Rabithah Alawiyah

Merajut Silaturahim Di Bulan Syawal

Suasana Uwad (Semacaman Halal Bi Halal) di Tarim
Suasana Uwad (Semacaman Halal Bi Halal) di Tarim

Di bulan Syawal ini, kita masih merasakan suasana hari Raya Idul Fitri. Para pendahulu kita telah memberikan teladan yang baik untuk mengisi masa-masa hari raya, yaitu dengan banyak bersilaturahim kepada kerabat yang masih hidup, dan menziarahi makam keluarga yang telah wafat. Mereka rela bepergian jauh bahkan melintasi berbagai pelosok negeri yang jauh hanya untuk mengunjungi keluarga dan bersilaturahim. Ini adalah teladan yang harus terus dilestarikan, bukan hanya di hari raya saja, tapi juga di hari-hari lainnya. Perhatikan bagaimana besarnya perhatian Baginda Nabi ﷺ kepada silaturahim, dalam keadaan sakit menjelang wafatnya, beliau masih sempat berwasiat kepada para sahabatnya:

أَرْحَامَكُمْ أَرْحَامَكُمْ

Perhatikankah hubungan kekerabatan kalian,  perhatikanlah hubungan kekerabatan kalian. (HR Ibnu Hibban)

Silaturahim adalah ajaran yang mula-mula didakwahkan oleh Rasulullah ﷺ. Ketika Rasulullah ﷺ masih di Mekah, di saat-saat pertama penyebaran Islam, Amr bin ‘Abasah pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ  “Dengan apa Tuhanmu mengutusmu?”

Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

أَرْسَلَنِي بِصِلَةِ الْأَرْحَامِ، وَكَسْرِ الْأَوْثَانِ، وَأَنْ يُوَحَّدَ اللهُ لَا يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ.

Allah mengutusku dengan membawa ajaran silaturahim, menghancurkan berhala, mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.(HR Muslim)

Perhatikan bagaimana Rasulullah ﷺ menyebutkan silaturahim terlebih dahulu  sebelum menyebutkan ajaran tauhid. Ini menunjukan begitu agungnya silaturahim dalam Islam.  Di dalam Al-Quran, banyak sekali perintah untuk bersilaturahim dan bersedekah kepada kerabat yang membutuhkan. Perintah untuk silaturahim ini digandengkan dengan perintah untuk bertakwa. Allah ﷻ berfirman:

وَاتَّقُوا اللهَ الَّذي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. (QS an Nisa: 1)

Pentingnya Silaturahim

Rasulullah ﷺ bersabda:

اَلرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ: مَنْ وَصَلَنِي، وَصَلَهُ اللهُ، وَمَنْ قَطَعَنِي، قَطَعَهُ اللهُ

Rahim bergantung di Arsy dan berkata: Siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan siapa yang memutusku maka Allah akan memutus hubungan dengannya. (HR Bukhari Muslim)

Hadits ini adalah kabar gembira sekaligus ancaman bagi kita semua. Ancaman bagi mereka yang mengabaikan silaturahim, dan kabar gembira bagi orang yang selalu memelihara silaturahim, senang mengunjungi keluarga, membantu kesusahan mereka, dan memberi kelebihan rizkinya untuk keluarga yang tidak mampu. Mereka akan selalu diperhatikan oleh Allah ﷻ. Para ulama terdahulu sangatlah memperhatikan silaturahim, mereka mencari rizki dan bekerja bukan untuk dinikmati sendiri, akan tetapi hanya agar dapat membantu keluarga dan menyambung tali silaturahim. Sahabat Utsman RA pernah berkata:

لَوْلَا أَنْ أَصِلَ الرَّحِمَ ، مَا ابْتَغَيْتُ دِرْهَماً إِلَى دِرْهَمٍ

Kalau bukan karena untuk menyambung silaturahim, tidaklah aku berusaha mencari dirham demi dirham. (HR At Thabari)

