Luasnya Samudera Ilmu Nabi ﷺ

Posted on 10 September 2025


Rasulullah adalah seorang yang luas ilmunya, agung pemahamannya. Allah telah melimpahkan kepadanya ilmu-ilmu yang banyak dan bermanfaat serta pengetahuan-pengetahuan yang luhur dan berlimpah. Allah telah mengumumkan keluasan ilmunya dan memberitahukan keagungan karunia-Nya, sebagaimana firman-Nya:

وَأَنْزَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا

Dan Allah telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan al-Hikmah, serta mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah atasmu sangatlah besar.” (QS. An-Nisa’: 113)

Maka beliau adalah manusia yang paling berilmu di antara makhluk Allah , dan yang paling mengenal Allah . Sebagaimana disebutkan dalam ash-Shahihain:

إِنَّ أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا

“Sesungguhnya orang yang paling bertakwa di antara kalian dan paling mengetahui tentang Allah adalah aku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dan dalam riwayat al-Ushaili:

أَنَا أَعْرَفُكُمْ بِاللَّهِ

“Aku adalah orang yang paling mengenal Allah di antara kalian.”

Siapa yang merenungkan ajaran-ajaran Allah kepada para rasul dan nabi-Nya, shalawatullah ta‘ala ‘alaihim, yang termaktub dalam Al-Qur’an, akan tampak jelas baginya bahwa Sayyidina Muhammad telah diajari Allah ilmu-ilmu yang lebih banyak, lebih melimpah, lebih lengkap, dan lebih menyeluruh. Hal ini karena Allah berfirman:

وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ

“Dan Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui.”

Kata ma di sini bermakna umum dan mencakup segala jenis ilmu yang Allah ajarkan kepada para rasul dan nabi-Nya, serta mencakup pula ilmu-ilmu lain yang Allah limpahkan kepadanya.

Dalam ash-Shahihain—dan lafaznya menurut Muslim—dari Anas radhiyallahu anhu disebutkan: bahwa orang-orang terus bertanya kepada Nabi Allah hingga mereka mendesaknya dengan banyak pertanyaan. Maka suatu hari beliau keluar lalu naik ke mimbar seraya bersabda:

سَلُونِي، لاَ تَسْأَلُونِي عَنْ شَيْءٍ إِلاَّ بَيَّنْتُهُ لَكُمْ

“Tanyalah aku! Tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang sesuatu melainkan pasti akan aku jelaskan kepada kalian.”

Dan dalam sebuah riwayat:

إِلاَّ أَخْبَرْتُكُمْ بِهِ مَا دُمْتُ فِي مَقَامِي هَذَا

“Kecuali pasti aku beritahukan kepada kalian selama aku masih berada di tempat ini.”

Dan dalam hadis ini Rasulullah bersabda:

«لَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ قَطُّ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ، إِنَّهُ صُوِّرَتْ لِيَ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَرَأَيْتُهُمَا دُونَ هَذَا الْحَائِطِ»

“Aku tidak pernah melihat yang seperti hari ini, baik dalam hal kebaikan maupun keburukan. Sesungguhnya surga dan neraka diperlihatkan kepadaku, lalu aku melihat keduanya di balik tembok ini.”

Dan termasuk dari keluasan ilmu beliau adalah bahwa Allah  telah menghimpunkan dalam dirinya Al-Qur’an beserta seluruh ilmu dan hakikatnya. Al-Qur’an itu sendiri adalah lautan ilmu dan pengetahuan. Jika Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ berkata:

“Seandainya aku berbicara kepada kalian tentang surah al-Fatihah, niscaya aku bisa memenuhi (yakni menuliskan buku-buku hingga penuh) seberat muatan tujuh puluh unta.”

Maka bagaimana dengan ilmu-ilmu Sayyidina Muhammad dan pemahamannya terhadap Al-Qur’an?

