Posted on 25 November 2025
Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz dalam kitab yang beliau tulis untuk para wanita, yaitu kitab Tadzkiratul Hadramiyah, menuliskan satu bab yang menerangkan tentang kewajiban berbakti kepada orang tua serta tata-cara melakukannya. Berikut ini terjemahannya:
Hak kedua orang tua adalah hak yang sangat agung dalam Islam. Allah Ta‘ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”(QS. An-Nisa’: 36)
Allah Ta‘ala juga berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (QS. Al-Isra’: 23–24)
Rasulullah ﷺ bersabda:
بَرُّوا آبَاءَكُمْ تَبَرَّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ
“Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian.”
Dan beliau ﷺ bersabda:
الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ
“Surga berada di bawah telapak kaki para ibu.”
Al-Imam Al-Haddad radhiyallahu anhu berkata dalam bait syairnya:
وَالْوَالِدَانِ لَهُم حَقٌّ يَقُومُ بِهِ ***مَنْ يَتَّقِي اللهَ وَالْمُدلونَ بِالنَّسَبِ
“Orang tua memiliki hak yang hanya akan ditunaikan oleh mereka yang bertakwa kepada Allah, dan oleh orang yang bergaris keturunan padanya.”
Nasehat dan Penjelasan
Seorang wanita hendaknya memahami hak kedua orang tuanya dan menjaga kewajiban berbakti kepada mereka. Ia tidak sepantasnya menentang atau mengabaikan ucapan keduanya, karena Allah Yang Maha Mulia telah mewajibkan kita untuk menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan agama.
Wahai para wanita, renungkanlah firman Allah Ta‘ala:
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
Maknanya: berbuat baiklah kepada ayah dan ibu dengan sebaik-baik kebaikan.
Kemudian firman-Nya:
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ
“Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’...”
Artinya: apabila ayah atau ibumu telah memasuki usia lanjut, maka wajib bagimu untuk menghormati, memuliakan, dan bersikap santun kepada mereka, hingga tidak boleh mengucap “ah”, sekadar kata kecil yang menunjukkan rasa kesal sudah dilarang.
Allah melanjutkan:
وَلَا تَنْهَرْهُمَا
“Dan janganlah kamu membentak mereka...”
Yakni: jangan mengangkat suara di hadapan mereka atau membuat mereka tersinggung. Bersikaplah lembut.
Kemudian:
وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Maksudnya: berbicaralah dengan tutur kata yang baik dan menyenangkan, sebagaimana engkau ingin anak-anakmu berbicara denganmu suatu hari nanti.
Selanjutnya firman-Nya:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
“Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang.”
Artinya: tundukkan dirimu di hadapan orang tuamu; jadilah lembut, tawadhu’, dan jangan merasa lebih tinggi dari mereka. Ingatlah bagaimana keduanya penuh kasih dan pengorbanan saat merawatmu ketika kecil.
Dan firman-Nya:
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’”
Ayat ini saja sudah cukup sebagai bukti betapa tinggi kedudukan kedua orang tua dan betapa agung hak mereka atas anak-anaknya.
Renungkanlah makna sabda Rasulullah ﷺ berikut:
بَرُّوا آبَاءَكُمْ تَبَرَّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ
“Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian.”
Maksud hadits ini adalah: apabila kalian berbakti kepada ayah dan ibu kalian, maka Allah akan menganugerahi kalian anak-anak yang kelak berbakti pula kepada kalian.
Oleh karena itu, setiap wanita yang berbakti kepada ayah dan ibunya akan mendapatkan empat kabar gembira sebagaimana disampaikan Rasulullah ﷺ:
Telah datang dalam hadits Nabi ﷺ:
رِضَا اللهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ، وَسَخَطُ اللهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ
“Ridha Allah bergantung pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah bergantung pada murka kedua orang tua.”
Dan diriwayatkan dalam sebuah hadis Qudsi bahwa Allah Ta‘ala berfirman:
مَنْ أَصْبَحَ مَرْضِيًّا لِي مَسْخَطًا لِوَالِدَيْهِ فَأَنَا عَنْهُ سَاخِطٌ، وَمَنْ أَصْبَحَ مَسْخَطًا لِي مَرْضِيًّا لِوَالِدَيْهِ فَأَنَا عَنْهُ رَاضٍ
“Barang siapa pada pagi hari membuat-Ku ridha namun membuat kedua orang tuanya murka, maka Aku murka kepadanya. Dan barang siapa pada pagi hari membuat-Ku murka namun membuat kedua orang tuanya ridha, maka Aku ridha kepadanya.”
Wahai para wanita, apakah salah satu di antara kalian rela—na‘udzu billah—bila Allah murka kepadanya, dan anak-anaknya kelak tidak berbakti kepadanya?
Tentu tidak. Tidak ada seorang pun yang menginginkannya.
Maka bila kalian tidak menghendaki hal itu terjadi, jangan biarkan diri kalian menelantarkan hak orang tua. Segeralah hormati mereka, patuhi perintah keduanya selama tidak bertentangan dengan syariat, berbuat baik kepada mereka, mendahulukan mereka dalam perhatian, kebaikan, dan silaturahmi bahkan melebihi perhatian kepada diri sendiri maupun kepada anak-anak.
Lakukan semua itu tanpa merasa terbebani, tanpa mengeluh, dan tanpa mengungkit-ungkit jasa. Sebab kemuliaan seorang muslimah akan tampak di hadapan Allah melalui baktinya kepada ayah dan ibunya.
Hendaklah kalian sangat berhati-hati agar tidak terpedaya oleh godaan Iblis sehingga kalian durhaka kepada kedua orang tua. Sesungguhnya durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar.
Bukankah kalian pernah mendengar sabda Nabi ﷺ:
أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ ثَلَاثٌ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ...
“Tiga dosa besar yang paling besar: menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan memberikan kesaksian palsu...”
Dan dalam hadits lainnya beliau ﷺ bersabda:
ثَلَاثَةٌ حَرَّمَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ: مُدْمِنُ خَمْرٍ، وَالْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ الْخَبَثَ فِي أَهْلِهِ
“Ada tiga golongan yang Allah Ta‘ala haramkan atas mereka surga: pecandu khamr, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan lelaki dayyuts; yaitu yang membiarkan perbuatan keji terjadi dalam keluarganya.”
Bakti Kepada Ibu
Ketahuilah bahwa berbakti kepada ibu memiliki derajat yang berlipat dibandingkan berbakti kepada ayah, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.
Sayyiduna Al-Habib Abdullah Al-Haddad radhiyallahu anhu berkata dalam An-Naṣa’iḥ:
“Mungkin sebab keutamaan itu adalah karena ibu merasakan kepayahan mengandung dan beratnya beban kehamilan, kesulitan saat melahirkan, tanggung jawab menyusui dan membesarkan, serta limpahan kasih dan kelembutan yang dicurahkan kepada anak. Dan Allah-lah yang Maha Mengetahui.”
Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi ﷺ: “Siapakah orang yang paling berhak mendapat kebersamaan dan baktiku?”
Maka Nabi ﷺ menjawab:
أُمُّكَ
“Ibumu.”
Orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Beliau ﷺ menjawab:
أُمُّكَ
“Ibumu.”
Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Beliau ﷺ menjawab:
أُمُّكَ
“Ibumu.”
Ia bertanya lagi untuk keempat kalinya: “Kemudian siapa?”
Beliau ﷺ menjawab:
أَبُوكَ
“Kemudian ayahmu.”
Berbakti Kepada Orang Tua Yang Telah Wafat
Sebagaimana seseorang wajib berbakti kepada orang tuanya saat keduanya
masih hidup,
demikian pula ia wajib berbakti kepada keduanya setelah mereka wafat.
Hal ini dilakukan dengan cara:
· mendoakan dan memohonkan ampun untuk mereka,
· melunasi hutang-hutang mereka,
· melaksanakan wasiat-wasiat mereka,
· menyambung tali silaturahmi dengan kerabat orang tua,
· dan berbuat baik kepada sahabat-sahabat dan orang-orang yang dekat dengan mereka.
Semua ini termasuk kesempurnaan bakti, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits Nabi ﷺ.
Sungguh, dalam doa untuk orang tua yang telah wafat, dalam memohonkan ampun untuk mereka, dan dalam bersedekah atas nama mereka terdapat manfaat yang besar bagi mereka di sisi Allah.
Maka seorang anak jangan sampai lalai melakukan ini, terutama untuk kedua orang tuanya sendiri, kemudian untuk kerabat dan orang-orang yang memiliki hak atas dirinya, serta seluruh kaum muslimin pada umumnya. RA(*)