa yang melakukan shalat selama empat puluh hari secara berjamaah, dan mendapati takbir pertama maka akan ditulis baginya dua pembebasan: Pembebasan dari neraka dan pembebasan dari kemunafikan. (HR Turmudzi)
Jaga Shalat Rawatib (Qobliyah dan Bakdiyah)
Jagalah shalat Rawatib jangan ditinggalkan dalam keadaan apapun. Jika ketinggalan, segera qodhoi. Nabi ﷺ tidak pernah meninggalkan 10 rakaat dari shalat rawatib yaitu: Dua rakaat sebelum Dhuhur, Dua rakaat setelah Dhuhur, Dua rakaat setelah Maghrib di rumah, dua rakaat setelah Isya di rumah beliau, serta dua rakaat sebelum Shubuh.
Ini adalah jumlah minimal. Kalau Anda memiliki semangat ibadah lebih, bisa juga ditambah empat rakaat sebelum Ashar, empat rakaat sebelum Dhuhur dan setelah Dhuhur, serta dua rakaat sebelum Maghrib dan sebelum Isya.
SEMPURNAKAN WITIR 11 RAKAAT
Kita harus semangat melakukan shalat witir. Shalat witir adalah shalat yang sangat utama sampai-sampai ada sebagian ulama yang mewajibkannya. Jika setelah shalat tarawih kita melakukan shalat witir tiga rakaat berjamaah, jangan tidur sebelum menyempurnakannya menjadi 11 rakaat. Nabi ﷺ selalu shalat witir sejumlah itu. Tambahan 8 rakaat itu bisa dilakukan sendirian sebelum tidur, atau setelah tidur dan itu lebih utama agar kita mendapatkan juga pahala Shalat Tahajud.
Jaga Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat Awwabin menurut sebagian ulama. Shalat Dhuha adalah wujud syukur kepada Allah atas anugrah ratusan sendi sendi yang Allah berikan kepada kita. Setiap sendi itu menuntut kita untuk bersyukur dan dua rakaat Shalat Dhuha itu sudah menunaikan syukurnya. Afdholnya shalat Dhuha dilakukan 8 rakaat. Kalau Anda tidak sanggup, jangan kurang dari 4 rakaat di bulan mulia ini. Shalat Dhuha adalah wasiat Nabi ﷺ kepada para sahabatnya.
Istikharah Setiap Hari
Di pagi hari hendaknya kita shalat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah ﷻ atas perbuatan yang akan kita lakukan sepanjang hari. Shalat Istikharah bisa digabung dengan Shalat Isyraq (shalat setelah matahari sedikit meninggi sekitar 16 menit) atau dengan Shalat Dhuha. Sahabat Jabir RA mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ
Rasulullah ﷺ dahulu selalu mengajarkan kami untuk beristikharah dalam segala urusan sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu Surat dari Al-Quran. (HR Bukhari)
Setelah shalat Istikharah bacalah doa istikharah yang sudah terkenal. Kemudian katakan:
إِنْ كَانَ مَا عَزَمْتُ فِعْلَهُ فِي هَذَا الْيَوْمِ خَيْراً لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وكَانَ مَا عَزَمْتُ فِعْلَهُ فِي هَذَا الْيَوْمِ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي به
Apabila kegiatan yang aku rencanakan pada hari ini baik bagiku untuk agamaku, keseharianku, akibatnya baik dalam tempo dekat atau lama maka takdirkanlah itu untukku, mudahkan aku, kemudian berkahi aku di dalamnya. Dan jika kegiatan yang aku rencanakan pada hari ini buruk bagiku untuk agamaku, keseharianku, akibatnya baik dalam tempo dekat atau lama maka palingkan ia dariku, takdirkan bagiku kebaikan di mana saja itu berada kemudian ridhoilah aku
Tidak akan rugi orang yang beristikhoroh dan tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah.
Mulai Shalat Tasbih
Kita harus biasakan shalat Tasbih, sebab kebaikannya sangat banyak! Jika mampu untuk melakukan tiap malam Ramadhan itu lebih utama. Kalau tidak mampu paling tidak, lakukan dua kali seminggu, kalau tidak maka seminggu sekali. Itu paling minimal di Bulan Ramadhan. Nabi ﷺ pernah bersabda mengenai Shalat Tasbih:
إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ، سِرَّهُ وَعَلانِيَتَهُ، صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ، خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ
Jika engkau melakukan shalat tasbih maka Allah akan mengampuni dosamu baik yang pertama atau yang terakhir, yang dahulu maupun yang baru, yang rahasia maupun yang terang-terangan, yang kecil maupun yang besar, yang tidak sengaja maupun yang disengaja.. (HR Thabrani)
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
فإن كانت ذنوبك مثل عدد نجوم السماء محاها الله، وإن كانت مثل عدد رمل عالج محاها الله، وإن كانت مثل زبد البحر محاها الله فإن استطعت فكل يوم مرة، وإن لم تستطع فكل جمعة مرة، فإن لم تستطع فكل سنة مرة ما دمت حياً،))
Andai engkau memiliki dosa sebanyak bilangan bintang di langit, Allah akan menghapusnya. Jika dosamu sebanyak jumlah kerikil yang berkumpul, Allah akan menghapusnya. Jika dosamu sebanyak buih lautan, Allah akan menghapusnya. Jika engkau mampu lakukan sehari sekali. Jika tidak mampu, lakukan setiap Jumat sekali. Jika tidak mampu, lakukan setahun sekali selama engkau hidup. (HR Al-Mundziri)
Setelah Tarawih Tambah Tahajud
Di Bulan mulia ini, jangan hanya merasa cukup dengan Shalat Tarawih. Lakukan juga shalat Tahajud (Shalat malam yang dilakukan setelah tidur sebelum Shubuh). Shalat malam menyimpan banyak rahasia dan cahaya. Nabi ﷺ pernah bersabda:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ
Shalat yang paling utama setelah shalat lima waktu adalah Shalat di larut malam. (HR Muslim)
Dalam hadits lain Nabi ﷺ bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنْ الْعَبْدِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ
Paling dekatnya hamba dengan Tuhannya adalah di larut malam yang terakhir. Jika engkau mampu untuk menjadi orang yang mengingat Allah di waktu itu, lakukanlah. (HR Turmudzi)
Lakukan tahajud di waktu ini walau hanya dua rakaat saja, sebab itu lebih baik bagi kita dibandingkan memiliki seluruh dunia beserta isinya.