Orang yang gemar bersilaturahim dan membantu kesusahan kerabatnya tidak akan pernah rugi, baik di dunia maupun di akhirat. Balasan bagi mereka yang menjaga silaturahim akan diberikan langsung di dunia. Rasulullah ﷺ menjamin kelapangan rizki bagi mereka, tidak ada seorang pun yang gemar bersilaturahim kecuali akan melimpah rizkinya, walaupun ia bukan orang yang baik. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَعْجَلَ الطَّاعَةِ ثَوَاباً صِلَةُ الرَّحِمِ ، حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْبَيْتِ لَيَكُونُوا فَجَرَة ، فَتَنْمُو أَمْوَالُهُمْ ، وَيَكْثُرُ عَدَدُهُمْ إِذَا تَوَاصَلُوا ، وَمَا مِنْ أَهْلِ بَيْتٍ يَتَوَاصَلُونَ فَيَحْتَاجُونَ

Sesungguhnya ketaatan yang paling segera dibalas adalah silaturahim. Sehingga suatu keluarga yang tidak baik, hartanya dapat terus berkembang, dan jumlah keluarganya menjadi banyak jika mereka selalu bersilaturahim. Tidak ada keluarga yang saling bersilaturahim kemudian menjadi butuh kepada orang lain. (HR Ibnu Hibban)

Selain itu silaturahim juga dapat memanjangkan umur,  mencegah suul Khatimah,  serta menjadi penyebab terhindarnya kita dari berbagai mara-bahaya. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الصَّدَقَةَ وَصِلَةَ الرَّحِمِ يَزِيدُ اللهُ بِهَا فِي الْعُمْرِ ، وَيَدْفَعُ بِهَا مِيتَةَ السُوءِ ، وَيَدْفَعُ اللهُ بِهَا الْمَكْرُوهَ وَالْمَحْذُورَ

Sesungguhnya Sedekah dan silaturahim, Allah memperpanjang umur dengannya,dan mencegah kematian yang buruk. Allah juga menghalau denganya segala hal yang tidak disukai dan berbahaya. (HR Abu Ya`la)

Maka, Sebelum kita membantu orang lain, perhatikanlah terlebih dahulu keluarga kita, apakah di antara mereka ada yang masih hidup di bawah garis kemiskinan? Apakah di antara mereka ada yang memerlukan bantuan? Apakah ada di antara mereka yang sakit dan butuh biaya pengobatan?

Ketahuilah, bahwa berapapun jumlah harta yang anda sumbangkan, berapapun jumlah kaum fakir miskin yang anda bantu, semua itu akan menjadi sia-sia di hadapan Allah ﷻ jika anda tidak membantu kerabat anda yang membutuhkan terlebih dahulu. Justru sedekah itu akan menjadi beban yang memberatkan kelak di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:

يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ لا يَقْبَلُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَةً مِنْ رَجُلٍ وَلَهُ قَرَابَةٌ مُحْتَاجُونَ إِلَى صَدَقَتِهِ، وَيَصْرُفُهَا إِلَى غَيْرِهِمْ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Wahai Umat Muhammad, demi Tuhan yang mengutusku dengan kebenaran. Sungguh Allah tidak akan menerima sedekah di hari kiamat dari seorang yang memiliki kerabat yang membutuhkan kepada sedekahnya, akan tetapi ia menyalurkannya kepada selain mereka. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat. (HR Thabrani)

Saat Saling Memaafkan

Sudah saatnya kita lupakan permusuhan dan perselisihan yang lalu di antara kerabat kita. Mari kita mulai hubungan yang baru, kita jabat erat tangan kerabat kita dan saling meminta maaf. Jangan biarkan kebencian di antara keluarga terus mengakar. Ketahuilah bahwa mereka yang memutus tali silaturahim adalah orang-orang yang terlaknat dan buta hatinya. Di dalam Al-Quran Allah ﷻ berfirman:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا في الأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولِئكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?  Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS Muhammad: 22-23)

Ketahuilah bahwa orang yang tidak sudi bersilaturahim adalah calon penghuni neraka Jahanam. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ

Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang memutus tali silaturahim. (HR Muslim)

Maka, marilah kita sambung silaturahim bahkan kepada kerabat yang memusuhi kita. Silaturahim yang paling utama adalah berusaha untuk menyambungkan kembali hubungan keluarga yang telah retak, baik dengan cara memberikan sedekah atau lainnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ

Sedekah paling utama adalah sedekah kepada kerabat yang menyimpan permusuhan. (HR Baihaqi(

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang selalu dapat menjaga silaturahim, yang dapat dekat dengan Allah melalui silaturahim, dan mendapatkan kelapangan rizki serta keberkahan-keberkahan karena silaturahim.. Amiin Ya Robbal alamiin..RA(*)