Sekilas Biografi Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin

Posted on 22 June 2025



Beliau adalah Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Imam Haddad dalam Qashidah Ainiyah menyinggung beliau dan berkata:

وَالْبَاقِرِ السَّجَّادِ خَيْرِ مُهَذَّبٍ ***اَلْعَالِمِ الرَّبَّانِيِّ الْمُتَوَرِّعِ

Dan Al-Baqir yang gemar bersujud sebaik-baik sosok yang terdidik. Seorang berilmu Rabbani dan bersifat wara.

Makna Al-Baqir

Nama kunyah Beliau adalah Abu Jakfar. Beliau dijuluki dengan Al-Baqir yang dalam Bahasa Arab berarti membelah sebagaimana singa dinamakan Baqir sebab ia membelah perut mangsanya. Beliau dinamakan demikian karena beliau telah membedah ilmu sampai ke akarnya untuk menampakkan hal-hal tersembunyi di dalamnya berupa berbagai makrifat, hakikat hukum, dan  hikmah-hikmah yang agung. Al-Qurazi mengatakan:

يا باقرَ العلمِ لأهل التُّقَى ... وخَير مَنْ لَبَّى على الأجْبُلِ

Wahai yang membedah ilmu bagi orang yang bertakwa. Manusia terbaik yang bertalbiyah di atas gunung-gunung.

Sebagian ulama mengatakan Baqir juga bisa bermakna membentangkan  atau meluaskan. Beliau dinamakan demikian sebab beliau banyak membentangkan dahinya untuk bersujud, atau karena ilmu beliau yang luas.

Beliau juga dijuluki dengan As-Syakir (yang bersyukur) dan Al-Hadi (yang memberi petunjuk).

Sosok Yang Agung

Beliau merupakan sosok yang sangat agung, seorang mujtahid yang berakhlak mulia. Beliau mengumpulkan antara ilmu, amal, ketokohan, kemuliaan, kejujuran, dan kewibawaan.

Beliau menjadi rujukan para ulama, umara, dan masyarakat di zamannya. Abdullah bin Atha mengatakan, “Aku tidak pernah melihat para ulama terlihat kecil di hadapan seseorang kecuali saat mereka bersanding dengan Muhammad Al-Baqir. Sungguh aku melihat Al-Hakam bin Utbah di hadapan Al-Baqir bagaikan seorang murid yang sedang belajar..”

Saat Sayidina Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, ia mengundang Imam Al-Baqir dan meminta nasihat atas berbagai permasalahan yang dihadapinya. Imam Al-Baqir tinggal bersamanya beberapa lama. Lalu saat hendak pergi, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengantarkan kepergiannya, memeluknya, dan memenuhi semua keperluannya.

Dermawan

Walaupun kehidupan beliau tidak mewah ditambah dengan banyaknya keluarga yang rutin beliau nafkahi, namun beliau selalu memberikan makanan ledzat dan pakaian indah bagi saudara-saudara dan sahabatnya bahkan kadang beliau memberi dengan nilai yang sangat banyak. Beliau mengatakan:

مَا حَسَنَةُ الدُّنْيَا إِلَّا صِلَةُ الْإِخْوَانِ وَالْمَعَارِفِ

Keindahan dunia tidak lain adalah menyambung persaudaraan dan persahabatan.

Al-Aswad bin Katsir mengadukan kepada Imam Al-Baqir kebutuhannya serta mengeluhkan teman-teman yang menjauhinya. Maka Al-Baqir berkata padanya:

بِئْسَ الْأَخُ أَخٌ يَرْعَاكَ غَنِيًّا وَيَقْطَعُكَ فَقِيرًا.

Saudara terburuk adalah saudara yang memperhatikanmu saat kau kaya, dan memutus hubungan denganmu saat kau miskin.

Kemudian beliau memerintahkan pelayan untuk memberikan kantung berisi tujuh ratus dirham, dan berkata pada Al-Aswad:

اِسْتَنْفِقْ هذِهِ، فَإِذَا نَفَدَتْ فأَعْلِمْني

Pakailah ini, jika sudah habis kabari aku.

Mencintai Sahabat Abubakar dan Umar

Imam Muhammad Al-Baqir sangat mencintai sahabat Abubakar dan Umar radhiyalllahu anhuma dan sering memuji mereka. Bahkan beliau menikah dengan salah satu dari keturunan Sahabat Abubakar, yaitu Ummu Farwah binti Qosim bin Muhammad bin Abubakar Ash-Shiddiq. Beliau pernah berkata:

مَنْ لَمْ يَقُلْ لَهُ الصِّدِّيقَ فَلَا صَدَّقَ اللهُ لَهُ قَوْلًا

Siapa yang tidak menggelari beliau (Sahabat Abubakar) dengan Ash-Shiddiq maka Allah tidak akan membenarkan ucapannya.

Beliau juga berkata:

مَنْ لَمْ يَعْرِفْ فَضْلَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فَقَدْ جَهِلَ السُّنَّةَ

Siapa yang tidak mengetahui keutaman Abubakar dan Umar radhiyallahu anhuma maka sungguh ia tidak memiliki pengetahuan tentang sunnah.

Beliau berkata  tengang pandangan Ahlul Bait tentang keduanya:

أَجْمَعَ بَنُو فَاطِمَةَ [عَلَى] أَنْ يَقُولُوا فِي أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ أَحْسَنَ الْقَوْلِ

Semua keturunan Fatimah telah bersepakat untuk berbicara mengenai Abubakar dan Umar dengan perkataan yang paling baik.

Dikisahkan dalam kitab Al-Muntadzam, bahwa Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit berkisah :

Aku bertemu dengan Abu Jakfar, Muhammad bin Ali, lantas aku bertanya:

“Apa yang kau katakan tentang Abubakar dan Umar?”

Beliau menjawab, “Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada keduanya.”

Abu Hanifah berkata, “Di Irak, kami mendengar bahwa engkau berlepas diri dari keduanya.”

Al-Baqir pun menjawab:

مَعَاذَ الله! كَذِبَ مَنْ يَقُولُ هَذَا عَنِّي، أَوَ مَا عَلِمْتَ أنَّ عَلِيًّا زوَّجَ ابْنَتَهُ أُمَّ كُلْثُوم بِنْتَ فَاطِمَةَ مِنْ عُمَرَ، وَجَدَّتُهَا خَدِيجَةُ، وَجَدُّهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ ؟

Aku berlindung kepada Allah dari itu! Sungguh berdusta orang yang mengatakan ini atas namaku. Tidakkah engkau tahu bahwa Ali menikahkan putrinya Ummu Kultsum putri Fatimah kepada Umar, sedangkan neneknya adalah Khadijah dan kakeknya adalah Rasulullah ?

Salim bin Abi Hafshah berkata:

Aku bertanya kepada Abu Jakfar (Muhammad Al-Baqir) dan putranya Jakfar As-Shadiq mengenai Abubakar dan Umar, maka keduanya berkata padaku:

يَا سَالِمُ، تَوَلَّهُمَا وَابْرَأْ مِنْ عَدُوِّهِمَا ; فَإِنَّهُمَا كَانَا إِمَامَيْ هُدَى .

Wahai Salim, dukunglah keduanya dan berlepas dirilah dari musuh keduanya sebab keduanya adalah dua Imam pembawa petunjuk.

Bassam Al-Shairafi berkata: Aku bertanya kepada Abu Jakfar mengenai Abubakar dan Umar, maka Beliau berkata:

وَاللهِ إِنِّي لَأَتَوَلَّاهُمَا وَأَسْتَغْفِرُ لَهُمَا ، وَمَا أَدْرَكْتُ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ بَيْتِي إِلَّا وَهُوَ يَتَوَلَّاهُمَا

Demi Allah, aku mendukung keduanya dan memohonkan ampun bagi keduanya. Aku tidak mendapati satupun keluargaku kecuali ia mendukung keduanya.

Lahir dan Wafat

Sebelum lahirnya, Rasulullah telah menitipkan salam baginya. Ibnu Madini, seorang Imam Hadits yang agung meriwayatkan bahwa sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma berkata kepada Imam Muhammad Bagir yang masih kecil:

رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَلَيْكَ

Rasulullah menyampaikan salam untukmu.

Saat ditanya , “Bagaimana itu bisa terjadi?” Maka Sahabat Jabir berkisah:

Suatu hari, aku duduk di sisi Beliau . Saat itu Husain berada dalam pangkuannya, bermain bersamanya. Maka Rasulullah bersabda:

 يَاجَابِرُ ! يُوْلَدُ لَهُ مَوْلُودٌ اسْمُهُ عَلِيّ، إِذَا كَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، نَادَى مُنَادٍ : لِيَقُمْ سَيِّدُ الْعَابِدِينَ ، فَيَقُومُ وَلَدُهُ ، ثُمَّ يُوْلَدُ لَهُ وَلَدٌ اسْمُهُ مُحَمَّدٌ، فَإِذَا أَدْرَكْتَهُ يَا جَابِرْ، فَأَقْرِئْهُ مِنِّي السَّلَامَ .

Hai Jabir! Dia (Husain) akan memiliki putra yang Bernama Ali. Pada Hari Kiamat akan ada yang berseru, “Hendaknya berdiri pemimpin bagi para ahli ibadah.” Maka berdirilah anaknya itu.

Kemudian putranya itu akan memiliki putra yang Bernama Muhammad (Al-Baqir). Hai Jabir, jika engkau mendapati masanya, maka sampaikan salamku untuknya.” (HR Ibnu Madini)

Beliau lahir dari ayah dan ibu yang sama-sama Alawi (keturunan Sayidina Ali). Ibunya bernama Fatimah binti Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhum ajmain.

Beliau lahir di Kota Madinah hari Jumat 2 Shofar tahun 57 H, tiga tahun sebelum gugurnya Imam Husain. Beliau memiliki beberapa anak, yaitu Imam Jakfar As-Shadiq dan Sayid Abdullah, ibu keduanya adalah Farwah binti Qasim bin Muhammad bin Abubakar As-Shiddiq. Selain itu anak beliau yang lain adalah Sayid Ibrahim, Sayid Ali, Sayidah Zainab, dan Sayidah Ummu Salamah.

Setiap hari beliau melakukan shalat sebanyak 150 rakaat. Dan selalu berada dalam keadaan yang sempurna sampai beliau wafat di Kota Madinah pada tahun 117/118/114 H. Beliau dimakamkan di pemakaman Baqi di samping ayahnya di Kubah Abbas. Beliau berwasiat untuk dikafani dengan gamis yang selalu dipakai untuk shalat.

Kalam beliau

Banyak sekali kata-kata bijak penuh hikmah yang bersumber dari kedalaman pemahaman beliau atas agama. Di antaranya adalah  perkataan beliau tentang bahaya kesombongan:

مَا دَخَلَ قَلْبَ امْرِىءٍ شَيْءٌ مِنَ الْكِبْرِ، إِلَّا نَقَصَ مِنْ عَقْلِهِ مِثْلُ مَا دَخَلَهُ مِنَ الْكِبْرِ أَوْ أَكْثَرُ

Tidaklah masuk kesombongan ke dalam hati seseorang, kecuali akalnya akan berkurang seukuran kadar kesombongan yang masuk padanya, atau bahkan lebih banyak dari itu.

۞۞۞

Beliau juga berkata tentang keutamaan orang yang berdzikir:

إِنَّ الصَّوَاعِقَ تُصِيبُ الْمُؤْمِنَ، وَغَيْرَ الْمُؤْمِنِ، وَلَا تُصِيبُ الذَّاكِرَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

Sungguh petir dapat menyambar orang yang beriman maupun yang tidak beriman, namun tidak dapat menyambar orang yang berdzikir kepada Allah

۞۞۞

Beliau berkata tentang ibadah yang terutama:

مَا مِنْ عِبَادَةٍ أَفْضَلَ مِنْ عِفَّةِ بَطْنٍ أَوْ فَرْجٍ

Tidak ada ibadah yang lebih utama dari menjaga perut dan kemaluan (dari dosa)

۞۞۞

Beliau berkata tentang keutamaan doa:

وَمَا مِنْ شَيْءٍٍ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ

Tidak ada sesuatu yang lebih disukai oleh Allah daripada diminta

وَمَا يَدْفَعُ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ

Tiada yang dapat menghalau takdir selain doa.

