Posted on 25 February 2025
20 HADITS TENTANG KEUTAMAAN RAMADHAN
Keagungan Ramadhan sudah tidak asing bagi umat Islam. Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang disebutkan namanya di dalam Al-Qur’an. Allah ﷻ befirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS al-Baqarah: 185)
Sebagian ulama mengatakan sebab penamaan Ramadhan adalah karena di bulan ini Allah membakar (yarmudhu) dosa-dosa hamba-Nya. Sebagian lagi mengatakan Ramdh adalah nama hujan yang turun pada musim gugur. Dinamakan Ramadhan sebab bulan ini membasuh badan dari berbagai dosa dan mensucikan hati sampai benar-benar suci.
Banyak Hadits-Hadits Nabi ﷺ yang menjelaskan keutamaan Bulan Ramadhan. Berikut ini sekelumit dari hadits-hadits tentang keutamaan Ramadhan
Hadits Pertama: Khutbah Rasululullah ﷺ Menjelang Ramadhan
Sahabat Salman Al-Farisi ra menuturkan:
خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ:
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللَّهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ» ، قَالُوا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ: " يُعْطِي اللَّهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ، أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ، أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوكِهِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ، وَاسْتَكْثِرُوا فِيهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَيْنِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخَصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ: فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَتَسْتَغْفِرُونَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهمَا: فَتُسْأَلُونَ اللَّهَ الْجَنَّةَ، وَتَعُوذُونَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللَّهُ مِنْ حَوْضِي شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ "
Rasulullah ﷺ menyampaikan khutbah kepada kami pada akhir bulan Syakban. Beliau ﷺ bersabda:
“Wahai manusia, hampir tiba kepada kalian bulan yang agung dan diberkahi. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Allah jadikan puasanya sebagai kewajiban, dan shalat malamnya (tarawih) sebagai kesunahan. Siapa yang beribadah di dalamnya dengan sebuah kebaikan/kesunahan maka seakan ia menunaikan kewajiban di bulan lain. Dan siapa yang menunaikan kewajiban di bulan ini, seakan ia menunaikan 70 kewajiban di bulan lain.
Ini adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran adalah surga.
Ini adalah bulan untuk berbuat baik kepada sesama.
Ini adalah bulan ketika rizki seorang mukmin bertambah.
Siapa yang memberikan sesuatu untuk berbuka bagi yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan ampunan bagi dosa-dosanya, pembebasan diri dari neraka, dan ia akan mendapatkan pahala yang sama dengannya tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.
Para sahabat bertanya:
Tidak semua dari kita memiliki sesuatu yang dapat diberikan untuk berbuka bagi yang berpuasa.
Maka Nabi ﷺ menjawab:
Allah ﷻ memberikan pahala ini kepada orang yang memberikan sesuatu untuk berbuka bagi yang berpuasa, walau dengan sebutir buah kurma, sececap air, atau seteguk susu.
Ini adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.
Siapa yang meringankan tugas pelayannya, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.
Perbanyaklah di dalam bulan ini untuk melakukan empat hal:
Dua hal dapat membuat Tuhan kalian ridho, dan dua hal adalah yang pasti kalian perlukan. Dua hal yang membuat Tuhan kalia ridho adalah : Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan memohon ampun kepadanya. Sedangkan dua hal yang kalian perlukan adalah hendaknya kalian memohon surga kepada Allah, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari neraka.
Siapa yang membuat kenyang orang yang berpuasa di bulan ini, maka Allah akan memberinya minum dari telagaku dengan tegukan yang ia tidak akan merasakan haus setelahnya sampai masuk ke dalam surga. (HR Ibnu Khuzaimah)
Dzikir yang diajarkan para ulama untuk diperbanyak dibaca di Bulan Ramadhan berdasarkan hadits Nabi ﷺ ini adalah:
أَشْهَدُ أَن لَّا إِلهَ إِلَّا الله، أَسْتَغْفِرُ الله، أسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّار.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Aku memohon ampun kepada Allah. Aku memohonkan surga kepada-Mu dan aku berlindung dengan-Mu dari api neraka.
Hadits Kedua: Keutamaan Puasa Ramadhan
Sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِِيْمَانًا وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni baginya dosa yang telah lalu. (HR Bukhari Muslim)
Dalam redaksi lain disebutkan:
مَنْ صَامَ شَهْرَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَا تَأَخَّرَ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni baginya dosa yang telah lalu dan yang akan datang. Dan siapa yang berdiri (menghidupkan) Malam Lailatur Qodar karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni baginya dosa yang telah lalu. (HR An-Nasai)
Maksud diampuni dosa yang akan datang adalah ia akan dijaga dari berbuat dosa, dan apabila lalai maka ia akan segera diilhami untuk bertaubat sehingga dosanya segera diampuni
Hadits Ketiga: Keutamaan Shalat Tarawih
Sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ menganjurkan untuk melaksanakan Shalat Ramadhan (Tarawih) tanpa mewajibkannya. Nabi ﷺ bersabda:
مَن قَامَ رَمَضَانَ إِِيْمَانًا وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa yang berdiri (melakukan Shalat Tarawih) di Bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, dan An-Nasai)
Hadits Keempat: Keutamaan Berpuasa Ramadhan Di Mekah
Sahabat Ibnu Abbas ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ بِمَكَّةَ مِنْ أَوَّلِهِ إِلَى آخِرِهِ صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ، كُتِبَ لَهُ مِائَةُ أَلْفِ شَهْرِ رَمَضَانَ فِى غَيْرِهَا، وَكَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ مَغْفِرَةٌ وَشَفَاعَةٌ وَبِكُلِّ لَيْلَةٍ مَغْفِرَةٌ وَشَفَاعَةٌ وَبِكُلِّ يَوْمٍ حَمْلَانُ فَرَسٍ فِى سَبِيلِ اللهِ، وَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ
Siapa yang mendapati Bulan Ramadhan di Kota Mekah, dari permulaan sampai akhirnya, melakukan puasa serta shalat malamnya, maka akan dicatat baginya pahala seratus ribu Bulan Ramadhan yang dilalui di tempat lain. Setiap harinya ia akan dikaruniai maghfirah dan syafaat, dan setiap malamnya pun ia dikaruniai maghfirah dan syafaat. Setiap hari ia mendapatkan pahala sepenuh muatan kuda yang disedekahkan di jalan Allah, dan setiap hari ia memiliki satu doa yang diijabahi. (HR Al-Baihaqi)
Hadits Kelima: Lima Keistimewaan Umat Nabi Muhammad ﷺ di Bulan Ramadhan
Sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma menuturkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ خمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌّ قَبْلِيْ:
Pada bulan Ramadhan, umatku dikarunai lima hal yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku.
أَمَّا وَاحِدَةٌ فَإِنَّهُ إِِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ نَظَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ، وَمَنْ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا
Adapun yang pertama: Sesungguhnya pada malam pertama Bulan Ramadhan, Allah akan memandang (dengan pandangan khusus) kepada mereka. Siapa yang mendapatkan pandangan Allah, maka Allah tidak akan mengadzabnya untuk selamanya.
وَأَمَّا الثَّانِيَةُ فَإِنَّ خُلُوفُ أَفْوَاهِهِمْ حِينَ يُمْسُونَ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ.
Yang kedua: aroma mulut mereka di sore hari lebih wangi di sisi Allah daripada semerbak aroma misik.
وَأمَّا الثَّالِثَةُ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَسْتَغْفِرُ لَهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
Yang ketiga: para malaikat memohonkan ampun untuk mereka sepanjang siang dan malam.
وَأمَّا الرَّابِعَةُ فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُ جَنَّتَهُ فَيَقُولُ لَهَا: اِسْتَعِدِّي وَتَزَيَّنِي لِعِبَادِي أَوْشَكَ أَنْ يَسْتَرِيحُوا مِنْ تَعَبِ الدُّنْيَا إِلَى دَارِي وَكَرَامَتِي.
Yang Keempat: Allah ﷻ memerintahkan surga dan berfirman: “Bersiaplah dan berhiaslah untuk menyambut para hamba-Ku. Telah dekat masanya mereka beristirahat dari kepayahan dunia menuju rumah-Ku dan kemuliaan-Ku.”
وَأما الْخَامِسَةُ فَإِنَّهُ إِذَا كَانَ آخِرُ لَيْلَةٍ غَفَرَ اللهُ لَهُم جَمِيعًا.
Yang kelima: Apabila malam terakhir Ramadhan tiba, maka Allah akan mengampuni mereka semua.”
فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: أَهِي لَيْلَةُ الْقَدْرِ؟
Salah seorang sahabat bertanya: “Apakah itu malam Lailatul Qodar?”
فَقَالَ :لَا، أَلَمْ تَرَ إِلَى الْعُمَّالِ يَعْمَلُونَ، فَإِذَا فَرغُوا مِنْ أَعْمَالِهِمْ وُفُّوا أُجُورَهُمْ
Nabi ﷺ menjawab:
“Bukan, akan tetapi tidakkah engkau melihat para pegawai yang bekerja, jika mereka telah menyelesaikan tugasnya, bukankah mereka akan diberikan upahnya dengan sempurna?” (HR Baihaqi)
Hadits Kelima: Penebus Dosa
Sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانَ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
Antara shalat-shalat yang lima, satu Jumat dengan Jumat lainnya, satu Ramadhan dengan Ramadhan lainnya adalah penghapus dosa-dosa yang dilakukan di antaranya, selama dosa-dosa besar dihindari. (HR Muslim)
Hadits Keenam: Pahala Puasa Dan Shalat Di Bulan Ramadhan
Sahabat Abu Said Al-Khudri ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ فَلَا يُغْلَقُ مِنْهَا بَابٌ حَتَّى يَكُونَ آخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ
Jika malam pertama Bulan Ramadhan tiba, maka pintu-pintu langit dibuka. Tidak ada satu pun pintunya yang ditutup sampai akhir Malam Ramadhan.
فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ يُصَلِّي فِي لَيْلَةٍ مِنْهَا إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفًا وَخَمْسَمِائَةِ حَسَنَةٍ بِكُلِّ سَجْدَةٍ، وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ مِنْ يَاقُوتَةٍ حَمْرَاءَ لَهَا سِتُّونَ أَلْفَ بَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهَا قَصْرٌ مِنْ ذَهَبٍ مُوَشَّحٌ بِيَاقُوتَةٍ حَمْرَاءَ
Tiada satu pun hamba mukmin yang melaksanakan shalat di satu malam di antara malam-malamnya, kecuali Allah akan menuliskan baginya seribu lima ratus kebaikan dalam setiap sujudnya, dan membangunkan baginya satu rumah di surga yang memiliki enam puluh ribu pintu dari permata Yaqut Merah. Dalam setiap pintu terdapat istana dari emas yang dihiasi dengan permata Yakut Merah.
فَإِذَا صَامَ أَوَّلَ يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ إِلَى مِثْلِ ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَمَنْ شَهِدَ رَمَضَانَ اسْتَغْفَرَ لَهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ إِلَى أَنْ تَوَارَى بِالْحِجَابِ، وَكَانَ لَهُ بِكُلِّ سَجْدَةٍ سَجَدَهَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِلَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ شَجَرَةٌ يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا خَمْسَ مِائَةِ عَام
Dan jika ia berpuasa di hari pertama Ramadhan, maka akan diampuni dosa yang telah lalu sampai tepat di hari yang sama. Siapa yang menyaksikan Bulan Ramadhan, maka setiap harinya tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun baginya semenjak Shalat Fajar sampai mereka tertutup hijab. Dalam setiap sujud yang ia lakukan di Bulan Ramadhan, baik di siang hari maupun di malam hari, ia akan mendapatkan satu pohon yang besar sehingga seorang pengendara dapat berjalan dalam naunganya selama 500 tahun lamanya. (HR Baihaqi)
Hadits Ketujuh: Menjaga Hak-Hak Ramadhan
Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَعَرَفَ حُدُودَهُ وََتَحَفَّظَ مِمَّا يَنْبَغِي لَهُ أََنْ يَتَحَفَّظَ كفّرَ مَا قَبْلَهُ
Siapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan, mengetahui batasan-batasannya, dan memperhatikan apa yang semestinya ia perhatikan, maka akan dihapus baginya dosanya yang telah lalu. (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Al- Baihaqi)
Hadits Kedelapan: Pahala Memberi Makan Orang Yang Berbuka
Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ مِنْ كَسْبٍ حَلَالٍ صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ لَيَالِيَ رَمَضَانَ كُلَّهَا، وَصَافَحَهُ جِبْرِيلُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، وَمَنْ صَافَحَهُ جِبْرِيلُ - عَلَيْهِ السَّلَامُ - يَرِقُّ قَلْبُهُ وَتَكْثُرُ دُمُوعُهُ "، قَالَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ لَمْ يَكُنْ عِنْدَهُ؟ قَالَ: " فَقَبْضَةٌ مِنْ طَعَامٍ "، قُلْتُ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَكُنْ عِنْدَهُ لُقْمَةُ خُبْزٍ؟ قَالَ: " فَمَذْقَةُ لَبَنٍ "، قُلْتُ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَكُنْ عِنْدَهُ؟ قَالَ: " فَشَرْبَةٌ مِنْ مَاءٍ "
“Siapa yang memberikan sesuatu untuk berbuka bagi yang berpuasa di Bulan Ramadhan dari sumber yang halal, maka para malaikat akan bershalawat baginya sepanjang malam-malam Ramadhan seluruhnya. Malaikat Jibril akan menjabat tangannya di malam Laiatul Qodar. Siapa yang dijabat tangannya oleh Malaikat Jibril as, hatinya akan menjadi lembut dan banyak mengeluarkan air mata.”
Lantas aku (periwayat hadits) bertanya:
“Wahai Rasulullah, bagaimana jika ia tidak memiliki apa-apa?”
Nabi ﷺ menjawab, “Ia bisa memberikan segenggam makanan.”
Aku kembali bertanya: “Bagaimana jika ia tidak memiliki walau hanya sekerat roti?”
Nabi ﷺ menjawab: “Ia bisa memberikan seteguk susu.”
Aku bertanya: Bagaimana jika ia tidak memilikinya?”
Nabi ﷺ menjawab: “Ia bisa memberikan seteguk air.” (HR Abu Syaikh)
Hadits Kesembilan: Bulan Yang Paling Baik Bagi Umat Islam
Sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
أَظَلَّكُمْ شَهْرُكُمْ هَذَا بِمَحْلُوفِ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مَا مَرَّ بِالْمُسْلِمِينَ شَهْرٌ خَيْرٌ لَهُمْ مِنْهُ، وَلَا مَرَّ بِالْمُنَافِقِينَ شَهْرٌ شَرٌّ لَهُمْ مِنْهُ -بِمَحْلُوفِ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -- لَيُكْتَبُ أَجْرُهُ وَنَوَافِلُهُ قَبْلَ أَنْ يَدْخُلَهُ، وَيُكْتَبُ إِصْرُهُ وَشَقَاؤُهُ قَبْلَ أَنْ يَدْخُلَهُ، وَذَلِكَ أَنَّ الْمُؤْمِنَ يُعِدُّ فِيهِ الْقُوَّةَ مِنَ النَّفَقَةِ لِلْعِبَادَةِ، وَيَعُدُّ فِيهِ الْمُنَافِقُ اتِّبَاعَ غَفَلَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَاتِّبَاعَ عَوْرَاتِهِمْ، فَغُنْمٌ يَغْنَمُهُ الْمُؤْمِنُ
Hampir tiba saatnya kedatangan Bulan kalian ini (Ramadhan). Dengan sumpah dari Rasulullah ﷺ, tidaklah berlalu bagi kaum muslimin satu bulan yang lebih baik bagi mereka melebihi bulan ini. Tidak pula berlalu bagi kaum munafik suatu bulan yang lebih buruk bagi mereka melebihi bulan ini.
