Posted on 09 September 2025
Sosok Rasulullah ﷺ bukan hanya teladan dalam akhlak, spiritualitas, dan kepemimpinan, tetapi juga dalam kesempurnaan fisik dan keberanian. Allah ﷻ mengaruniakan kepada beliau syaja‘at al-qalb (keberanian hati) sekaligus quwwat al-badan (kekuatan tubuh). Inilah definisi kejantanan sejati—keseimbangan antara jiwa yang gagah dan tubuh yang kokoh.
Nabi ﷺ di Parit Khandaq
Sejarah mencatat peristiwa Perang Khandaq, di mana para sahabat menggali parit pertahanan. Tiba-tiba mereka mendapati sebuah bongkahan batu besar yang tak bisa mereka pecahkan meski berkali-kali dihantam dengan cangkul dan palu besi.
Mereka pun mendatangi Rasulullah ﷺ. Saat itu beliau sedang menahan lapar, bahkan perutnya diikat dengan batu karena sudah tiga hari tidak makan. Namun beliau turun ke parit, mengambil palu, lalu memukul batu itu. Dengan tiga kali pukulan saja, batu besar itu hancur luluh menjadi tanah lembut.
Para sahabat takjub. Bagaimana mungkin tangan-tangan mereka yang masih bertenaga gagal, tetapi beliau yang sedang dalam kondisi lapar luar biasa justru mampu melakukannya dengan mudah? Inilah bukti kekuatan jasmani yang tak tertandingi, padahal tubuhnya sedang lemah karena kelaparan.
Duel dengan Rukanah, Pegulat Terkuat Quraisy
Sejarah juga mencatat pertemuan Nabi ﷺ dengan Rukanah bin Yazid, pegulat terkuat di Makkah yang dikenal tak terkalahkan. Ia menantang Rasulullah ﷺ, dan dengan satu gerakan, Nabi berhasil membantingnya ke tanah. Rukanah terkejut, meminta diulang, dan lagi-lagi Rasulullah ﷺ menjatuhkannya. Sampai ketiga kalinya, Rukanah benar-benar tak berdaya, hingga ia mengakui dengan jujur:
والله ما ملكت من نفسي شيئاً حين وضعت جنبي إلى الأرض
"Demi Allah, aku sama sekali tak kuasa mengendalikan tubuhku ketika tubuhku dijatuhkan ke tanah."
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rukanah akhirnya masuk Islam, karena ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri kekuatan yang bukan hanya berasal dari otot manusia biasa, tetapi juga dari keberkahan ilahi yang menyertai Rasulullah ﷺ.
Kisah ini bukan sekadar cerita sejarah, tetapi sebuah Pelajaran. Dalam dunia modern yang mengagungkan tubuh berotot, gym, dan standar fisik semata, Islam mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya diukur dari massa otot atau stamina, tetapi dari keselarasan antara kekuatan hati, iman, dan tubuh.
Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa keteguhan jiwa melahirkan kekuatan fisik yang luar biasa. Lapar yang seharusnya melemahkan justru tidak menghalangi beliau untuk menunjukkan daya yang melampaui batas nalar. Inilah metafora besar: seorang manusia dengan ruh yang selalu terhubung dengan Allah mampu menembus keterbatasan fisik.
Kekuatan Rasulullah ﷺ adalah puncak kesempurnaan manusia: gagah dalam tubuh, perkasa dalam jiwa, namun tetap rendah hati dalam akhlak. Beliau tidak menggunakan kekuatan itu untuk menindas, melainkan untuk menegakkan kebenaran dan membela umat manusia.RA(*)
*Disadur dari: Al-Insanul Kamil karya Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki