Perbedaan Antara Urutan Perhatian Kaum Arifin Dan Kaum Yang Lalai
Posted on 20 July 2024
Al-Habib
Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam kitab Fushulul Ilmiyah, menjelaskan tentang
perbedaan fokus perhatian kaum arifin dan kaum yang lalai.
Pusat
Perhatian Kaum Arifin
Kaum
Arifin serta mereka yang mencapai hakikat, urutan pusat perhatian mereka adalah
sebagai berikut:
- Pusat
perhatian mereka yang terutama adalah memperbaiki dan memperkuat keimanan dan
keyakinan dengan cara memurnikan tauhid dan membersihkannya dari noda-noda
syirik kecil (riya).
- . Setelah
itu, mereka fokus untuk memperbagus akhlak mulia seperti zuhud, ikhlas, dan
hati yang bersih terhadap sesama muslim. Semua itu dibarengi dengan
menyingkirkan akhklak tercela seperti tamak, riya, dan sombong.
- Setelah
itu, mereka fokus untuk memperbaiki amal-amal taat yang bersifat fisik,
disertai menjaga diri dari semua amal-amal yang buruk.
- Setelah
itu, barulah mereka memberikan perhatian untuk urusan duniawi, berpikir
mengenainya, dan mengatur dengan baik didasari sifat waro dan kepedulian.
Menerima apa adanya, dan mengambil sesederhana mungkin.
Dalam urusan duniawi ini, kaum arifin akan senang apabila hanya
mengambil sekedar kecukupannya saja. Mereka juga senang jika ada orang lain
yang dapat mencukupi mereka, asalkan orang itu memiliki sifat wara dan menjauhi
kezaliman.
Urutan
Pusat Perhatian Orang Yang Lalai
Puncak
perhatian kaum yang lalai dan masih mencampur amalan baik dan buruk berbanding
terbalik dengan perhatian kaum arifin.
- Yang
paling mereka perhatikan adalah urusan kehidupan duniawi, cara memudahkan untuk
melampiaskan syahwat dan menikmati kesenangan fisik baik itu berupa makanan,
pakaian, pasangan atau lainnya. Mereka berusaha mengumpulkan harta dan
menimbunnya dengan tujuan tersebut.
- Kemudian,
jika mereka memiliki sedikit kesadaran, mereka mulai membuka mata untuk
memperhatikan amal-amal taat yang lahiriyah.
- Lalu
memperhatikan akhlak yang batin.
- Kemudian,
memperkuat iman.
Menjadi
jelas urutan perhatian mereka berbanding terbalik dengan perhatian kaum
arifin.Wallahu A’lam. RA(*)