Dengan sumpah dari Rasulullah ﷺ, sungguh pahalanya (orang mukmin) dan perbuatan-perbuatan sunahnya telah dicatat sebelum ia memasuki bulan ini. Dan sungguh dosanya (orang munafik) dan kecelakannya telah dicatat sebelum ia memasuki bulan ini.
Karena seorang mukmin telah menyiapkan kekuatan dan nafkah untuk beribadah di dalamnya, sedangkan kaum munafik telah menyiapkan rencana untuk mencari-cari kelengahan serta kesalahan-kesalahan kaum mukmin di dalamnya. Maka inilah keuntungan yang diraih oleh seorang mukmin. (HR Ibnu Khuzaimah)
Hadits Kesepuluh: Neraka Ditutup
Sahabat Abu Hurairah ra menyampaikan Sabda Nabi ﷺ:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Apabila Bulan Ramadhan telah datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. (HR Bukhari-Muslim)
Hadits Kesebelas: Seruan Di Malam Ramadhan
Sahabat Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ مَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَنَادَى مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ
Apabila malam pertama Bulan Ramadhan telah tiba, setan-setan kalangan jin yang durhaka dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintunya yang dibiarkan terbuka. Pintu-pintu surga dibuka, dan tidak ada satupun pintunya yang dibiarkan tertutup. Lantas seorang penyeru berseru:
“Hai yang menghendaki kebaikan, menghadaplah. Dan hai yang menghendaki keburukan, berhentilah.”
Dan Allah memiliki banyak orang-orang yang dibebaskan dari neraka. (HR Ibnu Khuzaimah)
Hadits Kedua Belas: Keutamaan Malam Lailatul Qodar
Sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata bahwa Nabi ﷺ berabda:
إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ، وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ
Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah tiba kepada kalian. Di dalam bulan ini, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang terhalang dari (kebaikan)nya maka ia telah terhalang dari seluruh kebaikan. Dan tidak ada seorangpun yang terhalang dari kebaikan malam itu kecuali orang yang benar-benar diharamkan dari kebaikan. (HR Ibnu Majah)
Hadits Ketiga Belas: Doa Malam Lailatul Qodar
Sayidah Aisyah rah pernah bertanya:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ '
Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku mengetahui kapan malam Lailatul Qodar, apa yang harus aku katakan di dalamnya?
Rasulullah ﷺ menjawab:
قَالَ: " قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي "
Katakanlah: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau menyukai perbuatan maaf, maka maafkanlah aku. (HR Turmudzi)
Hadits Keenam Belas: Keutamaan Berbuka Puasa
Sahabat Abu Umamah ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
للهِ عَزّ وَجَلّ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاء
Dalam setiap berbuka, Allah ﷻ memiliki banyak orang yang dibebaskan dari neraka. (HR Ahmad, Thabrani, Baihaqi)
Hadits Ketujuh Belas: Doa Orang Berbuka
Sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ العَادِلُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ: وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya:
Orang yang berpuasa sampai ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi. Allah akan mengangkat doanya ke atas langit, dan membuka pintu-pintu langit untuknya, lalu Tuhan akan berseru:
“Demi Keagungan-Ku, Aku akan menolongmu, walaupun setelah ini.” (HR Ahmad, Turmudzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al Bazzar)
Sahabat Abdullah bin Amr bin Al-Ash juga menuturkan sabda Nabi ﷺ:
إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ"
Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika berbuka terdapat doa yang tidak akan ditolak. (HR Ibnu Majah)
Hadits Kedelapan Belas: Keutaman Malam ramadhan
Dari Abdullah bin Masud ra dari Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَاحِدٌ الشَّهْرَ كُلَهُ، وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ الشَّهْرَ كُلَّهُ، وَغُلَّتْ عُتَاةُ الْجِنّ، وَنَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى انْفِجَارِ الصُّبْح:
يَا بَاغِي الْخَيْرِ يَمِّمْ وَأَبْشِرْ. وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَأَبْصِرْ. هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ يُغْفَر لَهُ؟ هَلْ مِنْ تَائِبٍ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِ؟ هَل مِنْ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ يُعْطَى سُؤَالُهُ؟
وَللهِ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلَّ لَيْلَةٍ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ سِتُّونَ أَلْف فَإِذا كَانَ يَوْم الْفِطْرِ أَعْتَقَ اللهُ مِثْلَ مَا أَعْتَقَ فِي جَمِيعِ الشَّهْرِ ثَلَاِثينَ مَرّة سِتِّينَ أَلْف سِتِّينَ أَلْف
Jika telah tiba malam pertama Bulan Ramadhan, pintu-pintu surga terbuka dan tidak ada satu pun pintunya yang ditutup selama sebulan penuh. Pintu-pintu neraka ditutup dan tidak satu pun pintunya yang dibuka selama sebulan penuh. Para jin yang durhaka dibelenggu.
