Jejak-Jejak Keberadaan Tuhan

Posted on 27 September 2024


Bagaimana kita dapat memastikan atas keberadaan Allah ? Kita dapat meyakini dengan pasti akan keberadaan Allah dengan menyaksikan jejak-jejak kekuasaan-Nya dan petunjuk-petunjuk yang menunjukkan Kebijaksanaan-Nya. Walaupun kita tidak dapat melihat Allah dengan mata dan tidak dapat memahami hakikat Allah dengan akal kita, namun adanya ciptaan-Nya yang sangat sempurna dan teratur dalam hukum yang detail menunjukkan keberadaan Pencipta Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Ciptaan yang begitu sempurna tanda adanya pencipta yang Maha Bijaksana. Sebagaimana jika kita melihat bangunan tinggi, maka kita yakin bahwa bangunan itu ada yang membangunnya. Jika kita melihat sebuah kemah yang dipasang di atas tanah lapang maka kita yakin bahwa ada orang yang memasangnya. Demikian pula siapa yang menyaksikan seluruh makhluk yang ada di bumi dan langit, maka ia akan yakin tanpa keraguan bahwa ada yang menciptakan mereka semua, yang memiliki kuasa dan sifat-sifat yang sempurna. Allah berfirman untuk mengajak memikirkan kesempurnaan ciptaan-Nya:

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20)

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan? Dan kepada langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan kepada gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan kepada bumi bagaimana ia dihamparkan? (QS Al-Ghasyiah : 17—20)

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

وَآَيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37) وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40) وَآَيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (41) وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ (42) وَإِنْ نَشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُونَ (43) إِلَّا رَحْمَةً مِنَّا وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ


Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan, dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika. (QS Yasin : 37-42)

Semua makhluk yang berada di langit dan bumi menjadi saksi akan keberadaan Allah dan menunjukkan akan keesaan-Nya. Betapa benar perkataan seorang penyair:

فَيَا عَجَبًا كَيْفَ يُعْصَى الْإِلهُ ... أَمْ كَيْفَ يَجْحَدُهُ الْجَاحِدُ

Sungguh heran! Bagaimana mungkin Tuhan dimaksiati, dan bagaimana pula ada yang mengingkari keberada-Nya?

وَفِي كُّلِّ شَيْءٍ لَهُ آيَة ... تَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ الْوَاحِدُ

Padahal dalam segala sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan bahwa Ia adalah Esa

وَلِلِه فِي كُلِّ تَحْرِيكَةٍ ... وَتَسْكِينَةٍ أثَرٌ شَاهِدُ

Dalam setiap gerak dan diam, terdapat jejak yang menyaksikan keberadaan Allah

Pernah ditanya kepada seorang dusun tentang bukti adanya Allah . Maka ia dengan pikirannya yang sederhana pun berkata:

البعرة تدل على البعير، والروث يدل على الحمير، وآثار الأقدام على المسير، فسماء ذات أبراج وأرض ذات فجاج، وبحار ذات أمواج تدّل على صانع خبير وهو الله العلي القدير

“Jika kotoran unta menunjukan adanya unta, kotoran keledai menunjukkan adanya keledai, jejak kaki menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit yang memiiki berbagai gugusan bintang beserta orbit-orbitnya, lautan dengan berbagai ombaknya tentu menunjukkan adanya pencipta yang Maha Mengetahui dengan teliti. Itulah Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa.”

Imam Abu Hanifah rahimahullah pernah berkata kepada kaum Dahriyah (yang mengingkari kebangkitan).

“Apakah mungkin secara akal apabila ada sebuah perahu yang penuh dengan muatan, berjalan di tengah lautan, disambar berbagai ombak dan badai, tetapi ia tetap berjalan dengan lancar tanpa ada nahkoda yang mengaturnya?”

 Mereka menjawab, “Tidak mungkin.”

Maka Imam Abi Hanifah berkata, “Jika itu tidak mungkin, bagaimana mungkin alam yang tinggi dan rendah ini bersama berbagai perbedaaanya tunduk pada aturan yang teratur tanpa ada pencipta?”

Siapa saja yang merenungkan langit dan bumi, serta segala yang ada di antara keduanya daripada berbagai ciptaan yang ajaib, tetapi berkeyakinan bahwa mereka semua ada dengan sendirinya, dan tidak mempercayai adanya pencipta, maka sungguh ia memiliki masalah dengan akalnya, hatinya telah terkunci, dan kehinaan serta kerugian telah menimpanya. Ia termasuk dalam golongan yang disebutkan Allah dalam firmannya:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS Al-Araf : 179)

Hewan ternak dan binatang buas, bahkan tetumbuhan serta benda mati, semuanya mengakui dan tunduk kepada pencipta yang mewujudkan mereka, mengakui ketuhanan dan keesaan-Nya. Andai mereka semua bisa bicara, tentu mereka akan mengungkapkannya dengan fasih. Allah berfirman:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ  وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ  إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS Al Isra : 44]

Allah juga berfirman:

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلَالُهُ عَنِ الْيَمِينِ و الشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ (48) وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (49) يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ) (50)

Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri? Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.  Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (QS An-Nahl: 48-50)RA(*)

*Diterjemahkan dari Al-Ajwibah Al-Ghaliyah