Sebagian Ilmu Ghaib

Dan termasuk keluasan ilmu beliau adalah apa yang Allah  perlihatkan kepadanya dari banyak perkara gaib. Allah berfirman:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا * إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ

“(Dialah) Yang Maha Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang perkara gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya.” (QS. al-Jinn: 26–27)

Allah  telah memperlihatkan kepada beliau banyak perkara gaib. Di antaranya: memperlihatkan kepadanya peristiwa awal mula penciptaan hingga orang-orang surga masuk ke dalam surga, dan orang-orang neraka masuk ke dalam neraka. Sebagaimana ditunjukkan oleh riwayat al-Bukhari dari ‘Umar ibn al-Khathab radhiyallahu anhu, ia berkata:

“Rasulullah berdiri di tengah-tengah kami pada suatu tempat, lalu beliau mengabarkan kepada kami tentang awal mula penciptaan hingga orang-orang surga masuk ke dalam surga, dan orang-orang neraka masuk ke dalam neraka. Maka siapa yang mengingatnya, ia mengingat; dan siapa yang melupakannya, ia melupakan.”

Dan dalam ash-Shahihain dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, beliau berkata:

“Rasulullah berdiri di tengah-tengah kami pada suatu tempat. Tidaklah beliau meninggalkan sesuatu pun hingga tegaknya Kiamat melainkan telah beliau sebutkan. Yang mengetahuinya, mengetahuinya; dan yang tidak mengetahuinya, tidak mengetahuinya. Aku terkadang melihat sesuatu yang sebelumnya pernah aku lupakan, lalu aku mengenalnya kembali, sebagaimana seorang lelaki mengenal lelaki lain setelah lama tidak melihatnya, kemudian ia melihatnya lalu mengenalnya.”

Demikian pula Allah telah memberitahukan kepada beliau tentang segala sesuatu yang akan terjadi setelah beliau hingga datangnya Hari Kiamat. Dalam Shahih Muslim dari ‘Amr ibn Akhthab al-Anshari radhiyallahu anhu disebutkan:

“Rasulullah pernah shalat Subuh bersama kami. Setelah itu beliau naik ke mimbar, lalu berkhutbah kepada kami hingga tiba waktu Dzuhur. Lalu beliau turun, shalat, kemudian naik lagi ke mimbar, lalu berkhutbah hingga tiba waktu Ashar. Lalu beliau turun, shalat, kemudian naik lagi ke mimbar, lalu berkhutbah hingga matahari terbenam. Beliau mengabarkan kepada kami tentang segala sesuatu yang akan terjadi sampai Hari Kiamat. Maka yang paling mengetahui adalah yang paling menghafalnya di antara kami.”

Beliau tidak meninggalkan satu pun perkara yang akan terjadi hingga Hari Kiamat, melainkan telah beliau kabarkan. Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, beliau berkata:

“Demi Allah, aku tidak tahu apakah para sahabatku lupa atau pura-pura melupakan? Demi Allah, tidaklah Rasulullah meninggalkan satu pun pemimpin fitnah yang jumlah pengikutnya mencapai tiga ratus orang atau lebih, hingga akhir dunia, melainkan beliau sebutkan kepada kami dengan namanya, nama ayahnya, dan nama kabilahnya.”

Demikian pula beliau mengabarkan seluruh tanda-tanda Kiamat, baik yang kecil, menengah, maupun besar. Beliau juga mengabarkan keadaan akhirat dan barzakh, keadaan penghuni surga, keadaan penghuni neraka, serta seluruh detail urusan mereka, sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab hadis.

Dan ini semua merupakan bukti keluasan ilmu yang Allah Ta‘ala limpahkan kepadanya.

Tersingkapnya Berbagai Alam Bagi Nabi

Beliau diperlihatkan berbagai alam sebagaimana sahih dalam hadis-hadis al-Mi‘raj, yaitu bahwa beliau diangkat hingga ke langit yang tujuh, lalu memasukinya satu per satu, dan melihat apa yang diperlihatkan kepadanya, serta bertemu dengan para rasul ‘alaihim ash-shalatu was-salam.

