Posted on 10 August 2025
Tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling mulia derajatnya, paling tinggi kedudukannya, dan paling sempurna akhlak serta keutamaannya. Banyak ulama yang mengurai sifat-sifat beliau dalam rincian yang menakjubkan, hingga membuat hati rindu untuk mengetahui gambaran beliau secara lebih dekat dan mendalam.
Ketahuilah —semoga Allah menerangi hati kita dengan cinta kepada beliau— bahwa jika kita meneliti sifat-sifat kesempurnaan yang merupakan karunia bawaan, bukan hasil usaha, maka akan kita dapati bahwa Rasulullah ﷺ menghimpun seluruhnya tanpa terkecuali. Tidak ada satu pun sumber sejarah yang sahih yang berbeda pendapat dalam hal ini; bahkan sebagian sifat beliau telah mencapai derajat kepastian mutlak.
Wajah dan Tubuh yang Sempurna
Tubuh Rasulullah ﷺ adalah gambaran keserasian yang sempurna. Kulit beliau berwarna cerah bercahaya (azhar al-lawn), mata beliau lebar dan hitam pekat (ad‘aj), bulu matanya lentik (ahdab al-asyfar), dahi beliau lebar (wasi‘ al-jabin), alisnya melengkung indah (azajj), hidungnya mancung proporsional (aqna), giginya putih dan rapi, wajahnya bulat (mudawwar al-wajh) namun tidak tembam, dan janggut beliau tebal memenuhi dada.
Beliau memiliki tubuh yang seimbang: dada dan perut sejajar, dada bidang, bahu lebar, tulang-tulangnya kokoh, lengan dan betisnya berisi, telapak tangan dan kaki lebar, jemari lentik, tubuhnya harum dan bercahaya (anwar al-mutajarrad), serta memiliki garis rambut tipis dari dada ke pusar (daqiq al-masrubah). Tinggi beliau sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, namun jika berjalan bersama orang tinggi sekalipun, beliau tampak lebih tinggi. Rambut beliau lurus bergelombang (rajl asy-sya‘r).
Senyum dan Cahaya Wajahnya
Jika tersenyum, gigi beliau berkilau laksana kilat, dan putihnya seperti butiran hujan yang bening. Saat berbicara, cahaya seakan memancar dari sela-sela gigi beliau. Lehernya indah, tubuhnya kokoh dan proporsional.
Para sahabat memberi kesaksian yang menggetarkan hati:
Kesaksian-kesaksian itu bukan sekadar kata-kata; ia adalah pantulan cinta mendalam para sahabat terhadap manusia yang paling sempurna ciptaan dan akhlaknya. RA(*)
*Disarikan dari kitab As-Syifa Bi Ta’rifi Huquqil Musthafa karya Qodhi Iyadh