Jangan Pernah Berharap Mati Karena Penderitaan Hidup

Posted on 29 October 2025



Hidup ini memang tidak selalu mudah. Ada kalanya manusia diuji dengan sakit, kehilangan, kemiskinan, dan penderitaan yang terasa tidak berujung. Dalam keadaan seperti itu, setan mulai menggoda manusia untuk mulai berpikir, “Lebih baik aku mati saja…” bahkan ada yang mencoba mengakhiri hidup dengan dosa yang besar, yaitu bunuh diri. Naudzu billahi min dzalik.

Namun, Islam selalu mengajarkan optimisme hidup dan harapan. Penderitaan kita mungkin besar, tapi kuasa Allah yang tak terbatas bisa dengan mudah mengubah 180 derajat kondisi kehidupan kita dengan cepat. Umur yang panjang selalu menjadi kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik, bukan untuk diratapi atau menyerah. Oleh sebab itu, Rasulullah melarang umatnya untuk mengharapkan kematian karena kesulitan dunia.

1. Larangan Meminta Kematian Karena Penderitaan

Rasulullah bersabda:

لَا يتمنين أحدكم الموت لضرٍّ نزل به، فإن كان لا بد متمنياً فليقل: اللهم أحيني ما كانت الحياة خيراً لي، وتوفني إذا كانت الوفاة خيراً لي

Janganlah salah seorang di antara kalian menginginkan kematian karena penderitaan yang menimpanya. Jika ia harus berdoa demikian, maka hendaklah ia berdoa: Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian lebih baik bagiku.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Doa ini menunjukkan ketundukan sempurna kepada kehendak Allah . Seorang mukmin tidak menyerah pada keadaan, tetapi menyerahkan keputusan terbaiknya hanya kepada Allah Yang Maha Tahu hikmah di balik segala ujian.

2. Umur Panjang Adalah Kesempatan Menambah Kebaikan

Rasulullah bersabda:

لَا يتمنين أحدكم الموت ولا يدع به من قبل أن يأتيه، فإنه إذا مات أحدكم انقطع عمله، وإنه لا يزيد المؤمن من عمره إلا خيراً

Janganlah seseorang di antara kalian menginginkan kematian sebelum datangnya, karena jika seseorang mati maka amalnya akan terputus. Sungguh, umur yang panjang bagi seorang mukmin hanyalah menambah kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Setiap hari yang diberikan Allah bukan sekadar waktu tambahan, melainkan kesempatan baru untuk memperbaiki diri, menebus dosa, dan menambah pahala.

3. Umur Panjang Adalah Kesempatan Menjadi Lebih Baik

Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda:

لَا يتمنين أحدكم الموت، إما محسناً فلعله أن يزداد، وإما مسيئاً فلعله أن يستعتب

Janganlah salah seorang di antara kalian menginginkan kematian. Jika ia termasuk orang baik, mungkin ia akan menambah kebaikannya; jika ia termasuk orang buruk, semoga ia diberi waktu untuk bertobat. (HR. al-Bukhari dan an-Nasa’i)

Artinya, setiap detik kehidupan adalah peluang untuk kembali kepada Allah dan memperbaiki kesalahan.

4. Kematian Bukan Jalan Keluar dari Derita

Rasulullah bersabda:

لا تمنوا الموت فإن هول المطلع شديد، وإن من السعادة أن يطول عمر المرء حتى يرزقه الله الإنابة

Janganlah kalian menginginkan kematian, karena dahsyatnya pemandangan kematian(المطلع) sangat berat. Termasuk bentuk kebahagiaan ialah jika umurnya panjang hingga Allah menganugerahkan kepadanya taubat dan kembali kepada-Nya. (HR. Ahmad, al-Bazzar, Abu Ya‘la, al-Hakim, dan al-Baihaqi)

Imam as-Suyuthi menukil penjelasan dari an-Nihayah: «المطلع» berarti tempat tinggi untuk melihat sesuatu,dan maksudnya di sini adalah pandangan pertama ke akhirat setelah ruh keluar dari jasad, momen yang sangat mengguncang.

Kematian bukan akhir penderitaan, melainkan awal dari perjalanan berat pertanggungjawabannya.

5. Teladan Para Sahabat, Sabar dan Ridha

Bahkan para sahabat mulia pun menahan diri dari meminta mati, meski mereka merasakan derita luar biasa. Sahabat Khabbab bin al-Aratt radhiyallahu anhu, sahabat yang disiksa karena iman,  pernah berkata ketika sakit:

Seandainya Rasulullah tidak melarang kami berdoa meminta kematian, tentu aku telah memintanya.” (HR. al-Bukhari)

Begitu pula ketika Sa‘d bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu  mengungkapkan keinginan untuk mati, Rasulullah menegurnya:

لا تتمنَّ الموت، فإن كنتَ من أهل الجنة فالبقاء خيرٌ لك، وإن كنتَ من أهل النار فما يعجلك إليها؟

Jangan engkau berharap mati. Jika engkau termasuk penghuni surga, maka hidup lebih baik bagimu. Dan jika engkau penghuni neraka, mengapa tergesa menuju ke sana? (HR. al-Marwazi)

6. Nasihat Nabi untuk Pamannya, al-Abbas

Suatu hari, Rasulullah menjenguk pamannya, al-‘bbas, yang sedang sakit dan berharap kematian. Maka beliau bersabda padanya:

يا عم، لا تتمنَّ الموت، فإنك إن كنت محسناً فإن تؤخر وتزداد إحساناً خيرٌ لك، وإن كنت مسيئاً فإن تؤخر وتستعتب خيرٌ لك، فلا تتمنين الموت

Wahai pamanku, janganlah engkau berharap mati. Jika engkau termasuk orang baik, maka ditundanya kematianmu akan menambah kebaikanmu. Dan jika engkau termasuk orang yang berdosa, maka penundaan itu memberi waktu bagimu untuk bertobat. Maka jangan engkau berharap kematian.”(HR. Ahmad, Abu Ya‘la, ath-Thabarani, dan al-Hakim)

7. Menjaga Rasa Tawakal dan Ridha

Hadis-hadis ini menegaskan bahwa seorang mukmin sejati tidak menyerah kepada penderitaan, tetapi menyerahkan hidup dan matinya kepada Allah. Allah berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. al-An‘am : 162)

Setiap ujian hidup adalah kesempatan untuk mengamalkan perintah sabar. Kematian bukan pelarian, tapi pintu menuju keabadian. Berharap mati, apalagi sampai bunuh diri tidak menyelesaikan masalah hidup, bahkan akan menambah penyesalan kita setelah mati, sebab kita akan diminta pertanggung-jawaban atas segala perbuatan kita.

Maka, ketika beban terasa berat dan hati ingin menyerah, bersabarlah, tetaplah optimis dengan berusaha mengubah hidup menjadi lebih baik. Dan apabila kesabaran sudah sangat berat, serahkan semua kepada Allah dan berdoalah:

للَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian lebih baik bagiku.RA(*)