Demikian pula disebutkan bahwa Allah memperlihatkan kepadanya alam al-‘Arsy. Hal itu terbukti dengan penjelasan beliau tentang keluasan al-‘Arsy, bahwa ia merupakan alam terluas. Beliau juga memberitakan bahwa al-‘Arsy memiliki bayangan, memiliki tiang-tiang, serta memiliki perbendaharaan. Beliau juga mengabarkan tentang para malaikat pemikul al-‘Arsy, kekuatan mereka, dan kebesaran mereka.

Sebagaimana diriwayatkan dalam al-Musnad bahwa Nabi bersabda:

أَنَا مُحَمَّدٌ النَّبِيُّ الأُمِّيُّ وَلَا نَبِيَّ بَعْدِي قالها ثلاثًا، أُوتِيتُ فَوَاتِحَ الْكَلِمِ وَخَوَاتِمَهُ، وَعُلِّمْتُ كَمْ خَزَنَةُ النَّارِ وَحَمَلَةُ الْعَرْشِ

“Aku adalah Muhammad, Nabi yang ummi, dan tidak ada nabi sesudahku.” Beliau mengucapkannya tiga kali. “Aku telah diberi kunci-kunci perkataan dan penutup-penutupnya, dan aku telah diajarkan berapa jumlah penjaga neraka serta pemikul al-‘Arsy.” (HR. Ahmad)

Demikian pula disebutkan bahwa Allah memperlihatkan kepadanya alam surga dan neraka, dan keduanya diperlihatkan kepadanya dalam beberapa kesempatan. Dalam hadis al-Mi‘raj disebutkan:

ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيهَا جَنَابِذُ اللُّؤْلُؤِ، وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ الأَذْفَرُ

“Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, maka ternyata di dalamnya terdapat kubah-kubah dari mutiara, dan tanahnya adalah misik yang sangat harum.”

Demikian pula disebutkan bahwa beliau diperlihatkan Allah alam barzakh dan keadaan mereka beserta urusan-urusannya, alam mahsyar dan keadaan manusia di dalamnya, alam al-‘Ardh (hari diperlihatkan amal), alam al-Haudh, penyerahan shuhuf (catatan amal), hisab, mizan (timbangan amal), shiraṭ, keadaan penghuni surga, keadaan penghuni neraka, dan beliau telah mengabarkan tentang semua alam tersebut serta merinci keadaan mereka.

Demikian pula disebutkan bahwa Allah memperlihatkan kepadanya alam-alam yang tinggi (al-‘awalim al-‘ulwiyyah) serta apa yang terjadi di kalangan al-Mala’ al-A‘la berupa perdebatan tentang kafarat (penghapus dosa) dan derajat. Segala sesuatu pun menjadi tampak jelas baginya dan beliau mengetahuinya.

Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ahmad, dan selainnya, bahwa beliau bersabda:

إِنِّي قُمْتُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيْتُ مَا قُدِّرَ لِي، فَنَعَسْتُ فِي صَلَاتِي حَتَّى اسْتَثْقَلْتُ، فَإِذَا أَنَا بِرَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى؟ قُلْتُ: لَا أَدْرِي

“Aku bangun di malam hari lalu shalat sesuai yang ditentukan bagiku. Lalu aku mengantuk dalam shalatku hingga tertidur lelap. Tiba-tiba aku melihat Tuhanku dalam rupa yang paling indah. Dia berkata: ‘Wahai Muhammad, tentang apa al-Mala’ al-A‘la itu berselisih?’ Aku menjawab: ‘Aku tidak tahu.’”

