Mukjizat-Mukjizat Nabi Muhammad ﷺ

Posted on 09 October 2024


Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad sangat banyak dan terkenal. Akan tetapi, Mukjizat Beliau yang teragung adalah dan terpopuler adalah Al-Qur’an yang mulia. Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang tidak dapat tertandingi, tidak ada makhluk yang dapat membuat yang serupa dengan Al-Qur’an walaupun mereka semua bekerjasama mengerahkan seluruh keahlian untuk menandinginya. Allah berfirman:

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain. (QS Al-Israa : 88)

Al-Qur’an adalah mukjizat yang kekal sepanjang zaman. Hujjahnya tidak akan pernah dapat disangkal, mukjizatnya tidak pernah habis, keajaiban kandungannya tidak akan pernah terputus, dan ilmu-ilmu nya tidak akan pernah selesai digali. Di dalamnya terdapat berita mengenai kaum terdahulu dan yang akan datang. Al-Qur’an akan selalu sesuai untuk setiap zaman sampai Hari Kiamat.

Di antara mukjizat Nabi yang menakjubkan adalah terbelahnya bulan. Peristiwa ini terjadi ketika kaum kafir Makkah meminta Beliau menunjukkan bukti kebenaran atas kenabiannya. Mereka meminta Beliau untuk membelah bulan. Maka Nabi berdoa kepada Allah , dan terbelahlah bulan menjadi dua bagian disaksikan oleh kaum kuffar. Nabi berseru kepada mereka:

اشْهَدُوا

Saksikanlah! (HR Bukhari dan Muslim)

Kaum kuffar tetap tidak percaya, mereka mengira itu adalah bentuk sihir untuk menipu mata mereka yang hadir. Oleh sebab itu, mereka bertanya kepada orang-orang yang hidup di berbagai tempat lain, apakah pada malam itu mereka melihat bulan terbelah. Ternyata peristiwa itu disaksikan pula oleh orang-orang di belahan bumi lain. Setelah mengetahui ini, kaum kafir tetap tidak percaya dan berkata:

إنَّ محمداً سحر أهل الأرض

Muhammad telah menyihir mata semua orang di muka bumi.

Maka turunlah ayat :

 

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (1) وَإِنْ يَرَوْا آَيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ

Hari Kiamat semakin dekat, bulan pun terbelah Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” (QS Al-Qamar : 1-2)

Di antara mukjizat beliau adalah : memancarnya air dari sela-sela jari Beliau yang mulia. Peristiwa ini terjadi beberapa kali. Salah satunya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma, Beliau berkisah :

Pada peristiwa Hudaibiyah, orang-orang kehabisan air dan kehausan. Saat itu di hadapan Rasulullah terdapat bejana air untuk wudhu. Orang-orang pun datang menghadap. Rasulullah bertanya:

مَا لَكُمْ؟

Apa yang terjadi pada kalian?

Mereka mengadu:

يَا رَسُولَ اللهِ، لَيْسَ عِنْدَنَا مَاءٌ نَتَوَضَّأُ بِهِ وَلَانَشْرَبُ ‌إِلَّا ‌مَا ‌فِي ‌رَكْوَتِكَ

Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki air untuk berwudhu dan minum kecuali dari bejana Anda

Maka Nabi meletakkan tangannya di bejana tersebut, air pun memancar dari sela-sela jari Beliau seperti memancarnya dari mata air. Maka para sahabat minum serta berwudhu darinya. Sahabat Jabir ditanya:

كَمْ كُنْتُمْ يَوْمَئِذٍ؟

Saat itu berapa jumlah kalian?

Beliau menjawab:

لَوْ كُنَّا مِائَةَ أَلْفٍ لَكَفَانَا، كُنَّا خَمْسَ عَشْرَةَ مِائَةً.»

Andai kami berjumlah seratus ribu, tentu air itu akan mencukupi kami.Tetapi saat itu kami berjumlah seribu lima ratus orang.

 

 

Di antara mukjizat Beliau : Merintihnya batang pohon yang menjadi sandaran Beliau ketika khutbah, ketika Beliau dibuatkan mimbar dan beralih menuju mimbar saat berkhutbah. Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu menceritakan:

أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَيُسْنِدُ ظَهْرَهُ إِلَى جِذْعٍ مَنْصُوبٍ  فِي الْمَسْجِدِ، فَيَخْطُبُ النَّاسَ، فَجَاءَهُ رُومِيٌّ فَقَالَ: أَلَا أَصْنَعُ لَكَ شَيْئاً تَقْعُدُ عَلَيْهِ وَكَأَنَّكَ قَائِمٌ؟ فَصَنَعَ لَهُ مِنْبَراً لَهُ دَرَجَتَانِ، وَيَقْعُدُ عَلَى الثَّالِثَةِ، فَلَمَّا قَعَدَ نَبِيُّ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَلَى ذَلِكَ الْمِنْبَرِ خَارَ الْجِذْعُ ‌كَخُوَارِ ‌الثَّوْرِ، ‌حَتَّى ‌ارْتَجَّ ‌الْمَسْجِدُ حُزْناً عَلَى رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَنَزَلَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مِنَ الْمِنْبَرِ فَالْتَزَمَهُ وَهُوَ يَخُورُ، فَلَمَّا الْتَزَمَهُ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - سَكَتَ " ثُمَّ قَالَ: «أَمَا وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ لَمْ أَلْتَزِمْهُ لَمَا زَالَ هَكَذَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ» حُزْناً عَلَى رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَدُفِنَ

Biasanya pada Hari Jumat, Nabi menyandarkan punggung Beliau ke sebuah batang pohon yang dipasang di masjid. Lalu Beliau berkhutbah. Suatu saat seorang berbangsa romawi menemui Beliau dan berkata, “Bolehkan aku buatkan tempat duduk bagimu yang jika kau duduk di sana seakan engkau berdiri?”

Maka ia pun membuat mimbar yang memiliki dua tangga. Nabi duduk di tangga ketiga. Saat Nabi duduk di mimbar itu, batang pohon (yang biasa dijadikan sandaran punggung Nabi ) mengeluarkan suara seperti lenguhan sapi jantan sehingga masjid pun bergetar, ia sedih karena ditinggalkan Rasulullah . Maka Rasulullah pun menuruni mimbar, dan menenangkan batang pohon yang melenguh itu. Setelah ditenangkan, batang itu pun diam. Maka Nabi bersabda, “Sungguh, Demi Tuhan yang nyawa Muhammad berada dalam kuasa-Nya! Andai aku tidak menenangkannya, ia akan terus melenguh seperti ini sampai Hari Kiamat.” karena sedih ditinggalkan Rasulullah . Maka Rasulullah memerintahkan untuk menguburnya.

Hadits ini diriwayatkan dengan berbagai redaksi oleh para imam ahli hadits seperti Imam Turmudzi, Baihaqi, Darimi, dan lainnya.RA(*)

*Diterjemahkan dari kitab Ajwibah Ghaliyah dengan beberapa penyesuaian.