۞۞۞

Beliau berkata tentang keutamaan perbuatan baik dan buruknya kezaliman:

وَإِنَّ أَسْرَعَ الْخَيْرِ ثَوَابًا الْبِرُّ وَالْعَدْلُ، وَأَسْرَعَ الشَّرِّ عُقُوبَةً الْبَغْيُ

Kebaikan yang paling cepat balasannya adalah bakti dan keadilan, dan keburukan yang paling cepat balasnya adalah kezaliman.

۞۞۞

Beliau berkata tentang tiga aib yang harus dihindari:

كَفَى بِالْمَرْءِ عَيْبًا أَنْ يُبْصِرَ مِنَ النَّاسِ مَا يَعْمَى عَلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ، وَأَنْ يَأْمُرَ النَّاسَ بِمَا لَا يَسْتَطِيعُ التَّحَوُّلَ عَنْهُ، وَأَنْ يُؤْذِيَ جَلِيسَهُ بِمَا لَا يَعْنِيهِ

Cukup bagi manusia sebagai aib:

1.    Jika ia dapat melihat kesalahan orang namun buta atas kesalahan sama yang ada pada dirinya sendiri.

2.    Jika ia memerintahkan orang melakukan apa yang orang itu tidak mampu berpindah darinya.

3.    Jika ia mengganggu teman duduknya dengan sesuatu yang bukan urusannya.

۞۞۞

Beliau berkata tentang tercelanya tertawa yang berlebihan:

إِيَّاكُمْ وَكَثْرةَ الضَّحْكِ، فَإِنَّهُ يَمُجُّ الْعِلْمَ مَجًّا

Berhati-hatilah kalian dari banyak tertawa, sebab tertawa benar-benar dapat memuntahkan (mengilangkan manfaat) ilmu.

Apabila beliau tertawa, maka beliau berdoa:

 اللهم لَا تَمْقُتْنِي

Ya Allah, jangan Engkau memurkaiku.

۞۞۞

Beliau berkata tentang bahaya melupakan ilmu:

 لِكُلِّ شَيْءٍ آفَةٌ، وَآفَةُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ  

Segala sesuatu memiliki penyakit, dan penyakit ilmu adalah lupa

۞۞۞

 

Beliau berkata tentang rendahnya nilai dunia:

وَمَا الدُّنْيَا وَمَاعَسَى أَنْ تَكُونَ؟ هَلْ هِيَ إِلَّا ثَوْبٌ لَبِسْتَهُ، أَوْ مَرْكُوبٌ رَكِبْتَهُ، أَوِ امْرَأَةٌ تَزَوَّجْتَهَا.

Apalah dunia dan apa yang diharapkan darinya? Tidaklah ia selain pakaian yang engkau kenakan, kendaraan yang kau tunggangi, serta wanita yang kau nikahi.

۞۞۞

Beliau memuliakan orang yang menilai rendah dunia, dan berkata:

كَانَ لِي صَاحِبٌ كَانَ عَظِيمًا فِي عَيْنِي، وَكَانَ الَّذِي عَظَّمَهُ فِي عَيْنِي صِغَرُ الدُّنْيَا فِي عَيْنَيْهِ

Aku memiliki sahabat yang agung dalam pandanganku, yang membuatnya agung dalam pandanganku karena kecilnya nilai dunia dalam pandangannya

۞۞۞

Beliau pernah menasihati putranya untuk meninggalkan rasa malas dan bosan:

يَا بُنَيَّ إِيَّاكَ وَالْكَسَلَ وَالضَّجَرَ، فَإِنَّهُمَا مِفْتَاحُ  كُلِّ شَرٍّ. فَإِنَّكَ إِذَا كَسِلْتَ لَمْ تُؤَدِّ حَقًّا، وَإِذَا ضَجِرْتَ لَمْ تَصْبِرْ عَلَى حَقٍّ

Wahai putraku hidarilah rasa malas dan bosan. Keduanya adalah kunci segala keburukan. Jika kau malas kau tidak dapat menunaikan kewajiban. Jika kau bosan, kau tidak bisa bersabar untuk menunaikan hak kewajiban.

