Posted on 07 June 2025
Hari-hari tasyriq yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah merupakan hari-hari yang sangat utama untuk berdzikir. Allah ﷻ berfirman:
لِّيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ
supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan. (QS Al-Hajj : 28)
Dalam ayat lain, Allah ﷻ berfirman:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. (QS Al-Baqarah: 203)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hari-hari yang berbilang di sini adalah hari-hari Tasyriq. Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu mengatakan :
وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ وَالْأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ
Berdzikirlah dengan menyebut nama Allah para Hari yang telah ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah. Dan pada beberapa hari yang berbilang yaitu hari-hari Tasyriq. (HR Bukhari)
Dalam hari-hari tasyriq dianjurkan untuk melakukan takbir muqoyyad, yakni takbir Id yang dibaca setiap selesai melakukan shalat, baik shalat fardhu maupun sunah, baik shalat ada’ maupun qadha.’ Bagi yang tidak haji, takbir muqoyyad dimulai Dimulai dari setelah melakukan shalat Subuh Hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai setelah Shalat Asar akhir Hari Tasyriq.
Bagi yang Haji dimulai dari Dzuhur Hari kurban (tanggal 10 Dzulhijjah) sampai Subuh akhir Hari Tasyriq.
Hari makan dan minum
Hari-Hari Tasyriq termasuk hari-hari raya Dimana diharamkan didalamnya berpuasa, dan termasuk hari penyembelihan hewan qurban, hewan qurban boleh disembelih di hari-hari tasyriq ini. Demikian pula hari-hari ini adalah hari-hari untuk berdzikir kepada Allah ﷻ. Nabi ﷺ bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللهِ
Hari-hari Tasyriq adalah hari untuk makan dan minum serta berdzikir kepada Allah ﷻ. (HR Muslim)
Dalam riwayat lain, Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَ صَائِماً فَلْيُفْطِرْ فَإِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Siapa yang berpuasa, hendaknya ia membatalkannya sebab hari-hari tasyriq adalah hari untuk manan dan minum. (HR Ahmad)
Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan, “Hadits Nabi yang menyatakan bahwa hari Tasyriq adalah hari makan dan minum serta berdzikir kepada Allah merupakan isyarat bahwa makan dan minum itu hanya dilakukan untuk membantu berdzikir dan berbuat taat kepada Allah. Termasuk bentuk kesempurnaan syukur atas suatu nikmat adalah menjadikan nikmat itu untuk membantu berbuat taat. Allah ﷻ telah memerintahkan di dalam Al-Quran untuk makan dari yang thayibat dan bersyukur pada-Nya. Siapa yang menjadikan nikmat-nikmat Allah untuk membantu bermaksiat maka ia telah mengkufuri nikmat Allah dan menggantikan syukur dengan kekufuran, dan amat layak jika kenikmatan itu dicabut darinya.”
Hari Untuk Melempar Jumrah Dan Mabit Di Mina
Pada malam-malam Hari Tasyriq orang-orang yang berhaji diwajibkan untuk mabit di Mina (menginap di mina lebih dari separuh malamnya). Di siang harinya, mereka diwajibkan pula untuk melempar Jumrah yang tiga (Jumrah Ula, Wustho, dan Aqabah), masing-masing tujuh kali lemparan.
Setelah menyelesailan Jumrah pada hari kedua (12 Dzulhijjah), Orang yang berhaji boleh pulang lebih awal, asalkan ia keluar dari Mina sebelum Maghrib. Jika ia masih di sana sampai Maghrib, maka ia wajib mabit untuk malam ketiga-belas, dan jumrah di siang harinya.
Itulah maksud dari firman Allah ﷺ:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya. (QS Al-Baqarah: 203)
Hari Terbaik
Hari pertama dari Hari Tasyriq, yaitu hari ke 11 Dzulhijjah dinamakan pula sebagai hari Qarr, termasuk hari yang terbaik sepanjang tahun setelah Hari Raya Idul Adha. Nabi ﷺ bersabda:
أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ، ثُمَّ يَوْمُ الْقَرّ
Hari teragung di sisi Allah adalah Hari Nahr (10 Dzulhijjah) dan Hari Qarr (11 Dzulhijjah) (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah)
Hari untuk berdoa
Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu anhu berkata dalam khutbahnya berkata:
Setelah Hari Nahr (Idul Adha) ada tiga hari yang disebutkan oleh Allah sebagai hari-hari yang berbilang, tidak akan ditolak didalamnya doa. Maka ajukanlah harapan kalian kepada Allah azz awa jalla. (Lathaiful Ma’arif)
Sebagian ulama mengajurkan untuk memperbanyak doa berikut di Hari-Hari Tasyriq yaitu:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan Kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari adzab neraka.
Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma’arif mengatakan:
وقد استحبّ كثير من السّلف كثرة الدّعاء بهذا في أيام التشريق
“Banyak dari kaum salaf yang menganjurkan untuk memperbanyak doa tersebut di hari-hari Tasyrik.”
Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar dalam kitabnya Risalatul Haj Al-Mabrur mengatakan :
بَعْدَ إِتْمَامِ أَرْكَانِ الْحَجِّ فِي مِنًى وَغَيْرِهَا ، يَنْبَغِي الْإِكْثَارُ غَايَةَ الْاِجْتِهَادِ فِي كُلِّ حِينٍ مِنْ:
Setelah menyelesaikan rukun-rukun haji di Mina atau lainnya, semestinya memperbanyak dengan sepenuh kesungguhannya di setiap saat untuk membaca:
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ، اَللهم رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah limpahkan shalawat kepada Sayidina Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya dengan disertai keselamatan. Ya Allah, Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari adzab neraka.
Setelah mendatangkan doa ini sebanyak yang ia mampu, maka diakhiri dengan bacaan:
فِي كُلِّ لَحْظَةٍ أَبَدًا ، عَدَدَ خَلْقِكَ ، وَرِضَا نَفْسِكَ ، وَزِنَةَ عَرْشِكَ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ
Dalam setiap saat, selamanya. Sejumlah makhluk-Nya, keridoan diri-Nya, sebesar arys-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Nya.
Sebab itu adalah doa yang paling utama yang dipanjatkan di setiap saat, terutama bagi yang berhaji setelah menyelasikan manasiknya. RA(*)