Posted on 02 April 2024
Al-Habib Salim As-Syathiri sebagaimana dikutipkan dalam Kitab Bughyatut Thalib Al-Manhum berkata:
Di antara kesunahan puasa adalah memperbanyak jenis-jenis ibadah. Di antara ibadah yang dianjurkan untuk diperbanyak adalah membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran dianjurkan setiap saat, dan lebih dianjurkan lagi bagi yang berpuasa di Bulan Ramadhan. Maka sudah semestinya setiap orang yang berpuasa mementukan waktu khusus untuk membaca Al-Quran yang porsinya lebih banyak dari waktu pembacaannya di selain Ramadhan.
Al-Imam As-Syekh Ali bin Abubakar As-Sakran berkata, “Seorang penempuh jalan Akhirat harus rutin membaca Al-Qur’an setiap hari, paling sekidit satu juz, atau dua juz atau separuh juz dan itu adalah derajat yang paling sedikit.”
Termasuk kesalahan besar adalah jika engkau hanya membaca Al-Quran pada Bulan Ramadhan saja. Ini adalah kesalahan besar yang perlu untuk diperhatikan.
Kita harus bersemangat membaca Al-Quran setiap hari Ramadhan, baik siang maupun malam. Terlebih sebelum Fajar jika memungkinkan. Jika tidak mungkin maka di permulaan malam. Jika tidak mungkin maka di siang hari. Yang terpenting jangan ada satu hari pun terlewat di Bulan Ramadhan, baik siang maupun malam, kecuali engkau membaca sebagian dari Al-Quran.
Para Salaf Dan Al-Qur’an
Para salaf yang saleh, semoga Allah ridai mereka, banyak membaca Al-Qur’an. Kami mendapati masa sebagian orang saleh dahulu di di Tarim. Di antara mereka ada yang mengkhatamkan Al-Quran setiap hari. Aku mengenal satu murid di Ribath Tarim dari keturunan Al-Imam As-Syekh Abdul Qodir Al-Jailani untuk menguatkan hafalannya ia membaca satu juz secara sempurna dalam waktu singkat, maka ia setiap hari bisa mengkhatamkan Al-Qur’an.
Di antara para tokoh yang belakangan yang mengkhatamkan Al-Quran setiap hari adalah Al-Imam Al-Habib Abdurahman Al-Masyhur (Penulis kitab Bughyatul Mustarsyidin). Imam Syafi’i dahulu membaca satu kali khataman Al-Quran setiap hari. Khusus di Bulan Ramadhan, beliau membaca dua khataman Al-Quran setiap hari.
Di antara tokoh yang belakangan juga adalah Al-Habib Ali bin Abdurahman Al-Masyhur, beliau membaca satu kali khataman Al-Quran per hari. Dalam shalat Dhuhanya beliau membaca 10 juz Al-Quran.
Mengkhatamkan Al-Quran Dalam Tarawih
Para salaf sangat bersemangat untuk menghatamkan Al-Quran dalam shalat tarawih. Mereka mengkhatamkan Al-Quran secara sempurna dalam Shalat Tarawih. Kota Tarim dan kota lainnya di masa lampau, setiap masjid-masjidnya tidak membaca surat-surat pendek dalam shalat Tarawih. Tidak ada yang melakukan shalat Tarawih di awal malam. Semuanya melakukan Shalat Tarawih di akhir malam dengan membaca satu maqra, dan mengkhatamkan Al-Quran. Mereka mengkhatamkan Al-Quran di waktu-waktu yang berbeda.
Acara khatam Quran yang dilakukan di masjid-masjid, yang diadakan acara besar dan dihadiri oleh banyak orang, itu menunjukkan apa? Itu menunjukkan bahwa masjid tersebut mengatur satu hizib Al-Quran yang dibaca dalam Shalat Tarawih, dan dikhatamkan pada malam tersebut, yaitu malam Khataman Al-Quran.
Masjid-Masjid Tarim memiliki tiga waktu pembacaan Al-Quran di bulan Ramadhan:
Pertama: Di siang hari, yaitu antara Dhuhur dan Ashar
Kedua dan ketiga: Di malam hari. Di waktu malam ini mereka mengkhatamkan Al-Quran di masjid-masjid dalam dua waktu:
Inilah maksud khataman Al-Quran. Maka khatam Al-Quran di masjid-masjid Tarim ada tiga waktu:
Mereka dahulu juga melakukan shalat Witir 11 rakaat. Tidak ada seorangpun yang melakukan shalat witir hanya tiga rakaat seperti saat ini. Semakin bertambahnya zaman. Tarim selalu baik , masjid-masjidnya selalu makmur, kami memohon agar Allah menambah kemakmurannya. Akan tetapi, saat ini waktu Shalat Tarawih berpindah dari akhir malam menjadi awal malam. Sehingga Shalat Tarawih di akhir malam kurang disukai oleh orang-orang malas atau oleh sebagian orang.
Apapun itu, bahwa membaca Al-Quran di bulan Ramadhan adalah dituntut dengan tata cara ini, atau dengan tata cara lain yang engkau kehendaki. Yang penting engkau membaca Al-Quran. Termasuk kehinaan bagi seorang adalah jika ia mendapati Ramadhan, akan tetapi tidak mengambil kesempatan dengan membaca Al-Quran.
Demikian pula wanita, hendaknya kita menyemangati mereka untuk membaca Al-Quran di rumah. Bisa dengan mengadakan hizib harian Al-Quran, atau halaqah Al-Quran sehingga di Bulan Ramadhan, rumah-rumah kita makmur dengan pembacaan Al-Quran. Demikian hendaknya kita menyemnagai mereka dan menolong mereka untuk melakukannya. RA (*)