۞۞۞

Di antara kalam beliau yang merangkum solusi berbagagai permasalahan hidup:

إِذَا أَحْبَبْتَ بَقَاءَ النِّعَمِ، فَلْتُكْثِرِ الْحَمْدَ وَالشُّكْرَ عَلَيْهَا

Jika engkau ingin agar nikmat-nikmat selalu ada bersamamu, maka perbanyaklah memuji Allah dan bersyukur atasnya.

وَإِذَا اسْتَبْطَأْتَ الرِّزْقَ، فَأَكْثِرْ مِنَ الاِسْتِغْفَارِ

Jika engkau merasa rizki datang terlambat, maka perbanyaklah istigfar

وَإِذَا أَحْزَنَكَ أَمْرٌ، فَأَكْثِرْ مِنْ لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Jika suatu hal membuatmu sedih, perbanyaklah membaca : “La Haula Wa La Quwwata Illa Billah (Tiada daya maupun kekuatan kecuali dengan Allah).”

وَإِذَا خِفْتَ قَوْمًا، فَقُلْ: حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Jika engkau takut kepada suatu kaum, maka ucapkanlah : “Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil (Cukup bagi kami Allah, Dialah sebaik-baik penolong).”

إِذَا أَعْجَبَكَُ أَمْرٌ فَقُلْ: مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Jika sesuatu membuatmu takjub maka katakanlah : “Ma Syaallah La Quwwata Illa Billah (Apa yang dikehendaki Allah, tiada kekuatan kecuali dengan Allah).”

 وَإِذَا مُكِرَ بِكَ فَقُلْ

Jika ada yang membuat tipu daya padamu maka katakanlah:

وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ

Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". (QS Al-Ghafir: 44)

وَإِذَا أَصَابَكَ غَمٌّ، فَقُلْ :

Jika kekalutan menimpamu maka katakanlah :

لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS Al-Anbiya: 87)

۞۞۞

Beliau berkata tentang ucapan yang buruk:

سِلَاحُ اللِّئَامِ قَبِيحُ الْكَلَامِ

Senjata orang-orang yang hina adalah ucapan yang buruk.

۞۞۞

Beliau berkata tentang musibah wafatnya ulama:

وَلَمَوتُ عَالِمٍ وَاحِدٍ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيسَ مِنْ مَوْتِ سَبْعِينَ عَابدًا

Kematian seorang ulama lebih disukai Iblis daripada kematian tujuh puluh orang yang giat beribadah.

Beliau juga berkata tentang keutaman ulama :

عَالِمٌ يُنْتَفَعُ بِعِلْمِهِ أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ  

Seorang ulama yang ilmunya bermanfaat lebih utama dari seribu orang yang giat beribadah.

۞۞۞

Beliau mewanti-wanti untuk meninggalkan perselisihan khususnya terkait ayat-ayat Al-Quran. Beliau berkata:

إِيَّاكُمْ وَالْخُصُومَةَ فَإِنَّهَا تُفْسِدُ الْقَلْبَ وَتُورِثُ النِّفَاقَ

Hati-hatilah kalian dari perselisihan, sebab itu dapat merusak hati dan menimbulkan kemunafikan.

Beliau juga berkata:

إِيَّاكُمْ وَمُجَالَسَةَ أَصْحَابِ الْخُصُومَاتِ، فَإِنَّهُمُ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِ اللهِ.

Berhati-hatilah jangan kalian duduk Bersama orang-orang yang suka berselisih. Mereka adalah orang-orang yang berselisih terlalu dalam tentang ayat-ayat Allah.

۞۞۞

Beliau berkata tentang perbuatan yang paling sulit:

أَشَدُّ الْأَعْمَالِ ثَلَاثَةٌ ؛ ذِكْرُ اللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، وَإِنْصَافُكَ مِنْ نَفْسِكَ، وَمُوَاسَاةُ الْأَخِ فِي الْمَالِ  

Amal yang paling sulit ada tiga: Berdzikur kepada Allah dalam setiap keadaan, berlaku adil atas diri sendiri, dan membantu saudara dengan harta.

۞۞۞

Beliau berkata tentang Al-Quran:

كَلَامُ اللهِ غَيْرُ مَخْلُوقٍ

Al-Quran adalah Kalamullah, bukan makhluk.

۞۞۞

Beliau berkata tentang akhlak yang baik:

مَنْ أُعْطِيَ الْخُلُقَ وَالرِّفْقَ فَقَدْ أُعْطِيَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَالرَّاحَةَ وَحَسُنَ حَالُهُ فِي دُنْيَاهُ وَآخِرَتُهُ وَمَنْ حُرِمَ الرِّفْقُ وَالْخُلُقُ كَانَ ذَلِكَ لَهُ سَبِيلًا إِلَى كُلِّ شَرٍّ وَبَلِيَّةٍ إِلَّا مَنْ عَصَمَهُ اللهُ تَعَالَى

Siapa yang diberi akhlak yang baik dan kelembutan maka ia telah diberi seluruh kebaikan dan ketenangan hati. Keadaannya akan selalu baik di dunia maupun di akhirat. Dan siapa yang dihalangi dari kelembutan dan akhlak yang baik maka itu akan menjadi jalan baginya menuju semua keburukan dan bencana kecuali bagi orang yang dilindungi oleh Allah

۞۞۞

Mengenai siapa saja yang tidak semestinya dijadikan sahabat, Imam Al-Baqir menuturkan:

Ayahku (Imam Ali Zainal Abidin) memberi pesan padaku, beliau berkata:

لَا تَصْحَبَنَّ خَمْسَةً وَلَا تُحَادِثْهُمَ وَلَا تُرَافِقْهُمْ فِي طَرِيقٍ

“Jangan engkau berteman dengan lima orang, jangan engkau berbincang dengan mereka, jangan pula kau sertakan merka dalam perjalanan.

لَا تَصْحَبَنَّ فَاسِقًا فَإِنَّهُ بَائِعُكَ بِأَكْلَةٍ فَمَا دُونَهَا

      1.    Jangan engkau berteman dengan orang fasik, sebab ia akan tega menjualmu demi sesuap makanan atau yang lebih rendah dari itu.

لَا تَصْحَبَنَّ الْبَخِيلَ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ بِكَ فِي مَالِهِ أَحْوَجَ مَا كُنْتَ إِلَيْه

     2.    Jangan engkau berteman dengan orang yang pelit, sebab ia akan memutus hubunganmu dari hartanya di saat engkau sangat memerlukannya.

لَا تَصْحَبَنَّ كَذَّابًا فَإِنَّهُ بِمَنْزِلَةِ السَّرَابِ يُبَعِّدُ مِنْكَ الْقَرِيبَ ، وَيُقَرِّبُ مِنْكَ الْبَعِيدَ

    3.    Jangan engkau berteman dengan pendusta sebab ia bagaikan fatamorgana. Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

لَا تَصْحَبَنَّ أَحْمَقَ فَإِنَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَنْفَعُكَ فَيَضُرُّكَ

     4.   Jangan berteman dengan orang bodoh, sebab ia berniat membantumu tetapi justru melakukan apa yang dapat mencelakaimu.

لَا تَصْحَبَنَّّ قَاطِعَ رَحِمٍ فَإِنِّي وَجَدْتُهُ مَلْعُونًا فِي كِتَابِ اللهِ تَعَالَى فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ

       5.    Jangan berteman dengan orang yang memutus tali silaturahim sebab aku dapati ia terlaknat di dalam Kitabullah dalam tiga tempat.”

۞۞۞

Beliau berkata tentang ulama penjilat:

إِذَا رَأَيْتُمُ الْقَارِئَ يُحِبُّ الْأَغْنِيَاءَ فَهُوَ صَاحِبُ الدُّنْيَا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ يَلْزَمُ السُّلْطَانَ مِنْ غَيْرِ ضَرُورَةٍ فَهُوَ لِصٌّ

Jika engkau melihat ulama yang mencintai orang-orang kaya (saja) maka ia adalah pecinta dunia. Jika engkau lihat ia selalu dekat dengan penguasa tanpa ada keperluan mendesak maka ia adalah pencuri.

