Di Antara Keutamaan Malam Nishfu Syakban

Posted on 13 February 2025


 

Allah Mengkhususkan Bulan Syakban yang  diangungkan ini dengan malam Nishfu Syakban (pertengahan Syakban yakni malam tanggal 15 Syakban).  Malam Nishfu Syakban termasuk malam-malam yang utama. Malam ini adalah malam yang diisyaratakan dalam ayat berikut—walaupun ini pendapat lemah dari dua pendapat, akan tetapi beberapa ulama mengatakannya—yaitu dalam Surat Ad-Dukhan:

 

حم . وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ . إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ . فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

 

Haa miim, Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi  dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.  Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (QS Ad Dukhan: 1-4)

 

Ulama berselisih dalam menentukan maksud dari malam yang diberkahi dalam ayat ini. Mayoritas ulama mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Malam Lailatul Qodar. Tapi ada sebagian kecil ulama yang mengatakan  bahwa yang dimaksud adalah Malam Nishfu Syakban. Untuk mengkompromikan kedua pendapat ini, maka dikatakan bahwa kedua malam ini sama-sama bisa dinamai sebagai malam yang diberkahi. Malam Lailatul Qodar adalah malam yang penuh berkah, dan malam Nishfu Syakban pun adalah malam yang penuh berkah. Yang terpenting, apapun pendapatnya, baik yang lemah maupun yang kuat itu menunjukkan bahwa malam Nishfu Syakban memiliki kekhususan yang agung, Ia adalah malam yang penuh berkah yang seyogyanya kita manfaatkan dengan berdoa, beribadah, menghidupkannya dan memperbanyak amal saleh.

 

Adapun hadits-hadits yang datang mengenainya di antaranya adalah:

 

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Abu Dawud serta Turmudzi bahwa Nabi bersabda:

 

إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ تَنَزَّلَ الْحَقُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَتَجَلَّى عَلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَيَغْفِرُلَهُمْ جَمِيعاً إِلَّا لِأَرْبَعَةٍ: مُشْرِكٍ وَمُدْمِنِ خَمْرٍ وَعَاقٍّ لِوَالِدَيْهِ وَمُسْبِلِ إِزَارِهِ

 

Jika datang malam Nishfu Syakban maka (rahmat) Allah akan turun dan Allah akan bertajalli kepada penghuni bumi dan mengampuni mereka semua kecuali empat golongan: Musyrik, Pecandu Minuman keras, Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan yang mengisbal (menjulurkan) pakaiannya (Menjulurkan pakaian di masa itu adalah cara berpakaian orang sombong).

 

Telah datang pula bahwa ampunan Allah di malam Nishfu Syakban menyeluruh kepada penghuni bumi semuanya dari kalangan mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, kecuali beberapa golongan yang tidak akan mendapatkan ampunan di malam itu.

 

Diriwayatkan pula dalam hadits riwayat Ibnu Majah dari Imam Ali radhiyallahu anhu:

 

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا

 

Jika datang Malam Nishfu Syakban maka hidupkanlah malam harinya, dan berpuasalah di siang harinya

 

Diriwayatkan pula dari Imam Ali radhiyallahu anhu:

 

إِنَّ أَرْبَعَ لَيَالٍ فِي الْعَامِ يَسُحُّ اللهُ فِيهِنَّ الْخَيْرَ سَحَّاً، وَهِيَ: لَيْلَةُ الْقَدْرِ ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، وَلَيْلَةُ عَرَفَةَ ، وَلَيْلَةُ التَّرْوِيَةَ

 

Sesungguhnya ada empat malam dalam setahun di mana Allah mengalirkan kebaikan dengan deras di dalamnya. Yaitu : Malam Lailatul Qodar, Malam Nishfu Syakban, Malam Arofah (9 Dzulhijjah), dan Malam Tarwiyah (8 Dzulhijjah). (HR Turmudzi dengan sanad mursal)

 

Dalam Targhib dan Tarhib juga diriwayatkan:

 

خَمْسُ لَيَالٍ لَا يُرَدُّ فِيهِنَّ الدُّعَاءُ وَعَدَّ مِنْهَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَان

 

Lima Malam yang tidak ditolak di dalamnya doa, dan terhitung darinya dalah Malam Nishfu Syakban. (Imam Al Ashfahani dari Muadz bin Jabal RA)

 

Golongan Yang Tidak Mendapatkan Ampunan

Sebagian ulama telah mengumpulkan golongan-golongan yang tidak mendapatkan ampunan di malam Nishfu Syakban berdasarkan dari berbagai hadits,  baik yang shahih, hasan maupun dhaif. Jumlahnya mencapai empat belas golongan yang terkumpul dalam bait Syair:

 

فِي نِصْفِ شَعْبَانَ تَعُمُّ الْمَغْفِرَةْ *** إِلَّا لِمُشْرِكٍ مُشَاحِنْ رَافِضَةْ

عَشَّارُ شَارِبٌ وقَاطِعٌ وَعَاق **    وَقَاتِلٌ نَمَّامُ ما بَيْنَ الرِّفَاقْ

زَانِ مُصَوِّرً وَبِدْعِيِّ أَتَى ***  وَمُسْبِلٍ وَشَاتِمٍ لِلصَّحْبِ عَنْهُمْ فَابْعُدَا

 

Dalam Malam Nishfu Syakban ampunan  Allah menyeluruh kecuali bagi orang musyrik, orang yang menyimpan dengki, dan Kaum Rafidhah (pembenci sahabat),

Pemungut cukai, peminum minuman keras, pemutus silaturahim, dan anak durhaka

Pembunuh, pengadu domba antara orang-orang yang bersahabat

Pezina, pembuat patung, dan ahli bidah,

Yang mengisbal (menjulurkan) pakaian (karena sombong), dan pencela sahabat, maka menjauhlah dari mereka semua.

 

Maka hendaknya kita bersungguh-sungguh agar tidak termasuk di antara mereka, dan tidak diharamkan dari ampunan di malam itu.

 

Masalah Keutamaan Malam Nishfu Syakban telah ditulis dalam tulisan tersendiri. Di antara yang menulis masalah ini adalah Imam Ahmad bin Hijazi Al-Fasyni dalam kitab yang dinamakan: “Nasihatul Ikhwan fi Fadhl Rajab wa Syakban Wa Ramadhan.” Begitu pula Syaikh Hafidz Al-Maqdisi dalam kitabnya: “Lathoif ar Rabaniyah fi Ma lil Am wal Asyhur min Wadhoif ad Diniyah” Beliau mengkususkan pembahasan malam Nishfu Syakban dengan banyak dalil. Begitu Pula Al Imam Syaikh Ahmad Abdul Hamid Quds dalam kitabnya “Kanzun Najah was Surur Fil Adiyah allati Tasyrohus Shudur.”

 

Di antara ulama kontemporer yang menulis masalah ini juga adalah sebagian ulama Suriah yang menamainya “Lailatun Nishf min Syakban fi Mizanil Inshof al Ilmiy wa Samahatil Islam.”

 

Ini adalah sebagian dari keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini, bagi yang ingin mendapatkan keterangan tambahan hendaknya ia merujuk kitab kitab tersebut atau kitab kitab lain yang senada.

 

Kami memohon kepada Allah agar memberikan ampunan yang meyeluruh bagi kita, orang tua kita, dan bagi semua umat muslim, dan tidak mengharamkan kita dari kebaikan yang ada di sisi-Nya karena keburukan yang ada di sisi kita. Kami memohon kepada-Nya, sebagaimana kita telah disampaikan ke Bulan Syakban agar kita disampaikan pulake bulan Ramadhan, dan agar Dia menolong kita di dalamnya untuk berpuasa dan menghidupkan malamnya. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, juga kepada keluarga dan para sahabatnya..

 

Sumber:  Tulisan Pengasuh Ribat Tarim, Al Habib Salim bin Abdullah bin Umar as Syathiri

 

Yang dishare pada tanggal 14 Syakban 1433 H.