Posted on 19 May 2025
Al-Habib Muhammad bin Abdullah bin Muhammad Al-Haddar dalam kitabnya Adat As-Salaf Al Ba’alawi menyebutkan sebelas kebiasaan para sadah Ba’alawii dalam mendidik anak-anak mereka yaitu:
Imam Al-Haddad menyebutkan tentang pondasi dari jalan para sadah Ba’alawi dalam salah satu bait syairnya:
وَالْزَمْ كِتَابَ اللهِ وَاتْبَعْ سُنَّةً*** وَاقْتَدْ هَدَاكَ اللهُ بِالْأَسْلَافِ
Lazimilah Kitabullah dan ikutilah Sunah. Teladanilah para salaf, semoga Allah memberi petunjuk bagimu.
Di antara adat para sadah Ba’alawi dalam mendidik anak adalah:
1. Ibu menyusui anaknya sambil membacakan untuk bayinya Ayat Kursi dan Muawwidzatain (Al-Falak dan An-Nas) secara berulang.
2. Kalimat pertama yang diajarkan kepada anak saat ia mulai bisa berbicara adalah ucapan:
رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْاِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُولًا
Aku rela menjadikan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad ﷻ sebagai Nabi dan Rasul
3. Mereka membawa anak-anak kecil keluar di akhir malam ke masjid untuk membiasakan mereka shalat malam di masjid.
4.
Sebelum memasuki musim ibadah dan anugerah,
seperti Bulan Ramadhan misalnya, mereka mengumpulkan anak-anaknya dan bertanya amalan
apa yang akan mereka lakukan di waktu itu, berapa bacaan Quran yang akan
dibaca, atau dzikir, atau sedekah, atau amalan-amalan lain.
5.
Mereka mengajarkan anak-anak untuk selalu
meniatkan kebaikan sebagaimana mereka mengajarkan Surat Al-Fatihah.
6.
Mereka membuat majelis ilmu di rumah. Di majelis
itu semua anggota keluarga yang berada di rumah berkumpul setiap hari atau setiap
minggu membaca yang mudah daripada Al-Quran (Hizib), dan kitab-kitab hadits
serta fiqih. Lalu mereka mengakhiri majelis itu dengan berbagai doa, dan
shalawat kepada Nabi ﷺ.
7.
Saat salah satu dari anak-anak lelaki baligh, mereka
mengajarkan padanya bahwa ia sudah baligh, ia sudah mukallaf (wajib beribadah),
dan dua malaikat sudah mulai mencatat amal baik dan buruknya, mencatat semua
perkataan dan perbuatannya. Ini dilakukan dalam perkumpulan yang dihadiri oleh
para masyayekh dan tokoh.
8.
Mereka tidak menunda-nunda pernikahan bagi anak-anak
mereka setelah baligh, karena takut akan menjerumuskan kepada yang haram.
9.
Mereka mengajarkan anak-anak mereka untuk doa
dan memohon dengan khusyu kepada Allah di setiap keadaan. Jika anak meminta
sesuatu kepada ayah atau ibunya, maka mereka akan berkata : “Bangkit, berwudhulah
dan shalat dua rakaat, minta kepada Allah untuk memenuhi keinginanmu.”
Setelah selesai shalat, barulah mereka memberikan kepada anak itu apa yang
mereka minta sambil berkata, “Allah telah mengabulkan doamu.”
10.
Mereka membagi tugas tertentu bagi setiap
anaknya di rumah. Yang satu untuk mengambil barang di pasar, yang satu
ditugaskan membersihkan rumah, yang satu ditugaskan melayani tamu, yang satu
ditugaskan mengambil air, dan demikian seterusnya.
11.
Mereka memberikan perhatian lebih untuk
mengajarkan anak-anak perempuan daripada anak-anak lelaki, sebab anak-anak perempuan
selalu berada di rumah.
Demikian sebelas adat para salafus saleh sadah Ba’alawi
dalam mendidik anak. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya robbal
alamiin. RA(*)