Posted on 25 June 2025
Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru Islam. Kita berpindah dari Bulan Agung Dzul Hijjah menuju Bulan Agung lainnya yaitu Muharram. Berpindah dari satu bulan Haram yang dimuliakan Allah kepada bulan Haram yang lain. Alhamdulillah Allah ﷻ selalu memindahkan kita dari suatu kebaikan menuju kebaikan yang lain. Selalu membuka pintu-pintu taubat, nafahat dan anugrahnya bagi setiap hamba yang ingin mendekat kepada-Nya.
Jika di Bulan Dzul Hijjah ada sepuluh hari teragung dalam setahun. Hari-hari di mana Rasulullah ﷺ bersabda mengenainya:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللهِ وَلَا أَحَبَّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
Tiada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih disukai amal shaleh di dalamnya dari hari-hari yang sepuluh ini (10 Hari pertama bulan Dzulhijjah). (HR Ahmad)
Maka di bulan Muharam nanti kita akan dianugrahi hari-hari yang puasa di dalamnya lebih utama dibandingkan puasa di bulan lain kecuali Bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharram.“(HR Muslim)
Jika pada hari ke sepuluh Bulan Dzul Hijjah ada hari Raya Idul Adha, maka pada hari ke sepuluh Bulan Muharam kita dapati Hari Asyuro. Hari agung yang puasa di dalamnya dapat menghapus dosa dalam setahun. Rasulullah ﷺ pernah ditanya mengenai keutamaan berpuasa di hari Asyura’ dan Beliau menjawab :
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Bisa menghapus dosa satu tahun yang telah lalu.” (HR Muslim)
Begitulah Allah ﷻ selalu memberikan kesempatan-kesempatan yang besar bagi hamba-Nya yang ingin mendapatkan anugrah. Maka pergunakan waktu-waktu itu dengan sebaik-baiknya. Jangan lewatkan kesempatan-kesempatan ini berlalu dengan sia-sia. Sebab bisa jadi satu anugrah yang kita raih dapat menjadi sebab selamatnya kita di dunia dan di akhirat:
إِنَّ لِرَبِّكُمْ فِيْ أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٍ، فَتَعَرَّضُوْا لَهَا لَعَلَّ أَحَدَكُمْ أَنْ يُصِيْبَهُ مِنْهَا نَفْحَةٌ لَا يَشْقَى بَعْدَهَا أَبَداً
Sungguh Tuhan memiliki banyak nafahat (anugrah) di sebagian hari-hari kalian. Maka hadanglah nafahat-nafahat itu. Bisa jadi seorang dari kalian mendapatkan satu nafahat yang dengannya ia tidak akan celaka untuk selamanya. (HR Thabrani)
Semua hari-hari utama itu bagaikan hadiah yang ditawarkan oleh Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya. Maka janganlah kita menjadi orang bodoh yang ditawari berbagai macam hadiah berharga namun ia justru menolak semuanya begitu saja. Jika demikian kelak kita akan menyesal di mana penyesalah sudah tidak ada lagi artinya.
Muhasabah Diri
Pada permulaan tahun Hijriyah ini, perlu kita renungkan apa saja yang telah kita lakukan selama satu tahun. Apakah kita lebih banyak berbuat dosa ataukah beribadah? Apakah kita lebih banyak membantu sesama muslim atau justru banyak menyakiti mereka? Berapa kali kita telah menghatamkan al Quran pada tahun ini? Mana yang lebih banyak kita lihat, al Quran ataukah HP? Mana yang lebih sering kita datangi Majelis ilmu ataukah mall dan kafe? Mana yang lebih sering keluar dari mulut kita apakah dzikir ataukah ucapan yang tidak berguna?
Hisablah diri kita sendiri sebelum nanti Allah ﷻ yang akan menghisabnya. Mengevaluasi diri itu sangat penting agar kita tahu apa saja yang kurang dari diri kita untuk kemudian diperbaiki. Sayidina Umar ra berkata:
وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا
Sesungguhnya hisab di hari kiamat akan menjadi ringan Hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya di dunia. (HR Turmudzi)
Jika keburukan yang lebih banyak kita lakukan pada tahun ini, maka hentikan segala perbuatan buruk itu saat ini juga. Segeralah kembali kepada Allah ﷻ sebelum semuanya terlambat. Sebelum kesempatan anda untuk bertaubat hilang dengan datangnya kematian:
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS az Zumar: 54)
Jika kita termasuk orang yang banyak beribadah, maka mari tingkatkan ibadah kepada-Nya sebagai wujud syukur atas taufiq Allah ﷻ. Pertahankan perbuatan baik sampai akhir hayat, dan jangan ada sedikit pun keinginan untuk mencoba-coba berbuat maksiat. Betapa banyak orang yang asalnya ahli ibadah namun mati dalam keadaan suul khatimah naudzubillah min dzalik karena mencoba-coba untuk berbuat dosa sebelum akhir hayatnya. Dan betapa banyak pula orang yang asalnya ahli maksiat namun berakhir dengan husnul khatimah karena ia kembali kepada Allah sebelum akhir hayatnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى لَا يَكُونُ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
Sungguh salah seorang dari kalian ada yang beramal dengan amal penghuni surga sehingga jarak antaranya dan surga hanya tinggal sehasta, lalu ketetapan takdir mendahuluinya sehingga ia beramal dengan amal ahli neraka maka ia pun masuk ke dalam neraka. Dan sungguh salah seorang dari kalian ada yang beramal dengan amal penghuni neraka sehingga jarak antaranya dan neraka tinggal sehasta, lalu ketetapan takdir mendahuluinya sehingga ia beramal dengan amal penghuni surga dan masuk ke dalamnya. (HR Bukhari-Muslim)
Maka hati-hati, jangan berhenti berbuat baik dan jangan pula terus menerus berbuat jahat. Sebab baik-buruknya kita ditentukan dengan amalan terakhir di akhir hayat kita, dan kematian dapat datang kapan saja.
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
Sesungguhnya kebaikan amal-amal itu ditentukan oleh amal yang terakhir. (HR Bukhari)
Bertaubat
Tidak ada seorang pun dari kita yang luput dari dosa selama satu tahun ini. Dan sungguh Allah ﷻ telah memudahkan hamba-Nya untuk menghapus dosa dengan cara bertaubat. Siapa yang bertaubat seakan ia tidak pernah melakukan dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
Seorang yang bertaubat dari dosanya bagaikan orang yang tidak memiliki dosa. (HR Ibnu Majah)
Maka mari kita bertaubat bersama-sama, buatlah perbuatan setan yang bekerja-keras selama satu tahun untuk menjerumuskan kita menjadi sia-sia. Jangan lupa untuk berdoa kepada Allah ﷻ untuk mengampuni dosa-dosa kita selama setahun. Dikatakan bahwa siapa orang yang pada akhir tahun membaca doa akhir tahun dengan tulus maka setan akan berkata:
تَعِبْنَا مَعَهُ طُوْلَ السَّنَةِ وَأَفْسَدَ فِعْلَنَا فِي سَاعَةٍ وَاحِدَةٍ
Kami telah susah-payah menjerumuskannya selama setahun namun ia merusak perbuatan kami hanya dalam sesaat saja.
Jangan sia-siakan pula kesempatan yang diberikan Allah ﷻ untuk menghapus dosa-dosa kita selama setahun ini dengan berpuasa pada hari Asyuro nanti, hari ke sepuluh bulan Muharram. Seakan kita diberikan hari Asyuro agar kita dapat memulai tahun baru dengan catatan yang bersih dari dosa. Sungguh bodoh bila kita menyiakan kesempatan besar ini. Dan lebih bodoh lagi jika kita malah mengisi hari mulia ini dengan kemaksiatan atau perbuatan-perbuatan lain yang tidak diridhoi Allah ﷻ.
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang senantiasa bersegera untuk mendapatkan keridhoan-Nya, mengampuni segala kesalahan kita dan menjauhkan kita dari segala hal yang dapat membuat kita lalai dari-Nya.RA(*)