6 Rakaat Setelah Maghrib
Ayo mulai rutinkan Shalat Awwabin 6 rakaat setelah Shalat Maghrib. Datang hadits yang mengatakan bahwa itu sebanding dengan beribadah selama 12 tahun. Siapa yang melakukannya maka Allah akan membangunkan rumah di surga untuknya. Selagi berada dalam Bulan Ramadhan di mana pahala dilipatgandakan, jangan sia-siakan kesempatan ini.
Shalat Sunah Di Rumah
Kalau ada waktu luang, lakukan shalat sunah di rumah. Nabi ﷺ bersabda:
فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلَاةِ صَلَاةُ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ
Shalatlah (sunah) wahai manusia di rumah-rumah kalian. Sebab paling utamanya shalat seseorang adalah yang dilakukan di rumah kecuali Shalat Lima Waktu. (HR Bukhari)
Sebagian shalat sunah hendaknya dilakukan di rumah sebab itu lebih menjauhkan kita dari sifat riya dan juga dapan menyebabkan keberkahan bagi rumah dan penghuninya.
Lakukan Shalat I’adah
Setelah melakukan Shalat Wajib lima waktu, dianjurkan mengulanginya secara berjamaah. Ini namanya shalat I’adah. Shalat wajib hanya bisa sekali saja diulangi. Kalau kamu mampu, lakukan shalat i’adah berjamaah bersama istri, atau keluarga kamu di rumah. Mengulangi shalat lima waktu berjamaah adalah sunah, baik shalat yang pertama dilakukan sendirian atau berjamaah. Kalau shalat i’adah dilakukan untuk menemani orang yang tidak sempat berjamaah, maka shalat itu bernilai sedekah sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ.
Jaga Wudhu
Berusahalah untuk selalu menjaga tubuh kita agar selalu dalam keadaan suci. Setiap batal wudhu, segera wudhu lagi jangan menunggu mau melakukan shalat. Telah datang hadits yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang menjaga wudhu kecuali orang yang benar-benar beriman. Keadaan suci itu menjadi senjata orang yang beriman. Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira kepada Sahabat Bilal dengan surga karena beliau selalu menjaga wudhu beserta shalat sunah setelahnya.
Jangan Tidur Setelah Shalat Shubuh
Hati-hati, jangan tidur setelah Shalat Shubuh. Dalam hadits disebutkan tidur setelah shubuh dapat menyempitkan rizki. Kita harus bersemangat mengisi waktu setelah Shubuh sampai terbit matahari dengan berbagai dzikir dan wirid. Itu adalah waktu yang diberkahi. Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Siapa yang shalat Shubuh berjamaah kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, lalu ia melakukan shalat dua rakaat maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna, dan sempurna. (HR Turmudzi)
Tidak disyaratkan harus duduk terus di masjid, jika ia duduk di rumah juga sama. Tidak harus pula diisi dengan hanya dzikir, bisa dengan baca Al-Quran, menuntut ilmu atau lainnya.
Bersahabatlah Dengan Siwak
Jangan kita lepas dari siwak baik ketika memulai wudhu, shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir atau lainnya. Siwak itu dapat mensucikan mulut dan mendatangkan keridhoan Allah. Siwak adalah sunah Nabi ﷺ, dan ibadah dengan siwak akan dilipatgandakan pahalanya. Dalam hadits dikatakan:
فَضْلُ الصَّلَاةِ بِالسِّوَاكِ عَلَى الصَّلَاةِ بِغَيْرِ سِوَاكٍ سَبْعِينَ ضِعْفًا
Shalat dengan siwak lebih utama 70 kali lipat daripada shalat tanpa siwak. (HR Ahmad)
Khusus bagi yang berpuasa, dimakruhkan bersiwak setelah datangnya waktu Dzuhur sampai Maghrib. Sebab bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dibandingkan Minyak Misik..
Demikian sebagian hal yang harus kita perhatikan di Bulan Ramadhan. Semoga kita dapat mengamalkan semuanya.. Aamiin ya Rabbal Alamiin.RA(*)