Lalu penyeru dari langit berseru setiap malam hingga terbitnya fajar:
Wahai yang menghendaki kebaikan, menghadapkah dan berbahagialah.
“Wahai yang menghendaki keburukan, berhenti dan sadarlah.
Adakah yang memohon ampun, sehingga ia akan diampuni?
Adakah yang ingin bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya?
Adakah yang ingin berdoa maka doanya akan diijabahi?
Adakah yang ingin meminta, maka permintaannya akan dipenuhi?”
Pada setiap waktu berbuka puasa di Bulan Ramadhan, Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka sejumlah 60.000 orang. Jika tiba hari Idul Fitri, Allah membebaskan sejumlah yang telah dimerdekakan sepanjang Bulan Ramadhan, 30 kali 60.000. (HR Baihaqi)
Hadits Kesembilan Belas: Orang Yang Berzikir Di Bulan Ramadhan
Sayidina Umar bin Khathab meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
ذَاكِرُ اللهِ فِي رَمَضَانَ مَغْفُورٌ لَهُ، وَسَائِلُ اللهِ فِيهِ لَا يَخِيبُ
Orang yang berdzikir di Bulan Ramadhan akan diampuni. Dan orang yang meminta kepada Allah di dalamnya tidak akan kecewa. (HR Thabrani, Al-Baihaqi, dan Al-Asfihani)
Hadits Kedua Puluh: Hadits Panjang Tentang Keutamaan Ramadhan
Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menuturkan bahwa beliau mendengar Nabi ﷺ bersabda:
" إِنَّ الْجَنَّةَ لَتُنَجَّدُ وَتُزَيَّنُ مِنَ الْحَوْلِ إِلَى الْحَوْلِ لِدُخُولِ شَهْرِ رَمَضَانَ
Sesungguhnya surga berhias dan merias diri dari tahun ke tahun untuk menyambut masuknya Bulan Ramadhan
فَإِذَا كَانَتْ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ هَبَّتْ رِيحٌ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ يُقَالُ لَهَا: الْمُثِيرَةُ، فَتَصْطَفِقُ وَرَقَ أَشْجَارِ الْجِنَانِ، وَحِلَقِ الْمَصَارِيعِ، يُسْمَعُ لِذَلِكَ طَنِينٌ، لَمْ يَسْمَعِ السَّامِعُونَ أَحْسَنَ مِنْهُ
Apabila tiba malam pertama Bulan Ramadhan, berhembuslah angin dari bawah Arys yang dinamakan dengan angin Mutsirah. Daun-daun pepohonan surga pun saling bertubrukan karenanya, demikian pula rantai-rantai pintu sehingga terdengar bunyi nyaring merdu yang tidak ada seorang pendengar pun yang pernah mendengar bunyi-bunyian yang lebih indah darinya..
فَيُشْرِفُ الْحُورُ الْعِينُ حَتَّى يَقِفْنَ عَلَى شَجَرِ الْجِنَانِ فَيُنَادِينَ: هَلْ مِنْ خَاطِبٍ إِلَى اللَّهِ فَيُزَوِّجَهُ
Para bidadari mengawasi sampai berdiri di atas pepohonan surga. Mereka berseru: “Apakah ada yang melamar kami kepada Allah sehingga Allah akan menikahkannya?”
ثُمَّ يَقُلْنَ: يَا رِضْوَانُ مَا هَذِهِ اللَّيْلَةُ؟
Lantas mereka berkata: “Hai Ridwan penjaga surga, malam apakah ini?”
فَيُجِيبُهُنَّ بِالتَّلْبِيَةِ، ثُمَّ يَقُولُ: هَذِهِ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَتُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ الْجِنَانِ لِلصَّائِمِينَ مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Malaikat Ridhwan menjawab seruan mereka dan menjawab: “Ini adalah malam pertama Bulan Ramadhan. Pintu- pintu surga dibuka bagi mereka yang berpuasa dari umat Muhammad ﷺ.
وَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا رِضْوَانُ، افْتَحْ أَبْوَابَ الْجِنَانِ، يَا مَالِكُ، أَغْلِقْ أَبْوَابَ الْجَحِيمِ عَنِ الصَّائِمِينَ، مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَا جِبْرِيلُ، اهْبِطْ إِلَى الأَرْضِ فَصَفِّدْ مَرَدَةَ الشَّيَاطِينِ وَغُلَّهُمْ فِي الأَغْلالِ، وَاقْذِفْ بِهِمْ فِي لُجَجِ الْبِحَارِ، حَتَّى لا يُفْسِدُوا عَلَى أُمَّةِ حَبِيبِي
Kemudian Allah ﷻ berfirman:
“Hai Ridhwan, bukalah pintu-pintu surga! Hai Malik, tutuplah pintu-pintu neraka, jauhkan dari orang-orang yang berpuasa dari umat Ahmad ﷺ! Hai Jibril, turunlah ke bumi, rantailah setan-setan durhaka dan belenggulah mereka dengan berbagai jenis belenggu, lalu jatuhkan mereka ke dalam samudera sehingga mereka tidak dapat merusak puasa umat Muhammad kekasihku ﷺ.
قَالَ وَيَقُول الله عز وَجل فِي كل لَيْلَة من شهر رَمَضَان لِمُنَادٍ يُنَادِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ:
هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ سُؤْلَهُ؟ ، هَلْ مِنْ تَائِبٍ فَأَتُوبَ عَلَيْهِ؟ ، هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ؟ مَنْ يُقْرِضُ الْمَلِيُّ غَيْرَ الْمُعْدَمِ؟ ، الْوَفِيُّ غَيْرَ الظَّلُومِ؟
Allah ﷻ memerintahkan agar setiap malam di Bulan Ramadhan terdapat penyeru yang berseru sebanyak tiga kali:
“Adakah yang ingin meminta, sehingga Aku akan mengabulkan permintannya?
Adakah yang ingin bertaubat, sehingga Aku akan menerima taubatnya?
Adakah yang ingin memohon ampun, sehingga Aku akan mengampuninya?
Siapakah yang ingin memberikan pinjaman bagi Dia yang kaya, bukan yang tidak berpunya, dan Yang selalu memenuhi janji dan tidak zalim? (Yakni dengan cara bersedekah yang kelak akan dibalas oeh Allah ﷻ)
قَالَ وَلله عَزَّ وَجَلَّ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ عِنْدَ الإِفْطَار أَلْفُ أَلْفِ عَتِيقٍ مِنَ النَّارِ كُلُّهُمْ قَدْ اسْتَوْجَبُوا النَّارَ فَإِذَا كَانَ آخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ أَعْتَقَ اللَّهُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ بِعَدَدِ مَا أَعْتَقَ مِنْ أَوَّلِ الشَّهْرِ إِلَى آخِرِهِ
Dalam setiap hari dari Bulan Ramadhan, ketika berbuka, Allah ﷻ membebaskan satu juta orang yang dari neraka. Mereka tadinya telah dipastikan masuk neraka. Kemudian pada hari terakhir Bulan Ramadhan, Allah membebaskan pada hari itu sejumlah orang-orang yang telah dibebaskan sejak permulaan Ramadhan sampai akhir.
فَإِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ الْقَدْرِ أَمَرَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلامُ، فَهَبَطَ فِي كُبْكُبَةٍ مِنَ الْمَلائِكَةِ ، وَمَعَهُ لِوَاءٌ أَخْضَرُ، فَيَرْكِزُ اللِّوَاءَ عَلَى ظَهْرِ الْكَعْبَةِ ، وَلَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ ، مِنْهُمَا جَنَاحَانِ لا يَنْشُرُهُمَا إِلا فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، فَيَنْشُرُهُمَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ، فَيُجَاوِزَانِ الْمَشْرِقَ وَالْمَغْرِبَ.
قَالَ: وَيَبُثُّ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ الْمَلائِكَةَ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ فَيُسَلِّمُونَ عَلَى كُلِّ قَائِمٍ ، وَقَاعِدٍ ، وَمُصَلٍّ ، وَذَاكِرٍ، فَيُصَافِحُونَهُمْ، وَيُؤَمِّنُونَ عَلَى دُعَائِهِمْ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Jika tiba Malam Lailatul Qodar, Allah ﷻ memerintahkan Jibril as untuk turun bersama barisan penuh para malaikat. Ia membawa panji hijau bersamanya, lalu menancapkan panji itu di atas Ka’bah.
Malaikat Jibril memiliki enam ratus sayap, dua sayap tidak pernah dibentangkan kecuali pada Malam Lailatul Qadar saja. Jibril membentangkan dua sayapnya di malam itu, dan keduanya membentang menembus timur dan barat. Lalu Jibril as menebar para malaikat di malam ini, mereka mengucapkan salam kepada setiap orang yang berdiri, duduk, melakukan shalat, dan berdzikir. Para malaikat menjabat tangan mereka dan mengamini doa-doa mereka sampai terbitnya fajar.
فَإِنْ طَلَعَ الْفَجْرُ نَادَى جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ: يَا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ، الرَّحِيلَ الرَّحِيلَ
Apabila fajar telah terbit, Jibril as berseru: “Wahai para malaikat, mari kita pergi.. mari kita pergi..”
فَيَقُولُونَ: يَا جِبْرِيلُ ، مَا صَنَعَ اللَّهُ فِي حَوَائِجِ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟
Para malaikat bertanya: “Wahai Jibril, apa yang Allah perbuat terhadap hajat-hajat yang dipinta oleh orang-orang mukmin dari umat Muhammad ﷺ?”
فَيَقُول نظر الله إِلَيْهِم فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ فَعَفَى عَنْهُمْ، وَغَفَرَ لَهُمْ إِلا أَرْبَعَةً
Jibril menjawab: “Allah memandang mereka (dengan pandangan khusus) di malam ini, dan memaafkan serta mengampuni mereka kecuali empat golongan.”
فَقُلْنَا يَا رَسُول الله مَنْ هُمْ ؟
Kami (para sahabat) bertanya : “Wahai Rasulullah, siapakah mereka?”
قَالَ رَجُلٌ مُدْمِنُ خَمْرٍ، وَعَاقٌّ لِوَالِدَيْهِ، وَقَاطِعُ رَحِمٍ، وَمُشَاحِنٌ
Nabi ﷺ menjawab: “Mereka adalah peminum minuman keras, seorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, pemutus hubungan silaturahim, dan musyahin.”
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْمُشَاحِنُ؟
Kami (para sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, siapa yang dimaksud dengan musyahin?”
قَالَ هُوَ الْمُصَارِمُ
Nabi ﷺ menjawab: “Yang memutus hubungan (menyimpan kebencian).”
فَإِذا كَانَت لَيْلَة الْفطر سميت تِلْكَ اللَّيْلَة لَيْلَة الْجَائِزَة فَإِذَا كَانَتْ غَدَاةُ الْفِطْرِ يَبْعَثُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْمَلائِكَةَ فِي كُلِّ بَلَدٍ، فَيَهْبِطُونَ إِلَى الأَرْضِ، فَيَقُومُونَ عَلَى أَفْوَاهِ السِّكَكِ ، فَيُنَادُونَ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ جَمِيعُ مَنْ خَلَقَ اللَّهُ إِلا الْجِنَّ وَالإِنْسَ ، فَيَقُولُونَ
Jika Malam Idul Fitri tiba, malam itu dinamai dengan Malam Jaizah (pemberian hadiah). Di pagi harinya, Allah ﷻ mengutus para malaikat di setiap daerah, maka mereka turun ke bumi dan berdiri pada ujung-ujung jalan seraya berseru dengan suara yang dapat didengar semua makhluk Allah ﷻ kecuali jin dan manusia. Mereka berkata:
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ، اخْرُجُوا إِلَى رَبٍّ كَرِيمٍ يُعْطي الجزيل وَيَعْفُو عَن الْعَظِيم
“Wahai Umat Muhammad, keluarlah menuju Tuhan Yang Maha Pemurah, yang memberi sesuatu yang banyak, dan memaafkan dosa yang besar.”
فَإِذَا بَرَزُوا فِي مُصَلاهُمْ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا مَلائِكَتِي، مَا جَزَاءُ الأَجِيرِ إِذَا عَمِلَ عَمَلَهُ؟
Apabila mereka keluar menuju tempat shalat mereka, Allah ﷻ berfirman kepada para malaikatnya:
“Apakah balasan yang pantas bagi pekerja apabila ia telah menyelesaikan pekerjaannya?”
قَالَ فَتَقول الْمَلَائِكَة إِلَهَنَا وَسَيِّدَنَا جَزَاؤُهُ أَنْ تُوَفِّيَهُ أَجْرَهُ
Para malaikat berkata:
“Wahai Tuhan kami, Wahai Tuan kami, balasannya adalah hendaknya Engkau penuhi upah mereka.”
قَالَ فَيَقُول فَإِنِّي أُشْهِدُكُمْ يَا مَلائِكَتِي أ أَنِّي قَدْ جَعَلْتُ ثَوَابَهُمْ مِنْ صِيَامِهِمْ شَهْرِ رَمَضَانَ وَقِيَامِهِمْ رِضَايَ وَمَغْفِرَتِي
Maka Allah ﷻ berfirman:
“Sungguh Aku mempersaksikan kepada kalian, wahai para malaikatku bahwa Aku telah menjadikan keridaan dan ampunan-Ku sebagai pahala dari puasa serta shalat yang mereka lakukan di Bulan Ramadhan.”
وَيَقُول يَا عبَادي سَلُونِي، فَوَعِزَّتِي وَجَلالِي لا تَسْأَلُونِي الْيَوْمَ شَيْئًا فِي جَمْعِكُمْ هَذَا لآخِرَتِكُمْ إِلا أَعْطَيْتُكُمُوهُ، وَلا لِدُنْيَاكُمْ إِلا نَظَرْتُ لَكُمْ
Wahai hamba-hamba-Ku, mintalah pada-Ku. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah kalian meminta sesuatu pada-Ku di hari ini dalam perkumpulan kalian ini untuk kebaikan akhirat kalian kecuali Aku akan memberikannya kepada kalian, atau untuk kebaikan dunia kalian, kecuali Aku akan memperhatikannya untuk kalian.
وَعِزَّتِي لأَسْتُرَنَّ عَلَيْكُمْ عَوْرَاتِكُمْ مَا رَاقَبْتُمُونِي، وَعِزَّتِي لا أُخْزِيكُمْ ، وَلا أَفْضَحُكُمْ بَيْنَ أَصْحَابِ الْحُدُودِ ، وَانْصَرِفُوا مَغْفُورًا لَكُمْ، قَدْ أَرْضَيْتُمُونِي، وَرَضِيتُ عَنْكُمْ
Demi kemuliaan-Ku, akan Kututupi kesalahan-kesalahan kalian selama kalian memperhatikan Aku.
Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak akan menghinakan kalian, tidak pula membuka aib kalian di hadapan para pelaku kejahatan.
Pulanglah kalian dalam keadaan telah diampuni. Kalian telah membuatku rida dan Aku ridha kepada kalian.
فَتَفْرَحُ الْمَلائِكَةُ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِمَا يُعْطِي اللَّهُ هَذِهِ الأُمَّةَ إِذَا أَفْطَرُوا من شهر رَمَضَان
Para malaikat pun senang dan berbahagia atas pemberian Allah kepada umat ini saat mereka menyelesaikan Bulan Ramadhan. (HR Ibnu Hibban dan Baihaqi, dalam sanadnya tidak ada perawi yang disepakati memiliki status lemah)
Hadits Kedua Puluh Satu: Bulan Yang Terutama
Sahabat Ibnu Mas’ud ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
«سَيِّدُ الشُّهُورِ شَهْرُ رَمَضَانَ، وَسَيِّدُ الأَيَّامِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ»
Bulan yang terutama adalah Bulan Ramadhan, sedangkan hari yang terutama dalam Hari Jumat. (HR Baihaqi)
Hadits Kedua Puluh Dua: Allah Berbangga Bagi Yang Beribadah Di Bulan Ramadhan
Sahabat Ubadah bin Shomit ra meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda pada suatu hari di di Bulan Ramadhan:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرُ بَرَكَةٍ، فِيهِ خَيْرٌ يُغَشِّيكُمُ اللَّهُ [فِيهِ] ، فَتَنْزِلُ الرَّحْمَةَ، وَتُحَطُّ الْخَطَايَا، وَيُسْتَجَابُ فِيهِ الدُّعَاءُ، فَيَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى تَنَافُسِكُمْ، وَيُبَاهِي بِكُمْ مَلَائِكَتَهُ، فَأَرُوا اللَّهَ مِنْ أَنْفُسِكُمْ خَيْرًا، فَإِنَّ الشَّقِيَّ مَنْ حُرِمَ فِيهِ رَحْمَةَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Telah tiba kepada kalian Bulan Ramadhan, bulan keberkahan. Di dalamnya Allah meliputi kalian dengan kebaikan, sehingga rahmat pun turun, kesalahan-kesalahan digugurkan, dan doa diijabahi.
Allah ﷻ memandang kepada saling berlombanya kalian (dalam beribadah) dan membanggakan kalian kepada malaikat-Nya.
Maka, perlihatkan kepada Allah amal baik dari diri kalian. Karena sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang dihalangi dari rahmat Allah ﷻ. (HR Thabrani)
Hadits Kedua Puluh Tiga: Memuliakan Ramadhan
Malik bin Huwairits ra meriwayatkan:
صَعِدَ رَسُولُ اللهِ صَلى الله عَلَيه وسَلم الْمِنْبَرَ، فَلَمَّا رَقِيَ عَتَبَةً، قَالَ: "آمِينَ"، ثُمَّ رَقِيَ عَتَبَةً أُخْرَى، فقَالَ: "آمِينَ"، ثُمَّ رَقِيَ عَتَبَةً ثَالِثَةً، فقَالَ: "آمِينَ"
ثُمَّ قَالَ: "أَتَانِي جِبْرِيلُ فقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَأَبْعَدَهُ اللهُ، قُلْتُ: آمِينَ، قَالَ: وَمَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا، فَدَخَلَ النَّارَ، فَأَبْعَدَهُ اللهُ، قُلْتُ: آمِينَ، فقَالَ: وَمَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَأَبْعَدَهُ اللهُ، قُلْ: آمِينَ، فَقُلْتُ: آمِينَ"»
Suatu saat, Rasulullah ﷺ menaiki mimbar. Ketika menaiki tangga pertama beliau mengucapkan: ‘Aamiin.’ Saat menaiki tangga kedua, beliau mengucapkan: ‘Aamiin.’ Saat menaiki tangga ketiga, beliau mengucapkan: ‘Aamiin.’
Lantas, Beliau ﷺ bersabda:
Malaikat Jibril mendatangiku dan berkata:
“Wahai Muhammad, siapa yang mendapati Bulan Ramadhan namun ia tidak mendapatkan ampunan, semoga Allah menjauhkannya (dari rahmat).” Maka aku menjawab: “Aamiin.”
Kemudian Jibril kembali berkata: “Siapa yang mendapati kedua orang tua atau salah satunya, akan tetapi ia masuk ke dalam neraka, semoga Allah menjauhkannya.” Maka aku menjawab: “Aamiin.”
Lalu Ia berkata: “Dan siapa yang disebutkan namamu di sisinya, namun ia tidak bershalawat untukmu, semoga Allah menjauhkannya.” Maka aku menjawab: “Aamiin.” (HR Ibnu Hibban)
Demikian dua puluh hadits mengenai keutamaan Ramadhan. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan anugerah Ramadahan. Aamiin ya robbal alamiin. RA(*)