Sekilas Tentang Thariqah Alawiyah

Posted on 20 April 2024


Al-Habib Fadhl bin Alwi Mauladawilah dalam mukadimah kitabnya yang berjudul Adillatul Wird war Rawatib menuturkan mengenai intisari Thariqah Sadah Alawiyah. Beliau berkata :



أما بعد، فاعلم - يا أخي - أن طريقة السادة العلوية هي الطريقة الصوفية


Ketahuilah wahai saudaraku, Thariqah Sadah Alawiyah adalah Thariqah Shufiyah. Yaitu:


وهي أحكام عقيدة أهل السنة والجماعة، وهم سلف الأمة الصالحون من الصحابة والتابعين وتابعيهم بإحسان


1.    Mengokohkan akidah Ahlu Sunah wal Jamaah. Mereka adalah para salaf yang saleh dari umat ini dari kalangan sahabat, tabiin, serta para pengikut mereka dalam kebaikan.


ومعرفة الأحكام العينية، أي الواجبات على الأعيان، أي على كل فرد فرد من المكلفين.


2.    Mengetahui hukum-hukum yang bersifat ainiyah (wajib bagi setiap orang), yakni wajib atas semua orang, bagi setiap individu yang mukalaf (baligh dan akal).


واتباع الآثار النبوية، أي المخبرة عن أحواله صلى الله عليه وسلم –


3.    Meneladani atsar nabawiy, yakni kabar mengenai keadaan-keadaan Nabi ﷺ.


 والتمسك بالآداب الشرعية، وهي استعمال ما يحمد قولا وفعلا؛ احترازا عن العقلية والعادية.


4.    Berpegang teguh dengan adab yang sesuai syariat, yaitu melakukan apa yang terpuji baik ucapan maupun perbuatan, dan menghindari logika dan adat (yang tidak sesuai syariat).


 فلذا ينبغي للسالك أخذ العلم أولا مع التقوى ومجانبة الأهواء، وصحة الاقتداء، وتحري اتباع الإجماع، والاحتياط فيما اختلف فيه؛ آخذا بالأحسن.


Oleh karena itu, hendaknya seorang salik (penempuh jalan akhirat) memulai dengan menuntut ilmu terlebih dahulu disertai ketakwaan, menghindari keinginan hawa nafsu, sungguh-sungguh dalam meneladani nabi, berusaha keras untuk mengikuti kesepakatan ulama, dan bersikap hati-hati ketika terjadi perselisihan pendapat dengan cara mengambil pendapat yang paling baik.


وهي الطريقة المثلى، والمنهج الذي درج عليه ساداتنا آل باعلوي، طبقة عن طبقة، أبا عن جد إلى النبي صلى الله عليه وسلم؛ حتى أن كثيرا منهم انتهوا فبلغوا رتبة الاجتهاد، وجملة منهم وصفوا بأنهم حازوا مرتبة الصديقية الكبرى


Ini adalah thariqah yang ideal, manhaj yang dijalani oleh para sadah dari kalangan Baalawi generasi demi generasi, dari ayah ke kakek hingga kepada Nabi ﷺ. Sehingga banyak di antara mereka yang mencapai derajat Ijtihad. Sejumlah dari mereka telah disifati mencapai maqam Shiddiqiyah Kubra (Al Quthb).


فهم على هذا المنوال - ظاهره علوم الدين والأعمال، وباطنه تحقيق المقامات والأحوال، وآدابه صون الأسرار والغيرة عليها من الاستبدال، وعلومهم علوم القوم، ورسومهم محو الرسوم، يرغبون إلى الله بكل قربة، ويقولون بأخذ العهد والتلقين ولبس الخرقة، ودخول الخلوة والرياضة والمجاهدة وعقد الصحبة.


Mereka berada dalam jalan ini, lahirnya adalah ilmu agama disertai berbagai amal; batinnya adalah memantapkan maqamat dan ahwal, adabnya adalah menjaga asror (rahasia) dan cemburu atas tersebarnya rahasia ini.  Ilmu-ilmu mereka adalah ilmu kaum yang khusus. Ciri khas mereka adalah menghapus penampilan lahiriyah yang semu. Mereka berharap kepada Allah dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya melalui segala amal ibadah. Mereka mengakui adanya pengikatan janji, talqin (menuntun bacaan zikir), pemakaian khirqoh (kopiah atau jubah sebagai bentuk izin untuk mendidik), melakukan kholwat (menyendiri di tempat yang sunyi untuk beribadah), riyadhah (olah rohani), mujahadah (berjuang menundukkan nafsu), dan ikatan persahabatan khusus.



 بل مجاهدتهم في تصفية الفؤاد والاستعداد، للتعرض للنفحات والتقرب من طريق الرشاد. وكذا تكثير سواد فريقها؛ ففي ذلك النوع مجالسة، وبعض مجانسة.



Mujahadah mereka adalah dengan berusaha keras membersihkan hati, mempersiapkan diri untuk menghadang nafahat (anugerah) dan mendekatkan diri kepada Allah di jalan kebenaran. Demikian pula memperbanyak perkumpulan jalan ini. Termasuk dalam hal ini dengan saling bermujalasah (bermajlis), dan saling menyerupai dalam sebagian hal.


وهم القوم الذين جليسهم لا يشقى، ولا يضام ولا يلقى. والشاذ يلحق جنسه، وإن خالفه في صورته وحسه، والمرء مع من أحب، ههنا وفي المنقلب.


Mereka adalah kaum, yang tidak akan rugi orang yang duduk bersama mereka, tidak pula dizalimi atau tersiakan. Yang menyimpang akan mengikuti jenisnya walaupun bentuk dan lahirnya tidak serupa. Manusia akan bersama orang yang ia cintai, di dunia ini dan di tempat kembali kelak.


فلهذا ترى من أدى فرائض الواجبات وترك المحرمات، ثم تقرب إلى الله بنوافل العبادات، وتجنب المكروهات والشهوات والمباحات، وتحلى بمحاسن الأخلاق والصفات، وتخلى عن رذائل الرَّدِيَّات - تظهر عليه الكرامات الباهرة، والأخبار بالمغيبات وخوارق العادات؛ بما لا تستوعبه المجلدات.


Oleh sebab itu, engkau dapat melihat siapa yang menunaikan kewajiban-kewajibannya, meninggalkan hal-hal yang haram, kemudian mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai ibadah sunah, menghindari hal-hal yang makruh, kesenangan syahwat, dan hal-hal yang mubah, menghiasi diri dengan akhlak dan sifat yang mulia, serta mengosongkan dirinya dari sifat-sifat rendah yang merusak, maka akan nampak padanya berbagai karomah yang nyata, kabar mengenai hal ghaib, serta khawariqul adat (hal ajaib yang di luar adat), yang tidak dapat dihimpun oleh berjilid-jilid kitab.


هذا، وإن كانت الكرامة هي الاستقامة وليس لهم مطلب سواها، ولا مقصد ورائها، وإنما ظهرت تلك الآيات ليتحققوا أنهم الوارثون من رسول الله صلى الله عليه وسلم على الكمال، وأنهم مقتفون له فيما فعل.


Demikianlah, walaupun karomah yang sebenarnya adalah istiqamah. Mereka tidak memiliki tujuan dan maksud selain itu. Namun tanda-tanda kekuasaan Allah itu muncul untuk memastikan bahwa mereka adalah benar-benar pewaris Rasulullah ﷺ, dan bahwa mereka telah meneladani Beliau ﷺ dalam perbuatannya.


إخواني - ابذلوا همتكم لسلوك هذا الطريق؛ لأن الاقتداء به صلى الله عليه وسلم على وجه الكمال الخاص صعب المنال، على من وفق له من جهابذة الرجال؛ لقوله صلى الله عليه وسلم: (( سددوا وقاربوا وأبشروا، فإنه لن يدخل الجنة أحدا عمله.)) قالوا: ( ولا أنت يا رسول الله ؟) قال: (( ولا أنا، إلا أن يتغمدني الله برحمة )) أخرجه البخاري ومسلم عن عائشة رضي الله عنها قال: (( قاربوا )) ولم يقل احصوا واستوفوا وانتهوا في الأمر إلى حده؛ لعدم إمكان ذلك إلا ما شاء الله. فبهذا صار ما قارب الشيء أعطى حكمه غالبا. اللهم وفقنا لمرضاتك، واجعلنا من أحبابك، وأذقنا من خالص شرابك. آمين.


Wahai para saudaraku! Kerahkan kesungguhan kalian untuk menempuh thariqah ini. Sebab meneladani Nabi ﷺ dengan cara yang sempurna dan khusus adalah sulit digapai bagi para tokoh-tokoh besar. Karena Nabi ﷺ telah bersabda:

“Jalanlah dengan lurus (istiqamah), dan mendekatlah dari jalan yang lurus, serta berilah kabar gembira. Sebab tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalnya.”

“Tidak pula anda, wahai Rasulullah?”

“Tidak pula aku, akan tetapi Allah menyelimutiku dengan rahmatNya.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Sayidah Aisyah radhiyallahu anha.”

Nabi ﷺ bersabda: “Dan dekatilah jalan yang lurus.” Tidak bersabda, “Berjalanlah dengan teliti, atau sempurna, atau sampai puncak batasnya.” Sebab selalu istiqamah adalah tidak mungkin kecuali yang Allah kehendaki. Maka umumnya orang yang dekat dengan sesuatu dihukumi sama dengan sesuatu itu. Ya Allah, berilah kami petunjuk agar mendapatkan keridhoan-Mu. Jadikan kami termasuk kekasih-Mu. Dan buatlah kami dapat merasakan anugerah ‘minuman’ murni dari-Mu. Aamiin. RA(*)