Posted on 24 August 2025
Setiap langkah menuju majelis ilmu, terlebih majelis maulid Nabi ﷺ, sejatinya bukanlah langkah biasa. Itu adalah perjalanan hati yang bernilai ibadah, bila disertai niat yang benar. Para ulama sejak dahulu tidak sekadar hadir, melainkan mereka menata hati dengan niat-niat mulia.
Berikut adalah beberapa niat yang dapat kita tanamkan ketika menghadiri majelis maulid, agar kehadiran kita tidak hanya sekadar duduk, tetapi juga menjadi bagian dari ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.
1. Menghadirkan Shalawat
Kita berniat menghadiri majelis untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Shalawat bukan hanya doa, melainkan ikatan cinta dengan Beliau ﷺ.
2. Mengikuti Anjuran Ulama
Kehadiran kita adalah wujud mengikuti apa yang selalu dianjurkan para ulama: duduk dalam majelis dzikir, ilmu, dan cinta Nabi ﷺ.
3. Mendengarkan Sirah Nabi ﷺ
Mendengar kembali perjalanan hidup Rasulullah ﷺ bukan sekadar sejarah. Itu adalah teladan nyata yang relevan sepanjang masa—tentang kesabaran, kasih sayang, kepemimpinan, dan perjuangan.
4. Menyerap Nasihat dan Bimbingan
Majelis maulid penuh dengan wejangan dan arahan rohani. Kita niatkan hadir agar hati lembut menerima nasehat, dan langkah hidup semakin terarah.
5. Mengamalkan Akhlak Nabi ﷺ
Bukan sekadar mendengar, tetapi bertekad meneladani akhlak beliau: jujur, penyayang, rendah hati, dan berjiwa besar.
6. Mengisi Waktu dengan Kebaikan
Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan sia-sia. Majelis adalah cara terbaik mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat.
7. Meneguhkan Barisan Kebenaran
Kehadiran kita memperkuat barisan orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Inilah makna “taktsir sawad ahlil-haq”—menambah jumlah golongan pembela kebenaran.
8. Berharap Anugerah Akhlak Nabi ﷺ
Kita memohon agar Allah mengaruniakan kepada kita akhlak Nabi ﷺ, agar kita bisa mencerminkan sifat-sifat beliau dalam kehidupan sehari-hari.
9. Menunaikan Hak Rasul ﷺ
Hadir di majelis adalah salah satu bentuk pemenuhan kewajiban kita kepada Rasulullah ﷺ: mencintainya, mengenang perjuangannya, dan memperjuangkan ajarannya.
10. Memohon Karunia Mimpi Melihat Rasulullah ﷺ
Doa dan harapan kita, semoga Allah memuliakan kita dengan anugerah dapat melihat Rasulullah ﷺ dalam mimpi yang benar, sebagai tanda cinta dan kedekatan.
11. Mengikuti Jejak Salafus Shalih
Kita niatkan pula sebagaimana yang diniatkan para salafus shalih: segala niat baik yang mereka tanamkan dalam hati ketika menghadiri majelis-majelis mulia.
Menjadikan Majelis Maulid sebagai Energi Hidup
Di era modern yang penuh kesibukan dan hiruk-pikuk, majelis maulid menjadi ruang teduh bagi jiwa. Di sana kita belajar bahwa cinta kepada Rasulullah ﷺ bukan hanya lantunan shalawat, tetapi juga tekad untuk meneladani beliau dalam kehidupan nyata: di rumah, di kantor, di jalan, dan di ruang sosial kita.
Menghadiri majelis maulid bukan tradisi usang. Justru ia adalah kebutuhan spiritual masa kini. Saat dunia sibuk dengan materi, majelis maulid mengingatkan kita pada teladan terbesar umat manusia—Nabi Muhammad ﷺ—sang pembawa cahaya rahmat bagi seluruh alam.
NB : Niat Hadir Maulid Dari Kitab An-Niyat
Berikut ini niat-niat hadir maulid yang disebutkan dalam kitab An-Niyat oleh Habib Saad Alaydrus:
• نَوَيْتُ حُضُورَ مَجْلِسِ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ
Aku berniat menghadiri majelis pembacaan shalawat atas Nabi ﷺ.
• وَنَوَيْتُ حُضُورَ مَا رَغَّبَ فِيهِ الْعُلَمَاءُ .
Dan aku berniat menghadiri apa yang dianjurkan oleh para ulama.
• وَنَوَيْتُ سَمَاعَ سِيرَةِ الْمُصْطَفَى ﷺ .
Dan aku berniat mendengarkan sirah (riwayat hidup) Al-Musthafa.
• وَنَوَيْتُ حُضُورَ مَجْلِسِ الْوَعْظِ وَالْإِرْشَادِ .
Dan aku berniat menghadiri majelis nasihat dan bimbingan.
• وَنَوَيْتُ أَنْ أُطَبِّقَ مَا أَسْمَعُهُ مِنَ الشَّمَائِلِ الْمُحَمَّدِيَّةِ .
Dan aku berniat mengamalkan apa yang kudengar dari akhlak dan sifat-sifat Nabi ﷺ.
• وَإِشْغَالَ الْوَقْتِ بِالْخَيْرِ .
Serta mengisi waktu dengan kebaikan.
• وَتَكْثِيرَ سَوَادِ أَهْلِ الْحَقِّ .
Dan memperbanyak jumlah golongan Ahlul Haq (pengikut kebenaran).
• وَأَنْ يَرْزُقَنِيَ اللهُ أَخْلَاقَ النَّبِيِّ ﷺ وَأَوْصَافَهُ كَمَا أَسْمَعُهَا .
Dan semoga Allah menganugerahiku akhlak Nabi ﷺ serta sifat-sifat beliau sebagaimana yang kudengar.
• وَأَنْ أَقُومَ بِبَعْضِ مَا يَجِبُ لِهَذَا الرَّسُولِ ﷺ .
Dan aku berniat melaksanakan sebagian kewajiban terhadap Rasul ﷺ.
• وَأَنْ يُكْرِمَنِيَ اللهُ بِرُؤْيَةِ النَّبِيِّ ﷺ .
Dan semoga Allah memuliakanku dengan anugerah dapat melihat Nabi ﷺ.
• وَنَوَيْتُ مَا نَوَاهُ السَّلَفُ الصَّالِحُ فِي حُضُورِهِمْ لِهَذِهِ الْمَجَامِعِ، وَمَا عَلِمَهُ اللهُ مِنْ نِيَّاتٍ صَالِحَاتٍ .
Dan aku berniat sebagaimana niat yang diniatkan oleh para salafus shalih ketika mereka menghadiri majelis-majelis seperti ini, juga segala niat baik yang Allah ketahui.
Demikian dengan beberapa penyesuaian dari Kitabun-Niyyat karya Al-Habib Sa‘ad. RA(*)