Posted on 27 September 2024
Sudah sangat terkenal ungkapan dalam sebuat atsar:
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ عَرَفَ رَبَّهُ
Siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya
Tetapi apakah makna dari ungkapan tersebut?
Makna ungkapan tersebut adalah bahwa mengenal diri merupakan jalan untuk mengenal Allah ﷻ. Ketika seorang manusia menyadari kelemahan dirinya, ketidak-mampuan, kebutuhannya, dan tunduknya kepada aturan; Ia sadar bahwa ia tidak memiliki kuasa untuk mendatangkan suatu manfaat tidak pula menghalaukan bahaya dari dirinya sendiri. Maka kesadarannya itu akan menjadi jalan untuk mengetahui bahwa Ia memiliki Tuhan yang menciptakannya, sendiri dalam mewujudkannya serta memberi berbagai kenikmatan baginya, yang mengawasi semua yang ia lakukan, dan akan membalas semua amal perbuatannya. Itu semua menjadi dalil bahwa ia hanyalah seorang hamba yang harus tunduk kepada Tuhan yang Maha Kuasa, segala urusannya berada dalam kuasa Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.
Demikian pula ketika manusia merenungkan asal penciptaannya, bagaimana mulanya ia tidak ada dan tidak memiliki wujud, kemudian Allah ﷻ menciptakannya bukan karena alasan apapun selain karena sifat mulia dan kepemurahan-Nya. Allah ﷻ menciptakannya dari setetes air mani yang menjijikkan, kemudian membentuknya, membuka penglihatan dan pendengarannya, lalu menjadikannya dalam bentuk yang paling baik, menghiasinya dengan berbagai kemuliaan dan kedudukan yang tinggi dalam agama maupun duniawi. Allah ﷺ berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS Al-Mukminun : 12-14) RA(*)
*Diterjemahkan dari Al-Ajwibah Al-Ghaliyah