Niat Puasa Di Malam Pertama Bulan Ramadhan

Posted on 28 February 2025


Jumhur ulama fiqih berpendapat bahwa niat Puasa Ramadhan harus dilakukan di malam hari sebelum Shubuh. Ini berdasarkan hadits Nabi :

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Siapa yang tidak menginapkan (niat) puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya. (HR Nasai)

Akan tetapi ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, apakah niat harus dilakukan setiap malam, atau cukup di malam pertama saja?

Dalam Madzhab Syafii niat harus dilakukan setiap malam. Setiap hari dianggap sebagai ibadah tersendiri yang memiliki niat sendiri-sendiri. Jika suatu malam ia lupa niat, maka puasanya tidak sah, tapi ia tetap wajib berlaku seperti orang puasa dengan tidak makan dan minum di siang hari, dan wajib pula mengqodhonya.

Dalam Madzhab Maliki dibolehkan niat puasa di malam pertama Ramadhan untuk sebulan penuh. Sedangkan niat tiap malam adalah sunah dalam Madzhab Maliki. Jadi, apabila ia sudah niat puasa untuk sebulan penuh, kemudian di suatu malam ia lupa niat, maka puasanya sudah sah karena diikutkan niat di malam pertama.

Melihat ini, maka para ulama Madzhab Syafii menganjurkan agar di malam pertama Bulan Ramadhan kita melakukan dua kali niat.

Pertama niat seperti biasa sesuai dengan madzhab Imam Syafii ra, yaitu:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِهَذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Saya niat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban Bulan Ramadhan tahun ini, dilakukan secara ikhlas karena Allah ta’ala

Kedua : kemudian niat dengan bertaklid kepada Imam Malik ra untuk mengantisipasi jika suatu saat ia lupa niat di malam hari, yaitu dengan niat:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيع شَهْرِ رَمَضَانَ لِهَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ لِلهِ تَعَالَى

Saya niat puasa untuk seluruh Bulan Ramadhan tahun ini dengan bertaklid kepada Imam Malik Lillahi Taala

Keterangan:

·         Niat letaknya di hati, sedangkan mengucapkannya adalah sunah untuk membantu hati dalam niat. Jadi, jika hatinya kosong tapi lisannya niat, maka niatnya tidak sah.

·         Niat tidak harus dalam Bahasa Arab, ia boleh berniat dengan Bahasa Indonesia atau lainnya.

·         Walaupun sudah bertaklid kepada Imam Malik, apabila suatu saat ia lupa niat di malam hari, tetap dianjurkan mengqodhoinya sebagai bentuk kehati-hatian.

·         Dalam Madzhab Malik niat untuk sebulan itu cukup untuk seluruh bulan selama puasanya tidak terputus. Jika suatu hari puasannya terputus karena sakit, atau lainnya maka ia harus melakukan niat baru untuk sisa Bulan Ramadhan. RA(*)