 

Madzhab Ahlul Bait

Dalam thabaqat Ibnu Saad disebutkan diskusi yang menyingkap Aqidah Ahlul Bait yang dianut oleh Imam Al-Baqir. Salah seorang pengikut beliau yang Bernama Jabir bertanya kepadanya:

أَكَانَ مِنْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ أَحَدٌ يَزْعُمُ أنَّ ذَنْبًا مِنَ الذُّنُوبِ شِرْكٌ؟

Apakah di antara kalian, wahai Ahlul Bait, ada yang menganggap bahwa melakukan dosa bisa menyebabkan syirik (sebagaimana kaum khawarij yang mengkafirkan orang yang berbuat dosa)?

Beliau menjawab:

لا

Tidak.

Lantas Jabir melanjutkan:

أَفَكَانَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يَقُولُ بِالرَّجْعَة؟

Apakah ada seorang dari kalian yang mengakui Aqidah Raj’ah (Murji’ah adalah kaum yang menganggap dosa apapun tidak berpengaruh selama orang beriman)

Beliau menjawab:

لا

Tidak.

Maka Jabir kembali bertanya:

أَوَ كَانَ مِنْكُمْ أَحَدٌ يَسُبُّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ؟

Apakah ada di antara kalian (Ahlul Bait) yang mencaci Abubakar dan Umar?

Beliau menjawab:

لَا. فَأَحِبَّهُمَا وَتَوَلَّهُمَا وَاسْتَغْفِر لَهُمَا

Tidak, maka cintailah keduanya, dukunglah keduanya, dan mohonkan ampun bagi keduanya

Demikian akidah Ahlul Bait, mereka tidak mengkafirkan golongan lain hanya karena perbuatan dosa atau bid’ah, mereka tidak meremehkan dosa, dan mereka adalah kaum yang mencintai sahabat terutama sahabat Abubakar dan Umar radhiyallahu anhuma. Mereka tidak mencaci para sahabat sebagaimana dilakukan sebagian golongan yang menisbatkan diri kepada ahlul bait namun gemar mencaci sahabat. Bahkan menjelang wafatnya, Imam Al-Baqir berkata:

اَللهم إِنِّي أَتَوَلَّى وَأُحِبُّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، اَللهم إِنْ كَانَ فِي نَفْسِي غَيْرُ هَذَا ، فَلَا نَالَتْنِي شَفَاعَةُ مُحَمَّدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ - صلى الله عليه وسلم

Ya Allah, sungguh aku mendukung dan mencintai Abubakar dan Umar. Ya Allah, jika yang ada dalam hatiku berbeda dengan yang kukatakan ini, maka jangan engkau berikan padaku Syafaat Muhammad di Hari Kiamat.

Abdul Malik bin Abi Sulaiman pernah bertanya tentang ayat kepada Al-Baqir:

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). (QS Al-Maidah: 55)

Maka Imam Baqir mengatakan:

هُمْ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Mereka (penolong Nabi ) adalah para sahabat sahabat Nabi .

Abdul Malik mengatakan:

إِنَّهُمْ يَقُولُونَ : هُوَ عَلِيٌّ

Mereka mengatakan yang dimaksud hanyalah Ali (bin Abi Thalib).

Al-Baqir mengatakan :

عَلِيٌّ مِنْهُمْ

Ali adalah salah seorang dari mereka (sahabat yang menjadi penolong Nabi ).

Beliau dengan tegas mengatakan bahwa siapa saja yang taat kepada Allah maka merekalah yang pantas disebut sebagai pengikut beliau. Beliau berkata:

شِيعَتُنَا مَنْ أَطَاعَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ  

Syiah (kelompok) kami adalah siapa saja yang taat kepada Allah

Demikian biografi ringkas Imam Muhammad Al-Bagir bin Ali Zainal Abidin, semoga kita dapat menjadikan beliau sebagai teladan, dan mendapatkan keberkahan beliau baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin ya robbal alamiin. RA(*)

*Sumber: Syarah Qashidah Ainiyah, Masraur Rawi, Mir’atuz Zaman Fi Tawarikhil A’yan, Hilatul Auliya, Siyar A’lam Nubala, Tarikh Dimasyqi, Al-Muntadzam, Thabaqat Ibnu Saad, dll.