Posted on 03 April 2024
Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang namanya disebutkan dalam Al-Quran. Dalam artikel ini, kita akan menyebutkan 10 ayat yang menyinggung puasa dan Lailatul Qadar Ramadhan beserta point-point intisari maknanya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah: 183)
Intisari ayat:
Faedah:
Hasan Al-Bashri berkata:
“Allah ﷻ mewajibkan puasa Ramadhan kepada kaum Yahudi dan Nashrani. Kaum Yahudi meninggalkan puasa Ramadhan dan menggantinya dengan berpuasa sehari dalam setahun yang mereka anggap sebagai hari di mana Firaun ditenggelamkan (yakni Hari Asyura). Sedangkan kaum Nashrani mulanya berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian suatu waktu Bulan Ramadhan bertepatan dengan musim yang sangat panas sehingga mereka memindahkan kewajiban Bulan Ramadhan di musim lain. Untuk menebusnya, mereka menambahkan sepuluh hari (sehingga menjadi 40 hari). Kemudian setelah berselang waktu yang lama, raja mereka sakit dan bernadzar untuk menambahkan kewajiban puasa tujuh hari. Maka saat sembuh, puasa yang wajib pun menjadi 47 hari. Kemudian raja yang lain berpikir “Kenapa tidak ditambah saja tiga hari agar menjadi sempurna?” Lantas ia menambahkann kewajiban puasa sehingga menjadi 50 hari. Inilah makna firman Allah ﷻ
اتخذوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah. (QS At-Taubah: 31)
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 183)
Intisari Ayat:
Faedah:
Wanita yang hamil dan menyusui jika mampu berpuasa tanpa ada kekhawatiran dapat mengganggu kesehatan diri dan anaknya maka wajib untuk berpuasa. Jika puasanya dapat mengganggu kesehatannya atau kesehatan anaknya berdasarkan keterangan ahli kesehatan maka ada beberapa keadaan:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak daan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: 185)
Intisari Ayat:
Faedah:
Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang namanya disebutkan dengan jelas di dalam Al-Quran.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al-Baqarah: 186)
Intisari Ayat:
Faedah:
Ayat anjuran berdoa disela-selai di antara ayat-ayat yang menerangkan mengenai puasa untuk menganjurkan agar bersungguh sungguh dalam berdoa ketika telah selesainya berpuasa setiap harinya. Dalam hadits disebutkan:
إِنّ للصائم عند فطره دعوة ما تُرد
Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan tertolak di waktu berbukanya.
Sahabat Abdullah bin Amr berdoa ketika berbuka:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
Ya Allah, Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang memenuhi segala sesuatu agar Engkau mengampuniku.
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (QS Al-Baqarah: 187)
Intisari Ayat:
فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu
Faedah:
Allah ﷻ mengumpamakan hubungan suami istri dengan istilah bercampur dan pakaian. Sebagaimana pakaian melekat di tubuh demikian pula suami istri. Ini adalah pelajaran adab agar menggunakan bahasa halus untuk mengungkapkan apa yang tidak baik diucapkan secara vulgar. Sahabat Ibnu Abbas berkata:
إن الله عزّ وجل كريم حليم يكنْي
Sesungguhnya Allah ﷻ Maha Mulia dan Maha Penyantun dan memberikan kinayah.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. (QS Al-Qadr: 1)
Intisari Ayat:
“Allah menurunkan Al-Qur’an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian menurunkan secara berkala sesuai dengan peristiwa selama 23 tahun kepada Rasulullah ﷺ.”
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (QS Al-Qadr: 2)
Intisari Ayat:
“من قام ليلة القدر إيمانًا واحتسابًا .. غفر له ما تقدم من ذنبه”
Siapa yang berdiri (beribadha) di malam Lailatul Qodr karena iman dan mengharapkan pahala maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR Bukhari-Muslim)
Faedah:
Ulama berselisih mengenai kapan malam Lailatul Qodar dalam beberapa pendapat berikut:
“تحروا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان” متفق عليه
Carilah Lailatul Qodar di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan. (HR Bukhari-Muslim)
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣)
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS Al-Qadr: 3)
Intisari Ayat:
Faedah:
Sahabat Ibnu Abbas menuturkan:
“Seorang di masa lampau tidak bisa mendapatkan gelar sebagai ahli ibadah sampai ia beribadah kepada Allah terus menerus selama seribu bulan. Maka umat ini dianugerahkan malam Lailatul Qodar yang jika ia beribadah di malam ini secara terus menerus maka ia lebih layak mendapatkan gelar Ahli Ibadah daripada para ahli ibadah di masa lalu.”
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤)
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (QS Al-Qadr: 4)
Intisari Ayat:
Faidah:
Sebagian ulama mengatakan bahwa Hikmah turunnya para malaikat ke bumi adalah bahwa karena mereka dahulu pernah mengatakan:
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. (QS Al-Baqarah: 30)
Maka ternyata yang terjadi berbeda dengan yang telah mereka ucapkan, dan menjadi jelas keadaan orang orang beriman yang melakukan ketaatan, ibadah, bersemangat dan sungguh-sunggu berbuat baik. Maka mereka turun kepada manusia untuk mengucapkan salam dan meminta maaf atas apa yang dahulu mereka ucapkan serta memintakan ampunan bagi manusia atas kecerobohan yang terjadi pada sebagian mereka.
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS Al-Qadr: 5)
Intisari Ayat:
السلام عليك أيها المؤمن
Keselamatan atasmu wahai orang beriman
Siapa yang mendapatkan salam dari malaikat maka dosanya akan diampuni. Dalam suatu hadits disebutkan: “Malaikat Jibril turun di setiap Malam Lailatur Qodr bersama sekelompok besar malaikat. Mereka mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap hamba yang berdiri atau duduk dengan berdzikir kepada Allah ta’ala.”