Posted on 31 December 2025
Di era modern ini, relasi antara murid dan guru sering kali direduksi menjadi sekadar transaksi informasi. Padahal, dalam khazanah keilmuan Islam dan tradisi intelektual dunia, ilmu tidak pernah terpisah dari adab. Bahkan, adab adalah pintu pertama keberkahan ilmu.
Para ulama telah merumuskan etika murid terhadap guru untuk membentuk karakter ilmuwan sejati. Berikut ini adalah adab-adab yang semestinya diperhatikan murid saat berinteraksi dengan gurunya.
Seorang murid hendaknya mengawali pertemuannya dengan guru dengan ucapan salam dan penghormatan yang layak.
Murid tidak memperbanyak ucapan di hadapan gurunya, kecuali apabila terdapat kebutuhan atau kepentingan yang jelas.
Murid tidak berbicara atas inisiatif sendiri, kecuali ketika gurunya bertanya dan ia diminta untuk menjawab.
Murid tidak mengajukan pertanyaan sebelum terlebih dahulu meminta izin kepada gurunya dengan adab yang baik.
Murid tidak menentang gurunya dan tidak menunjukkan sikap berseberangan dengan pendapat guru, walaupun menurut pandangannya pendapat tersebut benar.
Murid tidak berbisik atau bercakap-cakap dengan teman duduknya ketika berada di majelis sang guru.
Murid menjaga sikap tubuh dan pandangannya, tidak menoleh ke berbagai arah yang dapat menunjukkan kurangnya perhatian.
Apabila guru tampak letih atau bosan, murid hendaknya menghentikan percakapan dan tidak memaksakan pembicaraan.
Murid menghormati guru dengan berdiri ketika guru berdiri, tetapi tidak berjalan mengikutinya tanpa keperluan.
Apabila murid melihat sesuatu dari perbuatan guru yang menurut pemahamannya terasa janggal atau sulit dipahami, maka ia tidak boleh berburuk sangka. Sebaliknya, ia hendaknya bertanya dengan sopan dan meminta penjelasan atas hal yang belum jelas baginya.
Murid tidak meninggalkan atau mangkir dari majelis ilmu gurunya kecuali karena adanya uzur yang sah.
Murid turut bergembira terhadap hal-hal yang membahagiakan gurunya, dan turut mengingkari perkara-perkara yang tidak disetujui oleh gurunya.RA(*)
*Sumber: Mabadius Suluk, karya Habib Abubakar Adni bin Ali Al-Masyhur