Posted on 10 June 2025
Banyak adab-adab yang harus diperhatikan oleh orang yang melakukan haji saat tiba di tanah suci dan melakukan manasik. Berikut ini adalah adab-adab yang disebutkan oleh Imam Haddad dalam kitabnya Nashaihud Diniyah:
Memenuhi Hati Dengan Pengagungan
Saat tiba di tanah suci Makkah Mukarramah, hendaknya orang yang berhaji memenuhi hatinya dengan pengagungan kepada Allah ﷻ. Rendahkan dan kecilkanlah dirinya sebisa mungkin di hadapan Allah ﷻ. Penuhi hati dengan ketundukkan, kekhusyuan, dan kesedihan. Sifat-sifat ini harus menjadi karakter yang selalu melekat dalam dirinya di setiap tempat dan kondisi saat berada di Tanah Suci.
Memperbanyak Thawaf
Orang yang berhaji dianjurkan untuk memperbanyak thawaf dan shalat di sisi Kakbah. Telah datang dalam suatu hadits bahwa thawaf di Baitullah selama sepekan sebanding dengan memerdekakan budak yang dimerdekakan secara Ikhlas untuk mendapatkan keridhoan Allah ﷻ.
Selain itu disebutkan pula dalam suatu hadits bahwa orang yang berthawaf di Baitullah, setiap kali ia mengangkat telapak kaki atau menurunkannya maka akan dihapus baginya satu keburukan, atau ditulis baginya satu kebaikan, atau diangkat baginya satu derajat.
Disebutkan pula bahwa setiap hari terdapat seratus dua puluh rahmat yang turun di Baitullah. Enam puluh di antaranya diberikan kepada yang thawaf, empat puluh kepada orang yang melaksanakan shalat, dan dua puluh kepada orang yang memandang Baitullah.
Di sela-sela thawaf, perbanyaklah membaca Al-Qur’an, dzikir, serta doa. Terutama dzikir dan doa yang diajarkan Nabi ﷺ saat thawaf.
Perbanyak pula mengusap Hajar Aswad yang diberkahi (jika memungkinkan). Hajar Aswad bagaikan tangan kanan yang dijadikan oleh Allah bagi para hamba-Nya untuk berjabat-tangan.
Perbanyaklah Shalat di Hijir Ismail. Hijir termasuk bagian dalam bangunan Kakbah yang dibiarkan terbuka oleh kaum Quraish ketika mereka membangun ulang Kakbah di masa Jahiliyah dikarenakan kehabisan biaya yang halal untuk menyempurnakannya.
Minum Air Zamzam
Perbanyaklah minum air Zamzam. Sebab itu adalah air yang terbaik di muka bumi sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi ﷺ. Nabi ﷺ juga bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
(Faedah) Air Zamzam sesuai dengan tujuannya diminum. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakiim, Baihaqi)
Dalam hadits lain:
زَمْزَم، طعامُ طُعْم، وشِفَاءُ سُقم
Zamzam adalah makanan yang mengenyangkan, dan obat untuk penyakit. (HR Bazzar dan Thabrani)
Banyak para tokoh besar ulama yang meminum air Zamzam dengan tujuan-tujuan mulia, lalu mereka meraih tujuan itu karena karunia Allah ﷻ dan keberkahan dari Rasulullah ﷺ.
Wuquf Di Arafah
Perbanyaklah beristigfar dan berdoa saat melakukan wuquf di Arafah, dengan merendahkan diri dan menangis, memohon kepada Allah ﷻ dengan sepenuh kesungguhan, harapan, penghadapan, serta kembali kepada Allah. Mohonlah kebaikan akhirat dan duniawi bagi diri sendiri, orang-tua, orang-orang yang dicinta, serta seluruh umat Islam. Sungguh Ia memohon kepada Tuhan Yang Maha Dermawan lagi Pemberi, dalam kuasa-Nya semua kebaikan, dan milik-Nya segala simpanan langit dan bumi.
Arafah merupakan tempat islami teragung serta yang paling menghimpun. Sebab di dalamnya hadir para malaikat Allah, para hamba-Nya yang saleh, serta makhluk-makhluk yang tak terhitung. Telah datang dalam suatu hadits bahwa Allah ﷻ membanggakan mereka yang hadir di Arafah kepada penghuni langit, dan mempersaksikan kepada para malaikat-Nya bahwa Dia telah mengampuni mereka. Allah menerima amalan orang yang baik di antara mereka dan memaafkan orang-orang yang buruk di antara mereka karena sebab orang-orang baik yang hadir.
Dalam sebagian atsar disebutkan:
أعظم النَّاس ذَنبا من وقف بِعَرَفَة فَظن أَن الله لم يغْفر لَهُ
Manusia yang paling besar dosanya adalah yang melakukan wu`uf di Arafah namun mengira bahwa Allah tidak mengampuni dosanya. (HR Al-Khathib)
Dalam suatu kabar dikatakan bahwa Iblis yang terlaknat tidak pernah terlihat dalam keadaan yang lebih kecil, hina, dan murka selain pada Hari Arafah. Ini tidak lain karena ia melihat turunnya banyak rahmat dan pengampunan Allah atas para pendosa yang melakukan wuquf di Arafah. RA(*)