Dalam hadis ini disebutkan bahwa Allah melimpahkan ilmu kepada Nabi hingga beliau bersabda:

فَتَجَلَّى لِي كُلُّ شَيْءٍ وَعَرَفْتُ

Maka segala sesuatu menjadi tampak jelas bagiku dan aku mengetahuinya.”

Dan dalam sebuah riwayat:

فَعَلِمْتُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

“Maka aku mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”

Dan dalam riwayat at-Thabarani:

فَعَلَّمَنِي كُلَّ شَيْءٍ

“Maka Dia mengajarkan kepadaku segala sesuatu.”

Dan dalam riwayat lain darinya:

فَمَا سَأَلَنِي عَنْ شَيْءٍ إِلَّا عَلِمْتُهُ، ثُمَّ قَالَ لِي: يَا مُحَمَّدُ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى؟ قُلْتُ: فِي الْكَفَّارَاتِ وَالدَّرَجَاتِ

“Maka tidaklah Dia menanyakan kepadaku sesuatu melainkan aku mengetahuinya. Kemudian Dia berkata kepadaku: ‘Wahai Muhammad, tentang apa al-Mala’ al-A‘la itu berselisih?’ Aku menjawab: ‘Tentang kafarat (penghapus dosa) dan derajat.’” (Hadits)

Ilmu Tentang Beragam Hewan dan Makhluk

Dan termasuk keluasan ilmu beliau adalah pengetahuannya tentang jenis-jenis makhluk dan ragam bangsa hewan, hukum-hukum yang berkaitan dengannya, keadaan-keadaannya, serta rincian urusannya.

Ath-Thabarani meriwayatkan dengan sanad para perawinya adalah perawi ash-Shahih dari Abu ad-Darda’ radhiyallahu anhu, beliau berkata:

لَقَدْ تَرَكْنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَمَا فِي السَّمَاءِ طَائِرٌ يُطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا ذَكَرَ لَنَا مِنْهُ عِلْمًا

“Sungguh Rasulullah meninggalkan kami dalam keadaan tidak ada seekor burung pun di langit yang mengepakkan kedua sayapnya melainkan beliau telah menyebutkan kepada kami ilmu tentangnya.”

Dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiyallahu anhu, beliau berkata:

لَقَدْ تَرَكْنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَمَا يُحَرِّكُ طَائِرٌ جَنَاحَيْهِ فِي السَّمَاءِ إِلَّا ذَكَرَ لَنَا مِنْهُ عِلْمًا

“Sungguh Rasulullah meninggalkan kami dalam keadaan tidak ada seekor burung pun yang menggerakkan kedua sayapnya di langit melainkan beliau telah menyebutkan kepada kami ilmu tentangnya.”

Dan ath-Thabarani menambahkan dalam riwayatnya, beliau bersabda:

مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلَّا وَقَدْ بَيَّنْتُهُ لَكُمْ

“Tidak ada sesuatu pun yang masih tersisa yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka melainkan telah aku jelaskan kepada kalian.”

Maka beliau telah menyampaikan kepada para sahabat ilmu yang besar tentang alam unggas. Dalam hal ini terdapat bukti bahwa beliau memiliki keluasan ilmu tentang seluruh jenis alam.

Dan juga terdapat bukti bahwa beliau telah menjelaskan seluruh urusan besar yang berkaitan dengan kepentingan dunia dan kebahagiaan manusia, dari segala sisi dan pertimbangannya.

Maka jika beliau telah menjelaskan tentang alam unggas, bagaimana mungkin dibayangkan beliau akan mengabaikan penjelasan tentang sisi-sisi perbaikan yang berkaitan dengan kepentingan manusia, lalu tidak menjelaskannya, sedangkan beliau telah menjelaskan tentang alam unggas beserta hukum-hukumnya? Tidak, bahkan sesungguhnya beliau telah menjelaskan seluruh sisi perbaikan dan jalan-jalan kebahagiaan manusia. RA(*)

*Diterjemahkan dari kitab Muhammad Insanul Kamil, karya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki